Sudah seminggu semenjak kejadian hyunjin diracuni. Keadaan seluruh penghuni baik baik saja. Eunbin juga sudah semakin membaik, namun Jinyoung masih melarang eunbin untuk keluar.
Larangan ketat itulah yang membuat eunbin kesal setengah mati, lalu mengurung diri di kamar.
Hari ini, tepat sebulan setelah siyeon datang ke dunia ini. Yang juga jadwal dimana mereka harus kembali ke perpustakaan itu.
"Yeon, lu udah tau apa aja yang perlu disiapin, kan?" tanya jisung, menggantikan jeno yang sedang berbicara dengan Jinyoung.
"Iya. Walkie talkie nya uda gue pake, kok. Sisanya uda sama jeno" jawab siyeon. Jisung hanya mengangguk, karena peran siyeon tidak bertele tele.
Peran siyeon saat ini adalah menjadi buku catatan mereka. Mengingat semua yang ditemukan, untuk menyatukan informasi bersama felix.
Hyunjin sudah pulih, tapi masih belum boleh banyak bergerak. Seungmin ikut dengan mereka untuk berjaga jaga.
Sesungguhnya, yang akan pergi ke perpustakaan itu hanyalah jeno, siyeon, dan seungmin. Yang lain seperti felix, Jinyoung, dan jisung tetap di rumah. Sanha tidak perlu ditanya, karena dia tidak ada gunanya.
"Ayo berangkat" titah jeno, yang langsung disetujui semua nya. Siyeon dan seungmin langsung ikut masuk ke mobil, memulai perjalanan mereka.
Sesampainya di tujuan mereka, siyeon sudah bisa bersikap seperti semestinya. Mereka masuk ke perpustakaan itu layaknya hanya orang biasa yang ingin membaca buku yang dipamerkan disana.
Saat mereka masuk, jeno langsung mengambil beberapa buku secara acak, begitu juga yang dilakukan siyeon dan seungmin.
Ini mereka lakukan untuk mengulur waktu bagi Jinyoung dan jisung untuk meretas sistem perpustakaan ini. Beruntung jisung bisa melakukan tugasnya dengan baik saat diminta untuk mempelajari cara kerja sistem disini.
Baru saja mereka membuka buku, alarm keamanan perpustakaan tiba tiba berbunyi dengan nyaring. Tak lama, para petugas berlarian kesana kemari, entah sedang melakukan apa.
"Ada apaan nih?" tanya siyeon, lalu terkejut dengan wajah pucat jeno. "Kenapa no?" tanya siyeon lagi.
"Kayanya jejak retasan Jinyoung sama jisung udah ketauan sama pihak keamanan" bisik jeno pelan, agar yang penghuni perpustakaan tidak curiga pada mereka.
Seungmin langsung menghubungi Jinyoung melalui walkie talkie nya. "Jin, kayanya jejak retasan kalian ketauan sama pihak keamanan. Kalian stop dulu, gue gamau nanti lokasi kalian terlacak" bisik seungmin agar tidak menarik perhatian.
"Loh? Kok bisa? Gerbang pertama aja belom gua retas, min. Jisung juga tadi boker dulu, makanya kami telat mulainya" jawab Jinyoung di sebrang sana.
Seungmin lega mendengarnya, namun juga bingung. Kalau begitu, ini jejak retasan siapa? Seungmin cukup yakin, di kota ini yang mau memberontak hanya mereka. Seungmin tau, semua penghuni sinner paradise memang melakukan tindak kriminal sebelumnya, kecuali kelompoknya.
Siapa yang juga berniat memberontak sampai seperti ini? Apakah ada kelompok lain?
Sementara seungmin sibuk dengan pikirannya, jeno tidak ambil pusing setelah mendengar percakapan di walkie talkie nya. "Kita mundur pelan pelan. Ada yang ngga beres. Kali ini kasus nya lebih beresiko dibanding sebelumnya."
Seperti perintah sang leader, mereka mundur namun dengan cara berbaur pada lingkungan agar tidak terlihat mereka sedang menghindari sesuatu.
"Gagal lagi yah.." gerutu siyeon, kesal karena setiap dia ikut, pasti pada akhirnya mereka harus mundur. Menurut perkataan sanha, sebelum siyeon datang, penyelidikan mereka di perpustakaan itu berhasil sebanyak tujuh kali.
"Ngga juga. Kita bakal rapat nanti, lo harus tetep fokus" ujar seungmin dari jok tengah mobil mereka. Siyeon yang duduk di samping jeno meliriknya, lalu membuat jeno mengangguk mengiyakan perkataam seungmin.
Siyeon hanya diam, sampai mereka tiba di rumah.
>°°°°<
>°°°°<
Ternyata yang dipikirkan jeno sama dengan yang ada di pikiram seungmin.
"Jadi, terus gimana?" tanya Eunbin malas. Dia masih kesal karena tidak diizinkan untuk keluar.
"Jeno, tadi abis seungmin ngabarin gue, laptop jisung tiba tiba masuk virus aneh" ujar Jinyoung. Jisung yang mendengar nya juga mengangguk serius.
"Virus?" tanya seungmin, memastikan pendengarannya tidak salah. Jinyoung dan jisung langsung mengangguk.
Jeno masih berpikir, lalu mulai melontarkan isi pikirannya. "Tapi kalo cuma virus, gue yakin itu bukan halangan buat kalian kan?" tanyanya, yang membuat Jinyoung dan jisung saling berpandangan.
"Gue uda nyoba bantu ngilangin virusnya, tapi gabisa." ucap Jinyoung pasrah, lalu ia mengangkat kepalanya kembali dan menatap jeno. "Tapi, gue yakin itu virus yang sengaja dimasukin orang" ujarnya yakin.
Jeno menghela nafas tidak yakin, membuat jisung yang melihatnya langsung membemarkan kata kata Jinyoung. "Gua tidur aja ya gais. Bye" ujar sanha, lalu beranjak pergi ke kamarnya.
Yang lain sudah tidak peduli, karena memang tidak ada gunanya dia di sini. "Kalo pun iya, emang siapa yang masukin?" tanya felix asal, namun ternyata Jinyoung punya jawanannya.
"Gue berhasil ngelacak dia" ujar Jinyoung, membuat semua mata terpaku kearahnya. "Emang bisa????" tanya siyeon ragu, karena menurutnya itu hal yang mustahil.
"Bisa dong! Bae Jinyoung gitu looohhh" ucap Jinyoung penuh percaya diri, yang membuat semuanya memutar mata nya jengah.
"Yaudah, jadi gimana?" tanya seungmin, lalu semua mata tertuju pada jeno setelahnya. "Kita ke sana" ucap jeno mantap, lalu berdiri.
"Send lokasi nya, jin" perintah jeno, membuat Jinyoung langsung bergegas melaksanakannya.
"Eh, gausa deh. Jinyoung seungmin, kalian ikut gua aja" ujar jeno, mau tak mau harus dituruti.
Siyeon ingin ikut, tapi sudah pasti di sana dirinya hanya akan menjadi beban, karena itu siyeon mengurungkan niatnya.
Karena bosan, siyeon menyibukkan dirinya sendiri sampai teringat sesuatu. Dia segera mencari sanha, dan teringat pria itu tidur lagi di kamar nya.
Begitu masuk ke kamar sanha, siyeon kesal sendiri karena keadaan kamar sanha lebih buruk dari kandang sapi.
"Ih, lo jorok banget sih? Ini bekas makanan kemaren kenapa ngga lo taro di dapur biar dicuci?" celoteh siyeon saat menyadari betapa berantakannya seorang sanha.
"Gapapa, yeon. Yang penting tetep ganteng" ucap sanha sambil garuk garuk pantat, terus goleran di kasurnya.
"Ih, kasian deh gua sama bini lo ntar. Diboongin pake muka lo, tau taunya jorok ga ketulungan" ucap siyeon kepada sanha, sampai akhirnya pria itu mulai kesal dan langsung berterus terang.
"Lo mau apaan sih, yeon? Gue tau lo kemari lagi ada maunya" ucap sanha, yang langsung membuat aktivitas siyeon terhenti.
"Iya, san. Gua mau nanya sesuatu" ucap siyeon serius, lalu sanha duduk rapih bersiap menjawab siyeon. "Lo... Ngapain sampe bawa borgol?" tanya siyeon lebih serius.
"Hah?"
>~~~~<
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinner paradise | 00 line [END]
Fanfiction"Kami Pendosa? Sampah? KALIAN GA NYADAR, KALO KALIAN SENDIRI SAMPAH?" ©2018, Cleovandeel Genre: Mistery/Thriller Was #2 in hastag 00line Start: 15/5/18 End: 17/9/19