°16: Auch

1.7K 367 25
                                    

"HOEEEKKKKK" jisung memuntahkan semua isi perutnya. Sesekali, keluar air dari hidungnya.

Felix hanya bisa memijat pundak jisung agar muntahannya keluar dengan baik, sedangkan jaemin menyiapkan air minum dan handuk basah.

Jisung segera mengambi handuk basah yang disodorkan jaemin, dan membersihkan sisa muntahan di mulutnya. Jisung meneguk air yang ada, lalu terduduk lemas.

"Masih mual, jis?" tanya felix, dan jisung hanya menggeleng. Setelah jisung beristirahat selama satu jam, tiba tiba saja felix memecahkan keheningan.

"Jaemin, gue yakin lo masih bingung dengan semua nya. Tapi gue bakal ngasi tau satu per satu ke lo" ujar felix, sebelum akhirnya berdiri dan mengambil beberapa map yang ditumpuk rapi.

Jaemin hanya memandang semua itu bingung, lalu felix menatapnya. "Lo mau gue mulai dari mana?" tanyanya.

Jaemin diam sebentar, tak yakin akan pertanyaannya. Namun pada akhirnya, pertanyaan itu tetap dilontarkan.

"Kenapa... Eunbin bisa begitu? Gue tau sedikit tentang sinner paradise, tapi gue ga tau kalo ada yang nyiksa penduduk di sini. Setau gue, udah perjanjiannya begitu. Apalagi kalo sesama penduduk yang ngelukain dia, lebih ga mungkin lagi. Kita diberi peraturan ga boleh buat onar, kan?" tanya jaemin, diiringi pendapatnya.

"Kalo yang itu gue sendiri kurang tau. Gue kira lo bakal nanya soal sinner paradise" ujar felix, tak menjawab pertanyaan jaemin.

Namun jisung yang tengah berbaring, menjawab pertanyaan jaemin, mungkin?

"Jae, mungkin aja penduduk lain pelakunya. Peraturan ga boleh buat onar? Emang yang kita kerjain selama ini tuh bukan buat onar? Kita tetep udah ngelanggar peraturan yang paling dilarang keras buat dilakuin" celoteh jisung panjang lebar, yang menurut mereka ada benar nya juga.

"Kalo gitu, gue mau liat apa yang udah kalian temuin aja" ujar jaemin, yang membuat jisung sedikit bingung. Lain dengan felix yang tidak keberatan dengan permintaan jaemin.

Felix mulai mengeluarkan beberapa kertas, namun tangannya ditahan oleh jisung. "Kenapa jis?" tanya felix, tidak mengerti dengan tindakan jisung.

"Yang lo tulis itu banyak yang masih asumsi kita, Nanti jaemin susah buat ngebedainnya. Pake data dari flashdisk gua aja, biar jaemin baca di laptopnya sendiri. Lagian ini uda malem, lu bedua buruan tidur" ujar jisung yang langsung disetujui dua manusia di hadapannnya.

"Flashdisk lu dimana?" tanya felix dan jisung menyodorkan benda yang sedari tadi ada di dalam saku nya.

Jaemin segera mengambilnya lalu berlari keluar. Jisung merasa sedikit curiga karena jaemin merampasnya lalu berlari, namun kecurigaannya hilang saat melihat jaemin berlari masuk ke toilet. Mau boker mungkin.

>°°°°<




















>°°°°<

"Ngghh" lenguhan pelan keluar dari mulut eunbin. Sangat pelan, namun cukup untuk membangunkan Jinyoung. Jinyoung yang tadinya tertidur langsung terbangun dan menggenggam tangan gadis itu.

Wajah eunbin tidak terlihat, karena terlilit perban. Yah, wajahnya tidak bermasalah, namun bagian belakang kepalanya pecah.

Jinyoung mengumpulkan tenaga untuk mengeluarkan suaranya, "eunbin?" pangilnya pelan, namun tak direspon oleh orang yang dipanggilnya.
Jinyoung hanya menghela nafas, mencoba menjernihkan pikirannya sekali lagi.

Tak lama, sanha masuk tanpa mengetuk. Kurang ajar seperti biasanya. Tapi tenang, dia membuka pintu dan berbicara dengan pelan. "Jin, lo ada liat jeno ngga?" tanyanya, yang dijawab gelengan Jinyoung.

"Seinget gue, tadi pas gue bawa eunbin, kalian berempat sama jeno, kan? Terus jeno pergi bareng hyunjin. Tanya sama dia aja" ujar Jinyoung, dengan mata terpejam. Yah, tak dipungkiri dia memang kelelahan.

Sanha hanya keluar, untuk mencari hyunjin. Mencari hyunjin untuk mencari jeno. Namun saat dia berjalan, dia tak sengaja menabrak siyeon yang membawa toples berisi biskuit, dan menjatuhkannya.

"eEEEHH MAAP, GA SENGAJA SUMPAH. YEON, AMPUN-"

"yeon?" aneh. Biasanya, siyeon akan mengamuk dan menjewer sanha jika dia melakukan kesalahan. Namun lain kali ini, siyeon hanya begong dan memungut biskuit yang jatuh, lalu tersenyum kearah sanha.

"Gapapa san, gue juga minta maaf" ujar siyeon, lalu pergi entah kemana. Sanha seketika merinding. Bukan, ini bukan siyeon yang biasanya ia kenal. Memang, siyeon selalu menganiayanya, tapi ia lebih suka siyeon yang galak.

"Anjing, ngapa sih? Aura ni rumah serem amat dah, berasa jadi peserta dunia lain" gumam sanha sambil memeluk kedua lengannya. Yah, nyatanya sih, sanha emang lagi ada di dunia lain. Gaada setannya, tapi isinya? Gatau.

Sanha melihat hyunjin yang duduk di meja dapur, menghampirinya dan bertanya, "Hyunjin, jeno kemana?" yang ditanya malah menggeleng dan mengusirnya.

Yauda, sanha jalan lagi dan ketemu seungmin yang uda bonyok dengan gagang cobek obat/? (Apasiii namanya yg buat ngehalusin obat itu??) ditangannya. "Min, Anju lo kenapa? Kok bonyok ginih?" sayang seribu sayang, perhatian dari sanha malah dibuahi omelan seungmin.

"Minggir lu, gua lagi mau sendiri" tekas nya lalu pergi ninggalin sanha yang cengo sendirian. Ini beneran masuk dunia lain. Buktinya secara beruntun, berbagai mahluk ngelewatin sanha.

Sampe akhirnya, sanha ke teras belakang buat ngirup uda segar. Dan disanalah, ia menemukan jeno.

Oh tolong, ini mengeringan (Pt.2)

>~~~~<

TBC

Iya maap buat chap ini gua ngaco banget. Lagi kesel soalnya.

Ini hari jumat uda ga ujian lagi, tapi disuruh masuk sekolah buat SENAM. Buat nilai Pjok, katanya.

WOY GILA APA GIMANA HAH INI PUASA GIBLIQ, MANA HAUS KAN

:(

Sinner paradise | 00 line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang