Ibu

28 9 3
                                    

Hari ini aku bercerita bersama Ibu.
Hari ini aku tertawa bersama Ibu.
Hari ini aku makan waffle bersama Ibu.
Hari ini, akhirnya aku bisa berbicara puas dengan Ibu.

Aku sangat merindukan sesuatu yang seperti ini sedari dulu.

Aku bercerita banyak sekali pada Ibu. Ibu hanya tersenyum. Terkadang Ibu juga tertawa, padahal ceritaku tidak lucu.

Aku mencurahkan isi hatiku pada Ibu. Ibu merespon denga tenang dan menenangkan. Terkadang Ibu juga sedikit menasehatiku dengan tegas.

"Kamu itu pelajar. Kamu itu anak Ibu. Kamu ya kamu. Gak perlu jadi orang lain untuk bergaul," tutur Ibu.

Aku tersenyum. Hatiku bergetar mendengar penuturan dari mulut Ibu.

"Kalau mau sukses, jangan jadi orang lain. Cukup jadi diri kamu sendiri yang berjuang tanpa lelah. Itu udah buat orangtua bangga."

Woah!

Ibu berkata serius. Aku merinding dibuatnya. Tetapi, aku senang.

Ibu, kau sosok perempuan yang kuat dan multitalenta.

Ibu, kau adalah lambang cinta abadi dan pengorbanan yang hakiki.

Ibu, kau adalah sosok perempuan utusan illahi di muka bumi.

Sayapmu memang tak terlihat. Namun, kasih sayangmu terus ada sepanjang masa.

Ibu, sehat dan panjang umur lah untukku. Doaku selalu menyertai Ibu. Walaupun tanganku tak sampai memelukmu sepanjang masa, tetapi izinkan aku untuk memelukmu setiap hari, semampuku.

Aku sayang Ibu.

Aku juga sayang Bapak.

Salam dari anak kecilmu

------------

Selamat hari kartini!

salam dari author Yan dan Yu, saranghae^^

the last sentence; goresan halusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang