Autor Pov.
Elora menatap Basil sinis. Ia sudah sadar dan kini tengah menatap Basil yang berusaha memberinya makan.
"Makanlah Elora, aku tidak akan melarangmu lagi." Keluh Basil.
Elora bersedekap membuat dadanya membusung tak sengaja.
"Kenapa tidak kau lanjut rencanamu membalas dendam padaku?."
Basil menggeram frustasi.
"Lupakan! kau makan atau aku akan berubah pikiran dan membiarkan maag mu kambuh lagi!."
Harus! Elora memang harus diancam. Dan dengan enggan Elora menerima nampan berisi makanan lezat dari Basil. Basil menyeringai, ia memang selalu punya cara agar Elora menurutinya.
"Aku tidak tahu kau punya penyakit maag." Ucap Basil sambil menatap Elora yang melahap makananya. Elora mendelik.
"Kenapa? kau takut?."
"Tentu saja!." Sahut Basil cepat.
Eh? Elora tersentak, Basil berdecak lalu memberika Elora minum.
Elora menatap Basil penasaran akan kata-katanya barusan dan Basil menyadari itu.
"Tentu saja aku takut...Jika kau terus terusan maag, aku tidak bisa menggodamu lagi." Cetus Basil.
What the hell!. Elora meletakan nampannya kembali pada Basil, Basil mengernyit.
"Kalau begitu lebih baik aku terus terusan maag dari pada kau menggodaku terus." Cetus Elora.
Basil terkekeh, sifat kanak kanak yang seharusnya membuat Basil minder tapi sekali lagi entah kenapa pada Elora ia tidak minder sama sekali.
"Jangan egois, Elora. Kau sendiri yang akan menanggungnya." Ketus Basil menanggapi sikap Elora yang masa bodoh.
Bibir seksi Elora mencebik lalu ia mengambil lagi makanannya dan melahapnya. Basil menyeringai, tangannya terulur mengacak gemas ujung kepala Elora.
Tindakan itu membuat Elora terdiam, ia menatap Basil. Duhh pantaskan dia dijadikan Kakak tiri?, Nampaknya Basil memang lebih pantas dijadikan pria nya Elora. Elora menggeleng kuat menampik pemikiran konyolnya lalu ia tidak sadar akan menyuapkan sendok kosong kedalam mulutnya.
"Memikirkan ku kan, sampai tidak sadar sendok mu kosong."
"No." Elora membuat bunyi dentingan antara sendok dan piring, suatu kebiasaan Elora jika sudah kenyang.
"Huffttt, aku kenyang." Setelah mengatakan itu tanpa basa basi Elora merebahkan dirinya diranjangnya, Basil terkekeh.
"Jika masih lapar katakan, aku akan membawakanya lagi untukmu." Ucap Basil seraya turun dari ranjang Elora, ia tidak ada niatan menggoda Elora. Tidak ada niatan? larat! BELUM ada niatan! itu yang benar.
Elora melambaikan tanganya sambil memejam mata tanda ia benar-benar kenyang.
"Istirahatlah." Ucap Basil lembut.
Elora tertegun sejenak, sejak dirinya jatuh pingsan Basil selalu memberikan perhatian padanya dan apakah Elora tega tidak berterima kasih? ugghh.
"Tunggu!." Cegah Elora ketika Basil akan membuka pintu kamarnya, Basil berbalik mendapatkan Elora sedang bersandar kembali dikepala ranjang sambil menggigit bibir bawahnya.
"Kau lapar? atau maag mu kambuh lagi?." Ada nada cemas disana yang membuat Elora semakin tertegun. Tidak! ia tidak boleh luluh! bisa saja itu rencana bejatnya Basil.
"Emm, tidak." Ucap Elora disertai gelengan. Kedua alis hitam Basil bertauatan.
"Lalu?."
"Emmm.....Thanks for anything." Lirih Elora pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR RELATIONSHIP (PLAY STORE) ✔
RomanceSudah terbit E-BOOK. Dapatkan versi lengkap dan next chapternya di PLAY STORE Link OR ebook https://play.google.com/store/books/details?id=OmpbDwAAQBAJ A Naughty Romance Elora Barclay : Kau Kakak ku, Basil! dasar gila, mesum, tidak tahu diri!. Basil...