Author Pov.
2 Bulan kemudian....
Elora dan Basil menyimak apa yang tengah seorang Dokter kandungan tuturkan pada mereka, mengingat usia kandungan Elora yang sudah 9 bulan dan Dokter itu memprediksi hanya tinggal menghitung hari lagi Elora akan melahirkan buah hati mereka. Rasa senang turut melingkupi pasangan bahagia tersebut terlebih Dokter mengatakan Ibu dan calon anak dalam keadaan sangat sehat hingga perasaan takut akan terjadi hal yang membahayakan keselamatan Elora kian menipis dalam perasaan Basil.
Memastikan Elora dan calon Anak mereka baik-baik saja adalah tugas Basil. Tugas umum, utama, prioritas seorang Suami dan calon Ayah. Tidak tanggung-tanggung Basil berperan sebagai Suami siap siaga selama ini, ia terlalu posesif, apa-apa yang dikerjakan Elora selalu dibawah pengawasanya. Untuk perihal kuliah, Basil sudah mengambil ijin sebelum usia kandungan Elora 5 bulan tanpa sepengetahuan Elora, awalnya Elora kesal tapi ketika mendengar penjelasan dari Basil Elora pun mengerti kalau pria itu over protektif padanya dan calon Anak mereka.
Sementara Elora, masa kehamilanya menjadi masa terindah baginya pasalnya ia bebas memperlakukan Basil termaksud melarang pria itu menyentuhnya lebih. Basil itu pria yang tidak bisa menahan diri jika didekat Elora, gairah akan segera menyulut dan tidak tahu menahu tiba-tiba saja Basil menyerang dan berkat kehamilanya Elora bisa menahan gairah Basil dengan alasan janin mereka. Apa yang bisa Basil lakukan? dia pasrah sepasrah pasrahnya. Apalagi ketika Elora sengaja menggodanya dengan berpakaian seksi, yang hanya bisa Basil lakukan adalah menutup mata dan pura-pura tidak peduli pada gairah yang menggebu.
Tentang keharmonisan, sejauh ini berjalan lancar, mereka saling mengerti tapi tidak berarti kemanjaan akut Elora berkurang.
Seperti halnya saat ini, mereka baru saja kembali dari rumah sakit dan kini Basil tengah dihadapkan dengan kemanjaan Elora. Wanita perut besar itu bergelayut manja dilengan Basil sementara Basil tengah mengecheck pesan dari kepercayaanya tentang kondisi Perusahaan. Yeah Basil seakan vaccum tak menyentuh pekerjaanya hanya demi fokus mengurus Elora.
"Basil berhenti bermain ponselmu dan letakan jauh-jauh, radiasinya tidak baik untuk kandunganku." Gumam Elora lembut.
Basil terkekeh, itu benar dan untung saja Basil sudah selesai dengan urusan dunia bisnisnya. Basil mendaratkan ponselnya disofa kamar yang berjarak 10 meter dan hebatnya mendarat dengan pas disana.
Elora tertawa pelan.
"Kenapa dilempar?."
Basil menoleh melebarkan senyum lalu mengecup puncak kepala Elora.
"Tidak ada cara lain, kau sedang memeluk lenganku dan jika ku minta lepaskan sebentar kau pasti tidak akan mau, benarkan."
Itu adalah kenyataan. Elora suka dengan posisi menempelkan pipinya dilengan kekar Basil lalu salah satu telapak tangan pria itu akan mengelus perutnya, Elora sangat suka.
"Itu benar." Gumam Elora semakin memeluk lengan Basil.
Basil terkekeh, ia melirik jam dinding yang menunjukan sudah pukul 8 malam waktunya untuk Elora tidur. Basil tidak pernah membiarkan Elora terlambat tidur dari waktu yang sudah ia tetapkan.
"Time to sleeps, tapi sebelumnya ijinkan aku membuatkan susu untukmu." Ucap Basil seraya mencubit gemas hidung Elora.
Elora tersenyum lebar sambil melepas dekapanya.
"Aye-aye." Sahut Elora.
Basil tersenyum gemas ia bangkit berdiri sambil mengelus pelan perut Elora yang semakin membesar. Entah apa jenis kelaminnya karena sampai sekarang Elora dan Basil tidak ingin menchecknya mereka ingin itu sebagai sebuah kejutan saat waktunya tiba nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR RELATIONSHIP (PLAY STORE) ✔
RomanceSudah terbit E-BOOK. Dapatkan versi lengkap dan next chapternya di PLAY STORE Link OR ebook https://play.google.com/store/books/details?id=OmpbDwAAQBAJ A Naughty Romance Elora Barclay : Kau Kakak ku, Basil! dasar gila, mesum, tidak tahu diri!. Basil...