Autor Pov.
Elora terlonjak kaget saat membuka pintu kamar, Basil mengejutkanya dengan berdiam diri di depan pintu kamar Elora. Elora mendengus.
"Aku mau kuliah tiada waktu untuk meladenimu." Ketus Elora. Basil tersenyum.
"Aku ikut." Cetus Basil
"What?."
................................................................................
Tidak ada yang bisa Elora lakukan selain menatap pria gila dihadapanya, ya Basil memaksa ikut Elora kuliah dan sekarang mereka tengah berada dikeramian kantin. Seluruh mata tertuju pada mereka.
Elora mendengus saat Basil menyedot jusnya.
"Tidak adakah pekerjaan lain selain mengikuti ku kuliah?."
Basil menggeleng. Elora mencebik. Ini sudah siang dan sampai saat ini mereka menjadi tontonan.
"Kau alumni, lihat mereka semua menatapmu!." Gerutu Elora.
Basil mengedikan bahunya tanda tidak peduli. Tatapan orang berbagaimacam terarah pada mereka. Elora melirik jam tanganya lalu memutar bola mata kesal.
"Masih ada satu kelas lagi tapi karena kau, aku terpaksa bolos." Cetus Elora.
Nahhhh itulah yang Basil tunggu-tunggu sejak tadi. Membuat Elora bolos.
"Ayo." Elora meletakan 2 lembar dollar diatas meja.
Basil tersenyum simpul, ia bangkit menyusul Elora.
"Elora? kemana?." Tanya Bambam yang baru menemukan Elora, ia tersentak menatap Basil di belakang Elora.
"Pulang, jika Dosen mencari katakan...Perut ku bermasalah." Ucap Elora sambil menepuk bahu Bambam. Bambam mengangguk paham ohhh tatapanya jatuh pada seorang Basil yang sangat tampan dan hot, ingat! Bambam, gay.
Elora menyadari arah tatapan Bambam lalu tersenyum geli.
"Jangan dia, Bam." Goda Elora, Omg! Bambam bersemu malu. Dan Basil, jijik.
"Hahaha, oke! good bye." Elora kembali melangkah sambil melambai pada Bambam dan Basil segera mengikuti Elora. Ia risih ditatap Bambam.
"Kenapa dengan temanmu?." Tanya Basil menjejeri langkah Elora. Elora tersenyum.
"Dia menyukaimu." Cetus Elora.
Dan Basil bergidik, sekarang ia tahu teman Elora itu tidak normal.
"Elora!." Seru seseorang dibelakang mereka, Elora dan Basil berbalik.
Disana ada Gilbert dan Spade.
"Shit!." Umpat Gilbert lalu berputar arah. Ia baru tahu ada Basil disisi Elora. Elora tersenyum senang, sudah pasti Gilbert mengindar karena ada Basil.
"Ayo sebelum ada lagi yang menerikan namaku." Kekeh Elora. Basil terkekeh lalu mereka berjalan dengan cepat menuju parkiran.
...............................................................................
"Hmmhhh, ternyata sesekali bolos tidak buruk juga." Gumam Elora sambil merebahkan diri dipadang rumput tepat dibawa pohon yang sangat besar sehingga menutupi dirinya dari sinar matahari.
Basil menyeringai, ia juga melakukan hal yang sama. Mereka menatap dedaunan yang menutupi langit dari pandangan mereka.
"Hmmm orangtua kita jarang sekali menghubungi kita ya." Ucap Elora.
Basil tersenyum. "Biarkan saja."
"Apa yang sedang mereka lakukan?." Tanya Elora nakal.
"Tidak tahu."
"Munginkah membuat Adik?." Elora terkekeh.
"Aku yakin tidak akan bisa." Cetus Basil.
"Kenapa?."
"Karena mereka sudah tua." Sahut Basil.
Elora mendengus.
"Kau tidak ingin punya Adik?."
"Tidak."
"Kenapa?."
"Tidak tahu."
"Apa karena Aku sudah menjadi Adik mu?."
Basil mendengus.
"Kau bukan Adik ku."
Elora mengernyit.
"Adik tiri?."
"Bukan juga." Tukas Basil.
"Lalu?."
"Kau, Elora. Gadis cantik dan menggairahkan yang pasti bukan Adik ku."
Cihhh, Elora mencebik.
"Lalu, aku ini apa dimatamu sesungguhnya?."
Seorang gadis yang ingin ku bawa pergi jauh dari hubungan gila ini! aku tidak sudi kau menjadi Adik ku.
Elora menoleh menatap wajah Basil, Basil memejamkan mata.
"Basil?."
"Hemm?."
"Kau belum menjawab."
Basil membuka matanya lalu menoleh menatap Elora.
"Lalu, aku ini apa dimatamu sesungguhnya?." Basil balik betanya.
Kau pria mesum yang entah kenapa tidak pernah ku setujui menjadi Kakak tiri ku...Aku merasa ingin membangun hubungan lebih dengan mu.
Mereka terdiam saling tatap. Tatapan mereka saling menyiratkan sesuatu. Basil terkekeh.
"Aku tahu, kita sama sama tidak bisa menjawabnya." Ucap Basil.
"Benar." Lirih Elora mengakui kebenaran yang ada.
Kemudian mereka saling diam lagi, cukup lama sampai Basil mengeluarkan suara duluan lagi.
"Elora." Lirih Basil.
"Ya?."
Basil menopang kepalanya dengan tanganya, menatap Elora dalam.
"Boleh aku mencium mu?."
Deg.
"Basil." Lirih Elora, ia tidak tahu harus berkata apa.
Basil tersenyum, ia mendekatkan diri lalu mendaratkan bibirnya dikening Elora. Cukup lama dan itu membuat Elora diam seribu bahasa, rasanya seperti terbang entah kemana.
Basil tersenyum lagi lalu memosisikan dirinya keseperti semula, menatap keatas kemudian memejamkan matanya sambil tersenyum. Sementara Elora seakan baru saja terhempas kembali ke bumi, bersemu malu.
Ohhh Tuhan, apa yang sedang Kau rencanakan pada kami?. Sial! baik Elora mau Basil sama mempertanyakan itu dalam hati mereka.
................................................................................
😩😩😩 Part terpendek sepanjang sejarah aing....
Gimana ngefeel?.
Next?? yooo, bisa tapi ntar...
See u 😘😚😙
![](https://img.wattpad.com/cover/145182597-288-k413640.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR RELATIONSHIP (PLAY STORE) ✔
RomanceSudah terbit E-BOOK. Dapatkan versi lengkap dan next chapternya di PLAY STORE Link OR ebook https://play.google.com/store/books/details?id=OmpbDwAAQBAJ A Naughty Romance Elora Barclay : Kau Kakak ku, Basil! dasar gila, mesum, tidak tahu diri!. Basil...