Happy Reading
.
.
Untuk pertama kalinya God terdiam kaku dan merasa gugup hanya karena sebuah tatapan dari seseorang yang baru saja ia temui. Wajahnya lah yang begitu menarik perhatiannya. Bahkan dari kegelapan ini dapat terlihat seseorang ini memiliki kulit putih yang halus. Bibir pink nya begitu mungil. Walau sebagian kepalanya tertutupi oleh hoodie yang ia pakai. Namun sedikit dapat terlihat rambut halusnya yang hitam dan sedikit basah oleh keringat. Sungguh keindahan ini menutupi kegelapan yang ada dimalam itu.
Tapi sangat disayangkan. Seperti tuhan tidak mengizinkan God untuk menatap keindahan tersebut untuk waktu yang lama. Pemilik keindahan tersebut yaitu Bas dengan cepat berlari pergi setelah sadar bus yang ia tunggu tunggu mulai berjalan pergi. Dengan bergegas Bas masuk kedalam bus.
Dalam seperkian detik semuanya hilang. Butuh waktu beberapa menit bagi God untuk menyadarkan dirinya. God mulai berpikir apakah mungkin yang baru saja terjadi hanya mimpi.
"Bahkan aku belum sempat berterimakasih padanya." Gumam God sambil terus mengelus perut munich di gendongannya.
"Sial."
.
Sejak kejadian malam itu God selalu penasaran dan ingin sekali bertemu kembali dengan Bas. Oleh karena itu God selalu menyempatkan untuk melewati halte bus tempat mereka bertemu pada waktu yang sama persis di waktu pertemuan mereka.
Namun hampir satu pekan usahanya tersebut tak pernah membuahkan hasil. Tapi saat itu God tak mudah menyerah. Ia terus berharap bisa menemui Bas.
Bahkan God sempat dengan sengaja meletakkan munich di halte tersebut. Mungkin dengan begitu takdir keberuntungan munich dapat mempertemukannya dengan Bas.
Sayangnya God memang harus menelan pil pahit karena sudah berbulan-bulan ia tak bisa menemukan keberadaan Bas. Sedikit demi sedikit harapan itu berubah menjadi impian. Hingga impiannya tersebut ia tuangkan dalam lukisan yang sudah hampir satu tahun ini sering ia buat. Yaitu lukisan potret wajah Bas yang digambarkan God saat pertama kali ia melihatnya.
Tak terhitung sudah berpuluh puluh lukisan yang ia buat. Setiap malam memang God selalu menyempatkan diri untuk melukis wajah Bas dikala keinginannya untuk melihat Bas begitu membuncah. Wajah Bas tak pernah gagal menghipnotis God sehingga membuatnya tersenyum dalam diam.
"Malaikatku."
Hanya itu yang diucapkan God sebagai pujian akan keindahan tersebut.
.
Bas Suradet Piniwat seorang mahasiswa jurusan seni di kampus ternama Chulalongkorn University. Bas berasal dari keluarga yang sederhana dan memiliki satu orang adik perempuan yang tak kalah imut seperti dirinya. Berprofesi sebagai penyanyi kafe merupakan pekerjaan sampingan yang ia lakukan hanya untuk sekedar hoby dan juga menghabiskan waktu luangnya.
Namun akhir-akhir ini Bas sudah tak melakoni hoby nya tersebut, dikarenakan kesibukan kampus yang banyak menyita waktunya. Bas ketika itu single atau bisa dibilang tak memiliki kekasih sama sekali. Namun kini setelah satu tahun menimba ilmu di kampus tersebut Bas dipertemukan dengan seorang lelaki tampan dan baik bernama Joss Wayar.
Joss adalah mahasiswa tingkat akhir yang tak lama lagi akan menyelesaikan study nya. Awal permulaan hubungan mereka tentu saja Joss yang pertama kali menyukai Bas dan menyatakan cintanya pada Bas. Bagaimana perasaan Bas?
Bisa dikatakan Bas mengagumi P'Joss seperti itu biasanya Bas memanggilnya. P'Joss orang yang sangat baik, murah senyum dan sudah banyak membantunya dalam melewati masa-masa awal perkuliahannya. Butuh waktu lama hingga akhirnya Bas memutuskan untuk mulai menjalin hubungan dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/138626959-288-k500828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Munich
FanfictionMunich adalah seekor kucing jantan yang dimiliki oleh lelaki bernama God Itthiphat Thanit. Entah takdir apa sehingga melalui si kucing ini God dipertemukan dengan sang pujaan hati yang merubah dirinya menjadi pribadi lain atau orang lain menyebutnya...