Confused

429 80 8
                                    

Happy Reading

.

.

Memujanya menjadi kegiatan yang tak ada habisnya. Beribu kali memandangnya tak pernah memuaskan rasa kagum itu. Jika hanya dengan kejahatan bisa memilikinya. Maka ia tak ragu menyingkirkan apapun yang menghalanginya demi mendapatkan sang pujaan itu.

.

God menatap Bas kagum. Ekspresi Bas kali ini sedang mengedipkan matanya berkali-kali akibat rasa kagetnya.

Apa aku tidak salah dengar. Batin Bas

Dalam hati God berkata ia sangat mengharapkan Bas mau meninggalkan kekasihnya dan menjadi miliknya. Ini adalah isi pikiran God selama beberapa hari ini. Memang terdengar jahat namun ini semua karena God tak kuasa terus menerus membohongi perasaannya sendiri.

"Bagaimana Bas?" Tanya God.

Bas tersadar dari rasa kagetnya. Ia kemudian menggelengkan kepalanya cepat lalu berlari begitu saja meninggalkan God yang tersenyum gemas akibat kelakuan pujaan hatinya tersebut.

Sementara disisi lain Bas kebingungan. Dia tak tahan berada dalam situasi itu. Dan akhirnya tersadar mengapa dia harus berlari?

"Benar-benar memalukan."

.

Satu hari berlalu sejak seminar tersebut. Bas tak dapat berpikiran apapun lagi selain memikirkan pelukis handal God itthipat. Sempat Bas berpikir mungkin saja hari ini orang itu dengan tiba-tiba ada dikampusnya dan bertemu dengannya.

Sampai akhirnya beberapa hari berlalu begitu saja dengan cepat. Hari-hari itu dilalui Bas dengan biasa saja. Kini ia sudah kembali lagi bekerja di kafe Two Moons. Bahkan Bas sudah tak takut lagi pergi ke taman sekitar kafe tersebut. Bas juga sudah kembali pulang dengan menggunakan bus. Padahal sebelumnya kita tahu Bas ketakutan karena tak ingin di ikuti oleh seorang lelaki bernama God.

Jujur saja beberapa hari ini meskipun dikatakan lancar, namun itu tak terjadi sama sekali bagi pikiran Bas. Bas terus saja berusaha berpikiran berbagai alasan atas kejadian terakhir kali saat bersama God. Meskipun semuanya sia-sia, Bas pasti akan kembali memikirkannya lagi.

Sampai akhirnya ia bertemu kembali dengan munich. Ya! Bas bertemu munich di halte bus tempat pertama kali semua kejadian aneh yang menimpa Bas terjadi.

"Astaga!" Bas kaget melihat munich.

Sungguh ini seperti de javu.

"Apa maksudnya ini?!" Ucap Bas pelan.

Ia terus mengedarkan kepalanya takut-takut God datang kepadanya.

10 menit berlalu tak terjadi apapun. Ia telah melewatkan Bus yang seharusnya ia tumpangi. Bas hanya duduk disamping munich dan menyaksikan segala tingkah menggemaskannya.

"Arghh. Apa yang kamu harapkan Bas?!" teriak Bas sambil mengacak rambutnya.

Mana mungkin dia berharap bertemu dengan P'God. Bas tak mau mengakui itu. Ia tak mau mengakui bahwa sebenarnya selama beberapa hari ini kehadiran God sudah mengganggu pikirannya.

Dari kejauhan sinar lampu mobil terlihat menghampiri halte tempat ia duduk. Jelas itu adalah bus terakhirnya. Bas tak boleh melewatkannya atau dirinya harus pulang menaiki taxi yang tentu saja tak ramah dengan isi dompetnya.

Bas kemudian berdiri bersiap-siap untuk naik. Sambil menatap iba pada munich yang tertidur pulas. Bas sekali lagi mengedarkan pandangannya berharap sang pemilik kucing datang dan membawa pulang munich.

Because of MunichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang