Who Are You?

494 93 15
                                    

Happy Reading

.

.

"Bas."

Bas tersadar dari lamunannya.

"Kamu sedang memikirkan apa sih?" Tanya teman satu kampus Bas.

Sudah satu minggu lamanya Bas disibukkan oleh kegiatan perkuliahan. Wajar saja karena Bas merupakan mahasiswa semester awal. Akhir-akhir ini Bas menjadi banyak melamun. Bukan melamunkan masalah kampusnya, namun melamunkan kejadian terakhir yang menimpanya.

Sejak ia merasa diikuti oleh orang asing, Bas tak pernah lagi pergi ke taman tersebut ataupun bekerja di kafe milik Tee. Ia masih belum berani untuk melenggang sendiri berada dalam situasi seperti saat itu.

"Bas. Kau jadi ikut kan ke acara siang ini?" Tanya teman Bas yang bernama Copter.

"Tentu saja."

Yang baru saja dibicarakan Copter adalah acara kampus berupa seminar yang diselenggarakan oleh fakultas seni. Tentu saja Bas harus menghadirinya karena fakultas dia sendiri yang menyelenggarakannya. Jika tidak bisa-bisa Bas akan dimarahi oleh para seniornya.

Bas memang kurang menyukai acara yang hanya mengharuskan dia duduk manis berlama-lama. Bas lebih menyukai ilmu yang dipraktikan langsung. Tapi mau bagaimana lagi, sahabatnya ini pun begitu sangat antusias ingin mengikutinya.

Padahal Copter sendiri bukanlah dari fakultas seni, ia berbeda dari Bas yang berkuliah di fakultas kedokteran. Meskipun begitu, Copter tetap menyukai hal-hal yang berbau seni. Selain itu, Bas juga tahu disamping karena Copter tertarik dengan acara ini ternyata ada maksud lain dibaliknya.

Copter menyukai salah satu senior Bas. Ia adalah Kimmon lelaki tampan dari fakultas seni. Bas ingin rasanya tertawa terbahak-bahak melihat begitu terobsesinya Copter hanya untuk melihat P'Kim.

"Bas. Lihatlah P'Kim itu."

"Hari ini dia tampan sekali." Ucap Copter kagum.

Bas menggelengkan kepalanya.

"Jadi sekarang kau puas?"

"Ya. Sangat puas Bas. Aku harap acara ini tidak cepat berakhir."

Copter memang sudah terjerat oleh pesona Kimmon. Ia akan seperti ini jika berada cukup jauh dari P'Kim. Tapi kemudian dia akan menciut seperti orang yang bisu ketika bertemu langsung dengan P'Kim. Sungguh cinta yang terpendam.

.

Acara dimulai seperti biasa dimana ada sambutan dari pihak kampus dan perwakilan mahasiswa. Bas sudah merasa bosan rasanya. Haruskah ia keluar saja dari sini.

Bas hendak berdiri dan pergi keluar. Tapi saat itu juga semua orang ikut berdiri bersamanya bertepuk tangan dan bersorak kagum. Bas bingung ada apa ini. Memangnya siapa yang baru saja mereka soraki sampai berteriak kencang seperti itu.

Dengan cepat Bas berusaha berjinjit untuk melihat kearah panggung yang cukup tertutup oleh ulah para penonton di depannya. Dan setelah rasa penasarannya akhirnya terobat disaat itu juga Bas terkejut. Itu God.

Mengapa orang aneh penyuka kucing itu ada diatas panggung? Dan mengapa semua orang bersorak? Siapa orang ini sebenarnya? Batin Bas.

God seperti biasa tampan dengan dibalut jas berwarna putih. Saat God menaiki panggung semua orang yang ada disana berteriak histeris. Semua orang disana kagum dengan ketampanan God. Akhirnya narasumber yang ditunggu-tunggu datang.

God sengaja diundang oleh pihak kampus sebagai narasumber karena dirinya telah menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional oleh karya lukisannya yang fenomenal. Disana God menceritakan pengalamannya sehingga ia sampai menjadi seperti ini. Tak lupa ia juga memberikan tips-tips mengenai bagaimana caranya melukis yang baik.

Because of MunichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang