Happy Reading
.
.
Bunyi decakan saliva yang berasal dari ciuman God terdengar eksotis. God terus melanjutkan kegiatannya walaupun tak ada respon apapun dari sang pemilik bibir yang sedang ia lumat itu selain diam membiarkan God memonopoli bibirnya.
Sesekali bunyi desahan terdengar dari mulut Bas. Tangan Bas memeluk erat pinggang God seperti tak tahan akan perlakuan ini. Respon Bas semakin membuat tangan God yang merengkuh wajah Bas kini bergerak menuju leher Bas dan mengelusnya dengan lembut. Sontak saja itu membuat Bas menggelinjang geli.
Tubuh bagian bawah God memanas. Bibir ini benar-benar terasa manis dan lembut baginya. Sebelum ia tak dapat mengontrol dirinya, dengan cepat God melepas pagutannya. Napas keduanya tersengal sengal mencoba menghirup udara sebanyak mungkin yang mereka bisa.
Sambil menundukkan wajahnya, Bas menyembunyikan wajahnya yang sangat memanas. Hanya satu pertanyaan yang ada dipikirannya. Mengapa dirinya tak marah? Batin Bas.
God sekuat tenaga mengembalikan dirinya. Walaupun Bas yang sedang menunduk ini membuatnya ingin kembali mencium bibirnya. Perlahan sebelah tangan God memegang pipi Bas dan membawanya untuk kembali menatapnya. Bagaimana bisa ini begitu menggemaskan. Teriak God dalam hati.
Dengan sayang, God mengecup kedua mata Bas.
"Jangan sakiti matamu ini dengan menangis Bas." ucap God lembut.
Deg
Bas mencoba mencerna semua yang terjadi padanya barusan. Kini Bas tersadar dan merasa kalau dirinya ini benar-benar jahat. Tak sepantasnya ia melibatkan P'God dan diam saja tadi. P'God adalah orang yang baik.
"P'God maaf."
"Bas. Kenapa minta ma--"
"Aku sudah punya kekasih P' !" dengan cepat Bas menyela ucapan God.
Malu. Tentu saja Bas sangat malu sekarang. Dia merasa seperti murahan.
Hening terjadi diantara mereka. Ekspresi kaget yang diharapkan Bas tak terjadi pada P'God. Bas pikir kini P'God akan pergi meninggalkannya dengan ekspresi yang sama seperti P'Joss tadi.
"Aku tau." jawab God datar.
"Tolong lupakan saja kejadian tadi P'."
God menatap Bas dalam. Mengapa di dunia ini Bas harus sudah memiliki kekasih. Secercah harapan tumbuh dalam hati God. Ia yakin Bas juga punya perasaan yang sama terhadapnya. Kalau tidak mana mungkin Bas mau menerima ciumannya tadi.
"Tidak Bas."
"Ini salah P'." sergah Bas.
"Aku menyukaimu Bas."
Bas semakin dibuat melotot dengan pernyataan P'God barusan.
"Maksud kamu apa P' ?"
God tak mau mengulang lagi ucapannya. Ia terus saja menatap Bas.
"Sudahlah."
"Ikut aku sekarang Bas!" ajak God menarik Bas ke sebuah ruangan di dalam galeri nya.
Ruangan itu didominasi oleh warna putih. Disana terpajang banyak lukisan. Salah satunya adalah lukisan yang sedang ditunjukkan God kali ini.
"Apa ini aku P'?"
God mengangguk mengiyakan.
Senyuman senang dan kagum tak dapat dipungkiri oleh Bas. Bagaimana bisa P'God melukis wajahnya sebaik ini. Bahkan Bas pikir lukisan ini terlalu sempurna dari kenyataan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Munich
FanfictionMunich adalah seekor kucing jantan yang dimiliki oleh lelaki bernama God Itthiphat Thanit. Entah takdir apa sehingga melalui si kucing ini God dipertemukan dengan sang pujaan hati yang merubah dirinya menjadi pribadi lain atau orang lain menyebutnya...