Oh,iya! Cuma mau ngasih tau, story ini rata rata isinya dari 1000 - 2500 word dan akan up setiap malam sabtu dan malam minggu. Tapi kalau aku libur, aku usahain utk publish kok! :3- Arthania -
Setelah shalat subuh, Thania bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Ia memang masih menggunakan seragam lamanya. Kata mama, sepulang sekolah hari ini dia bisa membawa bajunya yang baru selesai dijahit di dekat sekolahnya. Jadi sementara waktu, Thania harus memakai seragam lamanya dulu.
Setelah selesai bersiap siap, Thania turun dan berjalan menuju dapur untuk membantu mamanya menyiapkan sarapan. Karena ia selalu gagal dalam hal memasak, ia lebih baik menyiapkan piring saja di meja makan.
"Tha, siapin piring kecil aja. Hari ini mama cuma bikin roti bakar. Tadi malem kamu lupa masak nasi ya?" ucap mamanya tanpa melihat Thania karena sibuk memasak. Begitu pun Thania, sibuk menyiapkan piring.
"Ahh, iyaa, Ma! Thania lupa, soalnya tadi malem Thania ketiduran pas selesai beresin kamar. Lagian, banyak banget ternyata barang Thania ya? Jadi sebagian masih Thania simpen di kotak." jelas Thania. Mamanya hanya mengangguk angguk.
Kemudian satu persatu anggota keluarga mereka menuju meja makan. Papa, berjalan menuju meja makan sambil sibuk membenarkan dasinya. Arthur kakak Thania - anak sulung dari keluarganya, sibuk membawa sepatu, tas, dan paperbag dengan ukuran sedang- yang isinya entah apa. Arnesya, Arnesya Layla. Adik Thania sekaligus anak bungsu yang satu ini malah ribut membawa kaca besar serta menaruh sepatu dan tas pink-nya di ruang tamu kemudian berjalan menuju meja makan. Inilah kebiasaan keluarganya, selalu menyempatkan sarapan pagi sebelum berangkat.
"Morning guys! Duh, aku laper nih mahh!" ucap Nesya lalu duduk di samping Thania. Sementara Thania mendengus kecil.
"Laper maa, Laper Tha, laper.. Ngeluh mulu kerjaannya! Bantuin siapin meja! Dandan mulu! Masih kecil juga mainnya dandan dandanan! Hiyy!" ucap Thania sedikit kesal. Memang sih Nesya ini baru kelas 8 SMP, tapi cewek yang satu ini emang tergila gila banget sama make up dan dress up. Entah turunan dari mana, karena mama dan Thania tidak terlalu menyukai make up seperti Nesya. Thania dan Nesya ini berbeda 3 tahun usianya, sedangkan dengan Arthur, Thania hanya beda satu tahun.
Lalu, mereka pun sarapan bersama sambil berbincang bincang kecil. Rumah yang baru Thania tempati ini, dulunya memang rumah mereka. Tetapi, karena suatu urusan mereka pindah ke Jakarta, lalu kembali lagi ke sini, Bandung. Setelah selesai makan, mereka berangkat ke sekolah, sedangkan Papa berangkat ke kantor. Mama mereka suka berangkat siang karena ia bekerja di suatu butik milik keluarganya.
Arthur, Thania, dan Nesya berangkat bersama sama naik mobil milik papanya. Memang sih mobil mereka ada dua, karena ditakutkan ketika papanya sedang di luar, ada urusan mendadak yang membutuhkan mobil. Jadi mobil ini di khususkan untuk keperluan mendadak juga mengantar mereka ke sekolah. Biasanya, Arthur naik motor sport merah miliknya, tapi karena motornya belum sampai, ia harus ikut menaiki mobil ini bersama adik adiknya. Selama perjalanan, Arthur hanya diam tak berkutik mendengar perdebatan adik adiknya.
"Gue dulu yang dianterinnya ish!" pekik Nesya.
"Ya ampun, Nes! Lo denger tadi pas sarapan kan mama bilang apa, sekolah gue lebih deket dari pada sekolah lo! Makanya sekarang ke sekolah gue dulu!" balas Thania dengan suara melengking karena kesal.
"Gue dulu, Tha! Gue takut kesiangann! Karena gue lebih jauh harus nya gue dulu ish!" balas Nesya lebih kencang lagi.
"Enggak! Gue dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthania
Teen FictionHanya kisah tentang masa remaja yang dipenuhi berbagai konflik dan kebahagiaan tersendiri. Kisah tentang seorang gadis bernama Arthania yang bertemu dua cowok unik di sekolah barunya. Dua cowok itu sangat bertolak belakang. Dan suatu saat, Thania ha...