"Salah gue, dari awal kayaknya emang cuma gue yang berharap lo beda sama yang lain. Tapi nyatanya sama aja. Lo cuma ngomong aja. Gak di buktiin."
-Rafael Maurendra-
****
Hari ini adalah perayaan ulang tahun SMA Maurendra yang ke-51. Fyi, SMA ini di resmikan pada saat kakek Rafa berumur 23. Karena sejak awal, cita cita kakeknya ialah membangun sebuah sekolah dengan mengatasnamakan keluarganya. Dan akhirnya cita cita itu tercapai, lalu ini lah Maurendra sekarang.
Dan hari ini juga, Thania dan anggota OSIS yang lain sedang sibuk-sibuknya. Karena acara ini di pegang oleh mereka. Sebenarnya anak anak OSIS pun di bagi jadi dua bagian. Ada yang mengurusi bagian sebelum hari H. Dan sisanya, mengurusi bagian hari H. Thania masuk ke bagian kedua, ia menjadi seksi acara.
Dalam MASETON ini, perwakilan ekskul juga dapat menampilkan keunikan dari setiap ekskul masing masing, untuk menarik perhatian anak anak angkatan yang baru di MOS.
09:00 am
Thania melirik jam nya. Ia khawatir acara tahun ini tidak berjalan lancar karena dari kemarin acara terus saja di tunda, padahal hanya karena hal hal kecil saja.
"Woyyy! Bengong aja lu, Tha!" pekik seorang laki laki dengan kemeja biru almamater dan kaos putih di dalamnya. Rambutnya ditata menjadi lebih rapih dari sebelumnya. Laki laki yang selalu membuat Thania tersenyum setiap saat.
"Ih apa sih, Dev. Gue takut acaranya gak lanca-.."
"Jangan ngomong gitu, ucapan adalah doa. Inget." potong Devan, Thania hanya mengangguk anggukan kepalanya. "Tenang aja, Tha. Acaranya lancar kok. Gue semalem udah cek peralatan. Gue juga udah kontak anak anak perwakilan ekskul. Btw, Lo udah makan?" ucap Devan.
Thania menggeleng, tidak mau berbohong karena jujur ia belum makan dari tadi malam. "Belum. Gue takut acaranya 'gitu' jadi gue ga kepikiran untuk makan." ucap Thania sambil mengutip kata gitu dengan cara mengangkat kedua jarinya.
"Dasar, bukannya makan malah mikirin yang gak jelas. Ayo makan dulu sama gue." ucap Devan sambil menarik sebelah tangan Thania.
"Lah? Nanti yang ngurus acara siapa?" ucap Thania sambil menahan tarikan Devan.
"Cailah, Thaa. Kan yang jadi seksi acara bukan lo aja. Ayo!" ucap Devan. Lalu mereka beranjak dari tempat mereka untuk pergi ke kantin.
Diam diam, Rafael mengamati Thania dari kejauhan. Ia cemburu melihat kebersamaan Thania dan Devan. Tapi ia tidak mau mengakuinya.
"Salah gue, dari awal kayaknya emang cuma gue yang berharap lo beda dari yang lain. Tapi nyatanya sama aja. Lo cuma ngomong aja. Gak dibuktiin."
****
Acara perayaan MASETON'51 pun dibuka oleh sambutan dari kepala sekolah dan juga ketua OSIS yaitu Devan.
Sedari tadi memang sudah di sediakan beberapa stand untuk yang akan membuat Bazaar. Dan sekarang stand stand itu sudah di penuhi orang orang yang ingin berjualan dan ingin membelinya.
Devan menghembuskan nafas lega. Akhirnya setelah beberapa hari di tunda karena properti nya belum siap. Tapi sekarang, Devan bersyukur karena semuanya berjalan lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthania
Teen FictionHanya kisah tentang masa remaja yang dipenuhi berbagai konflik dan kebahagiaan tersendiri. Kisah tentang seorang gadis bernama Arthania yang bertemu dua cowok unik di sekolah barunya. Dua cowok itu sangat bertolak belakang. Dan suatu saat, Thania ha...