Four

26 6 6
                                    


"Jangan suka cari cari masalah kalau lo belum bisa menanganinya sendiri."

- Arthania -

"Lo harus jadi pacar gue!"

Yang lain langsung tercengang dan dibuat bingung, termasuk anak anak Yudistira, "WHATTT!!!!"

"Maksud lo apaan, nyet!" pekik Rafa kesal sendiri lalu menendang Dhirga, maksud nih orang apaan sih? Jelas jelas gue udah kagak mau berurusan sama mereka. Tapi mereka masih aja cari gara gara, bngst! Batin Rafa kesal.

Dhirga hanya diam, tersenyum jahil melihat Thania yang bajunya sedikit basah dan membuatnya terlihat transparan, "Cepetan ajalah terima gue! Mikir gitu aja lama banget. Tenang, gue orang famous juga kok kayak Rafa di Sma gue. Cepetan jawab! Mau sampe kapan lo diemin itu dan juga gue?" celetuk Dhirga sambil menunjuk baju Thania.

Thania yang baru sadar langsung berusaha menutupinya dengan sweater yang Rafa berikan tadi. Sedangkan Rafa, masih kesal dan menahan amarahnya dengan menggertakkan giginya.

"Dhir, lo kok ngelakuin itu di luar rencana sih? Lo lupa sama janji kita?" Tanya Baskara bingung di sertai tatapan tatapan bingung dari anak Yudistira yang lain.

Tapi Dhirga hanya tersenyum miring lalu berkata, "Gue ngelakuin ini bukan sebagai anak Yudistira. Tapi sebagai musuh bebuyutannya Rafael dan anak anak buahnya."

"HEY! MEREKA BUKAN ANAK BUAH GUE! MEREKA SAHABAT GUE BEGO!" pekik Rafa yang sudah tak tahan dari tadi, ia langsung mencengkram kerah vaju sekolah Dhirga lalu memberi bogeman mentah di pipinya.

Dhirga yang belum siap langsung tersungkur ke lantai dengan darah mengalir di sudut pipinya, "Ha! Bangs-.."

Belum sempat ia meneruskan kata kata kekesalannya, Rafa kembali menghajarnya di sisi lain, membuat Dhirga yang tadi berusaha berdiri kembali tersungkur. Sementara Thania, hanya berusaha menahan tubuhnya yang mendadak lemas ketika melihat kejadian ini. Kalau saja mentalnya lebih kuat, ia pasti berusaha menghentikan perkelahian ini. Tapi tidak, karena baru kali ini Thania terjebak dengan kejadian seperti ini. Sungguh, seumur hidup Thania sangat sangat menghindari dengan yang namanya perkelahian. Apalagi yang di saksikan secara live.

Rafa dan Dhirga masih saling memukul.

Lalu Tirta sadar, kalau ini tidak segera di hentikan. Mereka akan tetap saling bunuh membunuh. Kemudian Tirta memisahkan mereka, Tirta menahan Rafa lalu yang lainnya menahan Dhirga, sebagian juga menahan Thania.

"Anj-.. Apa apaan lo! Gue belum selesai sama dia!" pekik Dhirga sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Rafa pun melakukan hal yang sama, ia memberontak, ia bahkan sampai memukuli anggota Yudistira yang lain. Merasa belum puas.

"LO PADA NGAPAIN SIH HAH? GUE GAK NGERTI CARA PIKIR KALIAN KAYAK GIMANA! APA YANG BISA KALIAN DAPET DENGAN CARA KAYAK GINI, HAH?!!" pekik Thania kesal.

Seketika semua menjadi hening, lalu menatap Thania.

"Kalau lo pada mau jadi orang berguna di masa depan, mainset lo harus di ubah jadi lebih baik. Karena masalah itu gak harus di selesain sama pukul pukulan kayak gini! Emang kalian pikir kalau kalian berantem kalian bakalan cepet jadi famous dan di cintai cewek cewek? NGGAK!" lanjut Thania masih meluapkan emosinya. Lalu Rafa mengerti Thania harus segera di jauhkan dari kejadian seperti ini.

ArthaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang