A/N : mau ngasih tau aja, author minta maaf karena banyak kata kata kasar di cerita ini. Yah sebenernya sih biar lebih real aja. Karena di dunia nyata juga rata rata kayak gitu. Then, I'm sorry for that. Happy reading.- Arthania -
Devan
Jujur gue kesel pas tau kemaren ternyata Thania pulang bareng Rafa. Dan, sekarang menjadi top chart, trending topik dan ah bodo amat. Nyesel gue kemaren gak ngechat Thania. Nyesel juga kemaren gue malah nyibukkin diri sama tugas anak osis yang belum selesai kemarin. Tapi kalau gue gak selesaiin itu, acara besok bisa bisa di tunda.
"Devv!!"
"Devaaannn!!"
"DEVAANN!!" pekik cewek yang kayaknya abis di catok kemaren, Andin.
"Apa sih elah, berisik banget. Bisa gak kalau samperin gue jangan teriak teriak gitu?" balas gue sambil mengusap kuping gue. Sebenernya kelas gue lagi jamkos[jam kosong] makanya dia bisa nemuin gue gitu aja.
Andin malah memajukan bibirnya seperti anak kecil, "Iya, deh iya maaf. Lagian gue cuma mau ngasih tau sesuatu kok."
"Apa?" balas gue kepo, sebenernya gue gak suka nih cewek tiba tiba dateng sksd [sok kenal sok deket] sama gue. Tapi yah, gapapalah. Kasian kalau gue jauhin. Lagian dia udah capek capek ke kelas gue toh?
Andin melirik ke kanan dan ke kiri seolah ingin mencuri sesuatu, "Tapi gak di sini. Temuin gue di perpustakaan jam istirahat pertama."
Gue hanya membalasnya dengan anggukan.
"Ya udah, pokoknya jangan lupa ya. Ini urgent." ucapnya.
Gue bingung, emang penting banget? tentang apa sih?
"Emang penting banget? Tentang apa sih?" balas gue kepo terus.
Lalu Andin mendekati telinga gue agar suaranya tidak di ketahui orang lain, "Ini tentang lo, dan Thania."
****
Rafael yang sedari tadi hanya memutar mutar pulpennya sebenarnya sedang memikirkan Thania. Dia terus saja menatap Bu Ida, tapi dengan tatapan kosong. Tatapan ke sana, pikiran kemana.
Di liat liat Thania itu emang beda sih dari cewek lain. Tapi kalau dia kayak gitu terus secara gak langsung harga diri gue di injek injek sama dia. Tapi.. Ah bodo amat lah. Batin Rafa sambil terus memutar pulpennya.
Arthur menatap Rafa aneh. Ia sadar sedari tadi Rafa bukannya memerhatikan Bu Ida yang mulai mengeluarkan rumus rumus baru. Rafa hanya memainkan pulpennya sambil melamun.
Kemudian Arthur menepuk bahu Rafa pelan, "Hei!"
Padahal Arthur menepuknya bukan memukulnya, tapi Rafa sangat terkejut. Malah sampai setengah lompat. Untung Bu Ida tidak fokus pada Rafa. Kalai tidak, bisa bisa sekarang ia sudah ada di lapangan. Berjemur di bawah terik matahari yang sedang panas panasnya. Karena Bu Ida itu salah satu guru killer di sekolah, padahal bukan guru BK -yaa rata rata guru killer itu guru BK :v.
"Napa sih lo? Bengong mulu. Tar kesambet jin bts tau rasa lo!" ucap Arthur, Rafa malah terkekeh pelan.
"Lah, kalau gue kesambet jin bts mah kagak apa apa kali. Ntar anak anak cewek makin suka sama gue." balas Rafa dengan PD-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthania
Teen FictionHanya kisah tentang masa remaja yang dipenuhi berbagai konflik dan kebahagiaan tersendiri. Kisah tentang seorang gadis bernama Arthania yang bertemu dua cowok unik di sekolah barunya. Dua cowok itu sangat bertolak belakang. Dan suatu saat, Thania ha...