Levi berjalan sempoyongan ke lorong sebuah hotel. Efek alkohol membuatnya hilang kesadaran. Pasalnya ini kali pertama ia meminum minuman keras, itupun hanya karena ulah usil temannya. Alhasil, ia harus berjalan dengan pengelihatannya yang minim.
Tak ada yang nampak jelas, semuanya buram. Levi memutar kenop pintu salah satu kamar tanpa repot membuka kunci kemudian masuk tanpa permisi dan langsung melempar tubuhnya pada kasur empuk di kamar itu. Tak ada siapapun di sana sehingga Levi melepas pakaiannya dengan hanya menyisakan celana dalam setelah menutup pintu asal. Ia langsung tertidur tanpa menunggu temannya yang masih bersenang-senang dengan pesta perayaan ulang tahun pacarnya di bawah sana. Karena kamar yang telah disediakan untuknya memang untuk satu orang, jadi tak perlu menunggu.
***
Seorang pria tampan setengah mabuk, berjalan dengan tak seimbang menuju ke salah satu kamar. Pengelihatannya masih sedikit jelas walau sudah mabuk setelah banyak minum. Ia membaca nomer kamar yang tertera pada setiap pintu, mencari kamar miliknya dan pacarnya. Setelah berjalan cukup lama, ia menemukan kamar dengan nomer '69' yang ia yakini adalah kamarnya.
***
Levi bergerak risih di atas kasur saat seseorang menindih tubuhnya. Ia merasa tak nyaman dengan perlakuan yang diterimanya. Tapi ia tak punya kekuatan lagi untuk memeriksa apa yang sedang terjadi padanya.
Levi menggelinjang saat lehernya dijilat dan dihisap kecil oleh orang yang sedang menindih tubuhnya. Ia menengadahkan kepalanya dan meremas seprai kasur erat. Ia ingin menolak tapi perasaan serta kekuatannya berkata lain. Ia menikmati setiap sentuhan dan cumbuan pada dirinya yang terasa aneh yang bahkan membuatnya tak sadar bahwa pria di atasnya telah melucuti pakaiannya sendiri dan menarik celana pendek yang ia gunakan.
"Akhhh....."
Levi memekik kesakitan saat lubangnya terkoyak karena sesuatu yang besar. Ia meringis erotis yang membuat pelaku semakin bernafsu hingga menggerakkan pinggulnya perlahan.
"Akhhh... Lubangmu semakin sempit, Jessica."
Pria itu mempercepat gerakan pinggulnya membuat Levi kembali meronta antara nikmat dan sakit.
Levi ingin segera menghentikan ini. Ia tak ingin melakukan hal seperti ini walau sebenarnya ini nikmat. Ia ingin meronta tapi ia bahkan tak sanggup untuk hanya sekedar menggerakkan tangan. Ditambah lagi dengan genjotan pada lubangnya yang membuat energinya semakin berkurang.
Levi menggigit bibir bawahnya karena kenikmatan. Ini kali pertama ia merasakan yang seperti ini. Keringat menyucur di sekujur tubuhnya membuat kulit putih jernihnya mengkilap. Ia pasrah apapun yang akan terjadi.
"Enkhhgg.. Shit... Aku.. Kel..luar."
Mata Levi membulat saat merasakan lubangnya dialiri cairan hangat. Ia sedikit terkejut tapi tak lama, karena ia kemudian melemah karena kelelahan. Sekarang ia telah hampir tertidur dalam dekapan pria yang juga sudah mulai terkulai lemas.
"Aku mencintaimu." pria tersebut mengangkat wajahnya lalu bergumam sambil menatap tepat pada mata Levi yang juga menatapnya dalam.
"Matamu indah."
Pria tersebut akhirnya menjatuhkan tubuhnya dan benar-benar tertidur dengan posisi mendekap Levi yang menyusul tidur tak lama kemudian dengan dekapan nyaman yang melingkar kokoh di tubuhnya.
___________________
Hai semua, ini story saya yang baru.
Voment yahIni bakalan jadi pengganti I'm (Not) Bad Boy yang rencananya sebentar lagi bakal saya buat tamat (gak tau juga sih)
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident Brings Love [BoyXBoy]
Romance"Gara-gara kau, tunanganku meninggalkanku! Hubunganku hancur!" Bentakan yang agak keras nyaris membuat seisi ruang menoleh. "Hanya itu?" tanya seseorang yang sedang dibentak "Hanya itu katamu?!" Bentakan yang agak keras berubah lebih meninggi "Hanya...