Gerald dan Levi

9.9K 726 32
                                    

Cahaya mentari pagi menerobos masuk ke dalam kamar hotel yang tirainya tak tertutup ini. Cahaya hangat itu membuat dua manusia yang sedang tertidur sambil saling berpelukan bergerak tak nyaman. Tubuh bugil mereka yang hanya tertutup selimut sebagian bersinar karena paparan cahaya mentari. Mereka tak mencoba untuk bangun, malah makin mempererat pelukannya.

"Engh..." Sosok tampan yang sedang mendekap tubuh kecil dalam pelukannya berguman kemudian meregangkan tanganya lalu memeluk tubuh kecil di sampingnya kembali tanpa membuka mata. "Sayang... Lanjutkan yang semalam." Bisiknya sambil mengendus serta meraba tubuh di sampingnya dengan masih menutup mata.

Sosok yang sedang dicumbui menggeliat tak nyaman, kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul. Efek minuman masih sangat mempengaruhinya. Ia berbalik membelakangi orang yang sedang memeluknya. Matanya melotot. Apa yang telah terjadi?! Ia melirik ke bagian bawah tubuhnya dan semakin melotot mendapati dirinya yang sedang bugil dan hanya tertutup setengah dengan selimut.

Jantungnya berdegup tak karuan. Ia merasa ketakutan. Apa yang telah ia lakukan sebenarnya hingga ia bisa sampai bugil seperti ini? Dan tunggu dulu, tangan siapa yang sedang melingkar kokoh pada pinggangnya?! Perasaan Levi mulai tak karuan.

Levi bergidik saat orang yang memeluknya dari belakang mengecup tengkuknya dengan kecupan-kecupan kecil. Ia ingin berbalik untuk menghentikan ini. Tapi, ia tak kuasa saat kecupan pada tengkuknya berubah menjadi hisapan nikmat.

Tidak. Levi tak akan membiarkan ini terjadi walaupun ia belum sepenuhnya mengerti. Ia tak ingin melakukan hal seperti ini dengan orang yang tak ia kenali. Sekalipun Levi kenal, ia tetap tak ingin diperlakukan seperti saat ini. Pasalnya ia seorang pria, meskipun fisik dan perawakannya tak seperti pria pada umunya, tapi bagaimanapun ia tetap seorang pria. Levi mencoba berbalik dan melepaskan tubuhnya. Terlambat!

"Astaga!!!....." suara teriakan entah darimana asalnya membuat Levi terlonjak hingga pelukan pada pingganggnya terlepas. Suara itu sangat keras.

Levi beringsut ke kepala kasur dengan sigap dan menyandarkan kepalanya. Orang di sampingnya juga melakukan hal yang sama hingga bahu mereka bersentuhan.

Levi menarik nafas panjang mengumpulkan sisa nyawanya yang belum sepenuhnya terisi. Ia masih belum menyadari apa yang terjadi. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar hotel. Tak seperti kamar yang temannya pesankan.

Kamar ini adalah kamar untuk dua orang, sedangkan kamar Levi adalah kamar satu orang. Ia kembali mengedarkan pandangannya dan mendapati seorang pria yang juga sedang bersandar pada kepala kasur sama sepertinya. Pria itu mengerjapkan mata hitam tajam nan tegasnya dan menoleh ke arah Levi.

"AHHH!!!"

Teriakan yang keras bersahutan membuat dua manusia yang sedang saling pandang mengerjapkan mata. Mereka juga terlonjak dan menatap ke arah tubuh mereka yang kini tak terbungkus apapun.

Levi menarik selimut kilat, begitupun dengan pria di sampingnya. Akhirnya mereka menyadari apa yang telah terjadi. Meteka kembali saling menatap dan...

"AHHH!!!!" Levi berteriak histeris setelah menatap ke dalam selimut kembali membuat pria disampingnya merengut emosi akibat suara yang ia timbulkan. Mereka kemudian mengalihkan pandangan pada orang yang tengah menatap mereka tajam.

"Apa yang kau lakukan sialan!?" Levi terlonjak saat tiba-tiba pria yang di sampingnya menendang tubuhnya hingga nyaris terjatuh.

Levi meringis kesakitan karena tubuhnya yang terkena tendangan. Untung saja selimut yang melilit tubuhnya tak lepas sehingga tubuhnya tak nampak. Ia menggosok pinggangnya yang sedikit nyeri kemudian melotot ke arah pria yang menendang tubuhnya.

"Apa kau menjebakku? Hah?!" Pria itu membentak Levi. "Dasar jalang!". Levi meringis mendengar perkataan pria yang seenaknya mengatainya. Ia tak akan membiarkan ini. Di sini ia yang telah menjadi korban. Ia harus membela diri.

Accident Brings Love [BoyXBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang