14

4.8K 283 0
                                    

Dont forget to vote, if you like it

"Rindu, sebuah perasaan yang menjelaskan tentang rasa sayang."

Sejak pagi, Arka tidak banyak berbicara seperti biasa, bahkan setelah Ayi mengirim pesan tentang kerinduannya Arka seperti tidak peduli. Setelah 2 hari Arka kembali menjemput Ayi, Arka memang tersenyum tapi sayang itu senyum yang Ayi benci, bahkan Ayi heran apa mungkin senyum itu kembali sejak Arka berkelahi malam itu?

"Kamu kenapa?" Tanya Ayi yang duduk dikantin bersama Arka dan lainnya

Tanpa menatap Ayi, Arka menggeleng dan memainkan ponselnya. Azka yang melihat Arka dan Ayi yang tidak seperti biasa hanya menggeleng karna sepertinya Azka tau apa yang pikirkan Arka.

"Jangan ngebuat keputusan bodoh!" Celetuk Aras

"Udah gausah lo bilangim. Arka emang bodoh. Si ganteng tolol." Sinis Azka

Pria dingin itu hanya diam, tidak menyahut karna Arka tau pasti Azka dan Aras tau tujuan Arka sekarang.

"Gue duluan." Arka bangkit dan pergi menjauh

Ayi takjub bukan main, Arka tidak seperti biasa dan Ayi merasa bahwa Arka menghindar dari nya.

"Jangan cuman diam Ay! Si Arka lagi ngelakuin hal bodoh. Lo harus bisa buat tindakan." Selesai dengan ucapan, Azka bangkit dan menarik Aras untuk mengikutinya.

Pikiran Ayi teraduk-aduk dengan ucapan Azka terakhir. Arka sedang melakukan sesuatu, apa itu adalah meninggalkan dirinya? Jika memang iya, kenapa Azka menyuruh nya untuk bertindak. Itu adalah pilihan yang pasti Ayi tidak punya hak untuk bertindak jika memang Arka ingin mengakhiri hubungan mereka.

Azka dan Aras mengampiri Arka yang duduk di rooftop sekolah dengan matahari yang tepat mengenai wajah nya.

"Mau kaya bule itam lo, berjemur siang-siang."

Arka tetap diam, tidak menyahut karna Arka tau itu pasti Azka dan Aras yang pasti akan menanyai nya tentang sikap Arka sekarang.

"Lo yakin Ar, sama keputusan lo? Masih bodoh ya lo." Dan benar, seperti tebakan Arka.

"Lo berdua gatau apa-apa."

"Gatau? Lucu ya lo, setelah lo berantem sama Bagas dan kita gatau?" Nyolot Azka kesal

"Bukan urusan lo." Kali ini Arka sedikit keras, ini urusan dirinya yang harus dia akhiri.

"Ini urusan kita. Gue tau lo ngehindar dari Ayi biar Bagas ga ngelakuin Ayi kaya Bella dulu kan? Iya kan?"

"Jangan jadi pengecut." Azka lagi-lagi dengan menggunakan kata pengecut yang biasa Arka dengar dari mulut Bagas.

"Pengecut? Cihh.."

"Masih ada cara lain kali Ar, lo yang kaya gini juga nyakitin Ayi bukan cuman lo yang bakalan sakit tapi Ayi juga." Ucap Aras

Kepala Arka menunduk, ucapan Aras benar ini pasti juga menyakiti Ayi tapi harus buat apa, Arka takut jika hal yang dipikirkan nya akan benar terjadi.

Arkanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang