19

4.8K 275 8
                                    

Apapun itu jika demi kamu aku bisa apa? hati terlalu memihak mu sedangkan otak mengikuti pemiihan hati. Aku mencintaimu sepenuh hati.

Semenjak menjadi ketua osis, dia sangat sibuk dengan kegiatan nya, jika setiap pagi pria itu akan telat maka beberapa hari ini Arka datang cepat karna kehadirannya sudah sangat dipentingkan untuk kesuksesan acara pentas.

Kepala Arka dibuat pusing oleh laporan beberapa anggota karna hal-hal yang tidak beres, seperti audio yang tidak bisa menyala, stok snack habis, tamu yang tidak datang-datang sampai hal yang tidak penting seperti Azka yang baru saja melapor dirinya kehausan. Setiap bidang sudah mempunyai ketua namun masih saja mereka melapor kepada Arka bukan kepada ketua setiap bidang dan itu membuat Arka murka.

"BUAT APA GUE PILIH KETUA DISETIAP BIDANG, KALO LO SEMUA NGADUNYA KE GUE." murka Arka di tenda karna sejak pagi mereka yang terus mengoceh.

"Sekarang permasalahan kalian apa?"

Baru hendak duduk, setiap anggota mulai berbicara bersamaan dan membuat Arka tidak bisa mendengar satu pun.

"Shit," umpat Arka kecil tapi mampu membuat mereka diam.

"Aldi, Naura, Dimas lo bertiga udah ngapain aja," ketiga orang yang merasa dipanggil terdiam beku.

"Dengerin anggota lo, baru bilang ke gue permasalahannya ngerti?" Ujar Arka dan mendapat anggukan dari ketiganya.

Aras dan Azka saling melirik ngeri melihat Arka yang murka, dan semenjak itu barulah tertib pekerjaan setiap anggota.

Sudah jam 8 dan Ayi baru tiba di sekolah dengan menaiki angkot, tadi pagi Arka hendak menjemput namun terlalu merepotkan karna Ayi tau Arka pasti sibuk dengan jabatannya dan bagaimana pun Arka menjadi sibuk karna ulah nya.

Pagi ini sekolah tampak sudah ramai, banyak sekolah lain mengunjungi SMA PELITA untuk menyaksikan setiap perlombaan antar sekolah yang diadakan.

Disisi lain, Ayi melihat Arka berdiri di pinggir lapangan bersama Aras dan Azka. Langkah Ayi tergerak menuju ke arah Arka tapi dari belakang Ayi melihat Bella, gadis itu persis seperti foto yang dikirim kan seseorang beberapa hari yang lalu, dimana Bella yang memeluk Arka.

Bibir Arka tampak tersenyum dan sesekali tertawa bersama mereka. Karna itu kaki Ayi makin gontai tergerak kearah nya.

"Hai,"

"Setan." Cibir Azka karna dikagetkan Ayi.

"Ni setan depan gue," ucap Ayi sinis, Azka yang bingung pun memperhatikan depan Ayi karna ucapan gadis itu, dan benar saja hanya ada Azka yang berada didepan Ayi.

"Gue?" Tanya Arka dengan tangan yang menunjuk dirinya.

"Entah,"

Mata Ayi teralih menatap Bella yang sedang melihat Ayi dari kepala hingga kaki, dan itu membuat Ayi merapat kan cardigan hitam yang di pakai di atas baju seragamnya.

"Kenapa liatin kaya gitu? Cabul."

Bella yang merasa dikatakan cabul melongo tidak percaya sedangkan Aras ngakak keras dengan perkataan bodoh Ayi.

"Kebanyaan temenan sama Azka, gitu tu." Cela Aras di tengah tawa nya.

"Normal an gue njir,"

"Lo bilang gue ga normal," sambar Ayi kesal.

"Lo? Ga sopan." Maki Azka memarahi Ayi.

"Lo juga ga sopan."

"Eh tuaan gue." Bela Azka tidak mau kalah, Ayi yang sama seperti sifat Azka juga membela dirinya.

Arkanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang