23

5K 304 4
                                    

Sudah 3 tahun berlalu sejak Ayi dan Arka berpisah, tidak jarang keduanya jarang memberi kabar apalagi sekarang Ayi yang juga sedang fokus dengan kuliah nya.

Antara hubungan Ayi dan Arka memang tidak kembali, tapi keduanya saling memegang kepercayaan untuk saling menunggu. Dan bukannya Arka tidak bisa balik ke indonesia namun pria itu terlalu bersikukuh menetap agar lebih cepat menyelesaikan kuliah nya.

***

Arka merenggangkan otot-ototnya, sudah berjam-jam dirinya duduk di depan laptop tanpa berhenti. Arka meraih ponsel nya, dan melihat jarum jam yang sudah pukul 10.00, tanpa merasa bersalah Arka menelfon Ayi yang sudah menjadi kebiasaan nya mengganggu jam tidur Ayi.

"ARKAA BISA NGGA JANGAN TENGAH MALAM," teriak Ayi kesal yang terdengar masih setengah sadar

"Kangen sih,"

"Tapi kan jangan jam segini juga, orang mana yamg telfon jam 2 malam cuman bilang kangen."

"Hahahha iyaiya deh ampun. Yaudah tidur lagi deh,"

"Ishh, udah bangunin suruh tidur."

"Salah aja,"

"Bodo ah. Mau tidur, bye." Dengan ceoat Ayi mematikan ponselnya dan kembali masuk kedalam mimpi.

Ini yang disukai Arka, seriap dia kelelahan hanya Ayi yang akan menjadi penghibur nya, suara Ayi bisa membangun semangat Arka, sampai pria itu benar-benar tersenyum kembali.

Pernah kah kamu merasakan cinta yang ketika itu kamu benar-benar ingin memiliki dan tidak ingin melepaskan? Itu yang di rasai Arka, banyak gadis yang lebih cantik dari Ayi tapi tidak ada gadis yang seperti Ayi.

Arka menutup laptop nya dan mengambil tumpulan kertas yang baru saja dirinya print sambil tersenyum senang.

"Kamu tidak perlu menunggu lagi, karna sekarang kamu hanya perlu menanti."

***

Siang ini Ayi seperti anak hilang, gadis itu sejak tadi mengelilingi kampus untuk mencari kedua sahabat nya.

Dari jauh sana, Ayi melihat Sarah dan Darin sibuk mengamati ponsel Sarah sambil tertawa tanpa merasa bersalah karna menyuruh Ayi untuk menyusul mereka.

"Oi lo berdua ya, capek tau ga carinya."

"Yee, siapa suruh jurusan lo beda sendiri." Sewot Sarah tidak mau kalah

"Bener," dukung Darin pada Sarah yang lagi-lagi membuat keduanya tertawa.

Dengan kesal Ayi duduk di celah kecil antar kedua nya tanpa merasa bersalah seperti yang kedua sahabat nya lakukan.

"Pantat lo ga kecil anjir," kesal Sarah dna bergeser agar tidak kesempitan

"Bodoamat." Cuek Ayi membuat Sarah mengalihkan pandangan nya dengan kesal

"Ayi," panggil seseorang yang membuat Ayi menoleh

"Bagas?"

Kedatangan Bagas seolah tidak bisa Ayi percaya, setelah bertahun-tahun gadis itu berharap todka akan bertemu pria itu namun kali ini pria itu kembali menganggunya.

"Sibuk ga?" Tanya Bagas lembut

"Ngga, kenapa?"

"Gue mau ngomong sesuatu,"

"Apaan," tanya Ayi yang tidak terlalu penasaran

Karna Ayi yang tidak terlalu merespon nya, Bagas menarik tangan Ayi menuju taman belakang kampus

"Lepasinn," kesal Ayi pada Bagas yang seenak nya menarik tangannya

"Lo ngga ada takut-takutnya ya."

"Emang situ siapa," sinis Ayi menantang Bagas

Bagas berdecak sinis dan langsung memberikan sebuah amplop pada Ayi tanpa ragu. Perlahan Ayi membuka isi amlop dan mendapatkan foto Arka yang terlihat memeluk seorang wanita dan terlihat Arka yang tersenyum sangat tulus

Ayi tertawa, ya Ayi tertawa sangat keras sampai air matanya mau keluar, dengan cepat Ayi meredakan tawanya dan memberikan kembali amplop itu pada pemiliknya

"Lo betolan bodoh ya?" Heran Ayi tidak percaya dengan kebodohan Bagas

"Biar gue tebak, lo pasti dapat kiriman ini dari orang yang dikenal kan?"

Bagas terdiam, dan memang benar Bagas mendapatkan foto itu dari seseornag yang tidak dikenal

"Itu dari Ar-"

"Dari gue," seseorang memotong pembicaraan Ayi, mendengar suara yang snagat Ayi kenal dengan cepat Ayi menoleh dan mendapatkan Arka yang kini tepat bedada di belakang nya sambil tersenyum

Tangan Arka terlentang seolah meminta Ayi untuk memeluk nya, bukan nya memeluk Ayi masih fokus menatap Arka yang kini berpenampilan sangat berbeda dari biasa. Arka memakai setelan kemeja nya seperti seorang CEO serta lengan kemeja hang digulung sampai siku yang menambah kegantengan nya

"Ngga mau peluk?" Ucap Arka membuyarkan lamunan Ayi yang sedang menghayal

Sadar dengan lamunan nya dengan cepat Ayi memeluk Arka, sangat erat dan tidak sadar ati meneteskan air matanya karna kerinduan nya yang sudah diambang batas

"Kangen," lirih Ayi dan mendapatkan Arka yang terkekeh dan menambah erat pelukan keduanya

Bagas masih berdiri tak jauh dari Ayi dan Arka yang melupakan dirinya, dengan kesal Bagas melempar amplop tersebut dan pergi berlalu meninggalkan kedua insan yang sibuk melepas kerinduan

"Cih hahaha," tawa Arka melonggarkan pelukan mereka karna tau Bagas yang kesal

Tangan Ayi menyapu air matanya dan berakih menatap Arka yang sekarnag jauh sangat tinggi

"Sol sepatu kamu berapa senti?" Sindir Ayi melihat dirinya yang pendek jika dibandingi oleh Arka

"Tumbuh tu keatas bukan kesamping,"

Dengan cepat Ayi menendang kaki Arka dan membuat pria itu meringis disela tawa nya. "Bener kata kamu," lanjut Ayi yang melihat Bagas semakin menjauh

"Benerkan tumbuh ke at-"

"Bukan itu!" Kesal Ayi memotong pembicaraan Arka yang pastinya akan mengejek tubuh gembul yang tidak Ayi urus semenjak kuliah nya

"Bagas bakalan kasih foto itu ke aku, hasil editan kamu bagus juga." Kata Ayi dan mengambil foto yang sempat Bagas lempar

"Itu bukan editan," seketika Ayi menatap Arka kaget dan bingung dengan maksud perkataan Arka

"Itu temen aku di jerman," lanjut Arka dan mendapati tatapan tajam dari Ayi

"Kamu bil-"

"Aku ga pernah bilang kalo aku yang edit," lanjut Arka mengingatkan Ayi yang ketika itu Arka menyuruh Ayi untuk tidak terpengaruh oleh Bagas yang jika saja akan merusakk hubungan keduanya

Seperti yang diketahui, Pratama mengembalikan Bagas kepada ibunya semenjak Arka menyetujui untuk melanjutkan study nya keluar negri, dan Bagas yang tidak memilik hak untuk tidak membantah Pratama hanya mengikuti perintah

Tidak ada pengganggu dalam keluarga Arka lagi, Pratama sekarang lebih banyak dirumah semenjak memilih pensiun dan seeing kali mengunjungi panti jumpo untuk bermain dengan teman-teman nya

"Banyak bantal guling ya," sindir Ayi pada Arka yang baru tau jika Arka benar-benar memeluk gadis lain

"Iyalah! Yang paling gembul ya ini." Tangan Arka terangkat dan memilih mencubit pipi Ayi gemas

"ARKAA!"

"I miss you," jawab Arka dan mengecup pelan pipi Ayi

End.

Bakalan ada epilog nya, so tunggu ya. Maaf kalo cerita nya diakhir ga nyambung karna jujur aku udah ga dapat feel nya, tapi tenang aja aku bakalan buat epilog nya kok:)

Aku juga mau kasih tau, sekarang aku lagu buat cerita baru, jadi siap Arkanaya selesai semua bakalan aku publish ceritanya dan cerita yang baru aku usahain bakalan lebih terarur update nya.

Jadi tunggu yaa:) makasih yang udah baca dari part satu^^ see you next part

Arkanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang