21

4.2K 278 2
                                    

"Mencintai hal yang mudah dipahami hati tapi susah dipahami otak"

Sudah beberapa hari sejak acara pentas telah berlalu, semua murid kembali ke aktivitas sehari-hari. Hari ini Arka mendapat penghargaan karna keberhasilannya mengatur acara hingga sukses.

"Cieee dipuji kepala sekolah pertama kali," goda Ayi yang berada di kantin bersama Arka.

"B aja,"

"Sok iya kamu. Biasakan kena ceramah baru kali ini kan, gimana deg deg kan ga?"

"Engga."

"Ga seru, ngga gerogi gitu dipuji."

"Lebih grogian kamu yang puji," gombal Arka sambil tersenyum manis membuat Ayi terbuai.

"Makin buaya udah yaa,"

Ayi yang hendak menyentil kening Arka di buat sakit oleh Arka yang dengan gerakan cepat menggigit jari telunjuk Ayi

"Aww, Arkaa ihh jorok." Kesal Ayi

"Aku kan buaya kamu," tambah Arka dengan gaya sok imut milik nya.

"Sejak kapan raja dingin jadi kaya gini,"

"Entah,"

"Aduduu," gemas Ayi dan mengacak asal rambut milik Arka.

"Zina oi zinaa." Teriak Azka dari belakang yang mulai duduk di sebelah Arka dengan teman mereka lainnya.

"Ar, lo bakalan kuliah diluar?" Tanya Aras penasaran.

"Siapa bilang?"

"Tadi gue denger kepala sekolah ngomong sama bokap lo."

"Ayah gue disini?" Tanya Arka sedikit kaget.

"Iya, tapi kayaknya udah pulang."

"Beneran mau pindah?" Tanya Ayi yang mulai penasaran. Bukan menjawab Arka memilih diam dan membalas dengan hanya tersenyum karna Arka tidak tau akan memberikan jawaban apa kepada Ayi.

Suasana menjadi canggung, dengab tingkah Arka dan Ayi yang mendadak diam dengan pikiran masing-masing.
"Haaaaaachim."

Aras terperanjat kaget dengan suara Azka yang mendadak bersin.

"Kaget anjing."

"Biasa aja setan."

"Berisik lu."

"Selama ga dosa, ga masalah kan?" Nyolot Azka dan di benarin oleh tawa Sarah yang mendukung.

Malas menyahut Aras diam, mengaduk kesal makanannya membuat Sarah tertawa mengejek.

"Cowok kok ngambekan,"

"Y." Cuek Aras dan lagi-lagi membuat Sarah tertawa.

Tidak ikut terlibat, Ayi dan Arka hanya saling menatap satu sama lain, Ayi bertanya-tanya apa hal ini harus di sembunyikan darinya? Ayi tidak menahan Arka, keputusan ada di tangan Arka namun apa harus Arka menyembunyikan darinya?.

Merasa kecewa, Ayi bangkit dati duduk nya dan pergi mendahului Arka. Semua mata beralih melihat pergerakan Ayi yang terbalut kekecewaannya. Azka memberi kode untuk Arka agar pria itu menyusul Ayi.

***

"Ay, ikut aku." Ujar Arka dengan cepat menarik Ayi menuju halaman belakang sekolah.

"Lepass,"

Dengan terpaksa, Arka melepas tangan Ayi dan menatap Ayi dalam.
"Aku ga bakalan pergi."

"Emang kalo kamu pergi kenapa? Emang aku ada paksa kamu buat tetap disini?" Ayi mulai marah, meluapkan kekecewaan nya pada Arka

Arkanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang