PART 15

710 35 22
                                    

Sebuah mobil sedan berwarna hitam terpakir di depan Vila mewah di daerah perbukitan pinggiran kota Seoul, pintu mobil itu terbuka, dan turunlah seorang pria dewasa yang tak lain adalah Jiyong, ini sudah dua minggu, dan dia baru saja mengumpulkan niatnya untuk datang dan menemui Taeyeon, Jiyong menarik nafasnya lelah, lalu melangkah kedepan pintu, tangannya membuka pintu itu, pintu besar bercat putih.

"Tu-tuan..." sapa seorang pelayan yang ada disana, pelayan yang di gaji oleh Jiyong untuk mengurus keperluan Taeyeon.

"Bagaimana Keadaannya?" tanya Jiyong pada pelayannya itu.

"Nyonya sedari semalam demam, dan sampai saat ini belum membaik." ucap Pelayan itu.

Jiyong hanya melangkahkan kakinya, menaiki anak tangga yang ada di depan matanya, Tak ada kata Ragu, dia hanya merasa cemas saat ini. Jiyong terus melangkah, sampai langkah kakinya berhenti disebuah pintu kamar yang tertutup. Kamar dia dan Taeyeon, tidak lebih tepatnya itu adalah kamar milik Taeyeon.

Ceklek...

Suara pintu terdengar gaduh, jiyong melangkah masuk. Melihat seorang wanita yang kini sedang tertidur pulas di ranjang besar miliknya, wanita itu menutup matanya, di atas kepalanya handuk kecil berwarna putih sedang berteger guna menjadi kompres bagi wanita itu.

"Taeyeon..." desis Jiyong saat melihat keadaan Taeyeon, langkah kaki Jiyong terlihat lebar, menghampiri wanita di hadapannya.

"O-oppa..." ucap Taeyeon saat merasakan sentuhan tangan Jiyong pada Tubuhnya, wanita itu membuka matanya, lalu meraba bagian wajah Jiyong. Taeyeon tersenyum haru, air mata menetes tanpa di perintah. Wanita itu merasakan kerinduan lebih dalam dari pada apapun, di peluknya tubuh Jiyong, menangis terisak dalam pelukan pria itu. Sedangkan Jiyong hanya terdiam, tak membalas pelukan yang Taeyeon berikan...

"Oppa... Aku merindukankanmu, aku sangat merindukanmu Oppa..." ucap Taeyeon di sela tangisnya, wanita itu tersedu dalam tangis, tenggelam dalam hasrat kerinduan yang dia rasakan. Sedangkan Jiyong hanya termagu dengan apa yang kini dia hadapi, tembok tinggi yang di bangunnya beberapa hari terahir terasa Goyah, dia terasa tak tega untuk mengehempaskan wanita lemah yang kini memeluknya, dengan kenyataan pahit yang harus di terima wanita itu. Jiyong memang memiliki hati yang terlampau lembut, sampai dia tak bisa melihat wanita di hadapannya menangis. Bagaimana Taeyeon jika Jiyong melepaskan wanita itu? Menampar Taeyeon dengan kenyataan yang tak bisa di katakan wajar? Pernikahan palsu yang dia ciptakan beberapa tahun lalu.

"Ya... Aku, aku juga... Aku juga merindukanmu Taeyeon" jawab Jiyong pada Ahirnya, dia akan berusaha menyampaikan niatnya secara perlahan, akan memberi waktu sampai Taeyeon menjadi tenang.

"Oppa, jangan tinggalkan aku terlalu lama. Aku tak bisa hidup tanpamu" ucap Taeyeon, di lepasnya pelukan pada Tubuh Jiyong, lalu tangannya mengelus bagian bibir Jiyong, berpindah ke bagian mata Jiyong.

"Oppa, kau semakin tampan" ucap Taeyeon kemudian. Jiyong hanya diam, tapi tangan pria itu menyentuh tangan Taeyeon, menahan tangan Taeyeon untuk lebih menelusuri wajahnya.

"Tae... Apa kita bisa bicara? Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Jiyong pada Taeyeon. Taeyeon hanya menautkan kedua alisnya, merasa bingung dengan apa yang akan Jiyong katakan atau Jiyong tanyakan padanya. Wanita itu hanya mengangguk tanpa bisa bicara, bibirnya terkunci seakan menahan ketakutan Jika Jiyong akan meninggalkan dia dan kenangan mereka, seakan takut jika jiyong akan melepaskan dia dan pergi dengan wanita lain. Tapi apa yang bisa Taeyeon lakukan jika itu semua terjadi? Dia menyadari jika dia tak bisa memberikan kebahagiaan pada Jiyong, dia menyadari jika dia selama ini hanya menjadi benalu bagi pria itu dan menjadi batu sandungan bagi Jiyong dalam keluarga pria itu sendiri.

"Aku ingin kau cepat pulih, dan aku akan mengatakan semuanya saat itu tiba" ucap Jiyong pada Taeyeon, pria itu membelai surai lembut Taeyeon, lalu menghapus jejak air mata di pipi wanita itu. Sedangkan Taeyeon hanya diam dan menikmati sentuhan yang Jiyong berikan pada dirinya.

MANSION [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang