PART 12

790 41 12
                                    

Mencintai itu mudah, tapi melupakan itu sulit.

Cinta sejati bukan tentang aku memilikimu dan kamu memiliki ku.
Tapi tentang kejujuran dan juga kasih sayang di dalamnya.

Jiyong POV

Aku membuka kedua mataku, menikmati hangatnya tubuh mungil yang kini berada dalam pelukanku, tubuh seorang wanita yang menjadi cinta pertama dan juga wanita yang menjadi cinta sejatiku.

Hatiku memang sempat membencinya, tapi cinta yang begitu besar terkubur di antara renruntuhan bangunan tua cinta yang kandas dan hancur beberapa tahun lalu.

Bibirku mengucap dusta, tapi hatiku tak pernah bisa membencinya dengan penuh, benih cinta yang tumbuh dulu terlalu subur dan tak bisa mati dengan mudah, cinta yang bukan berdasar sebuah belas kasihan, cinta yang tak berdasar pada sebuah permintaan. Tapi cinta yang ku miliki untuknya adalah cinta yang ku ciptakan sendiri. Cinta yang tumbuh tanpa bibit dari orang lain, cinta yang ku tabur di lahan subur bernama hati. Cinta yang mendarah daging dalam tubuhku.

Aku melukainya bagai melukai diriku, aku memakinya bagai memaki diriku. Aku pernah mencoba membencinya tapi aku tak pernah bisa, aku pernah mencoba membunuh segalanya, tapi cinta ini semakin dalam dan besar, semakin berkembang dan semakin subur.

Apa yang bisa di lakukan malam terhadap gelap? Mereka menerangi gelap dengan ribuan bintang dan bulan yang terang. Bersinar diantara gelapnya malam, menghiasi malam yang gelap dengan kehadiran mereka.

Banyak yang mengatakan, cinta dan benci itu beda tipis, cinta mudah menjadi benci tapi benci tak akan mudah menjadi cinta.
Banyak yang mengatakan, waktu akan merubah segalanya, mengubah yang ada menjadi tiada.

Cinta? Apa itu cinta bagi mereka kebanyakan orang?
Bagiku cinta adalah saat kau tak bisa mengubah segalanya. Cinta yang tulus dan tumbuh dari rasa kasih dan sayang, tak akan pernah berubah dan tak pernah termakan oleh waktu.

"Engg..." aku mengalihkan tatapan mataku, pada seorang wanita yang kini sedang bergulung dengan nyaman dalam pelukanku, wanita cantik yang membuat seluruh hidupku berwarna dan penuh dengan kebahagiaan.

Wanita yang menghantuiku dengan rasa bersalah karena bersikap jahat padanya, wanita yang kelak akan melahirkan anakku.

Aku kembali mencium lembut keningnya, seakan mengatakam aku begitu mencintainya, mengatakan aku tak ingin kehilangannya lagi dan lagi.

"Sarangeo..." kata itu terasa ringat saat terucap dari bibirku, ku lihat wajah cantik yang masih terlelap, begitu indahkah mimpi yang dia temui saat ini? Wajahnya cantik dan berbinar bagai malaikat. Iya dia akan menjadi malaikat dalam setiap hidupku, menjadi malaikat bagi anak yang kini dia kandung.

Aku memeluknya erat, sungguh hati ini bergetar hebat, jantung ini berdetak tak karuan dan semuanya terasa indah.

Aku tak akan menyakitinya lagi, tak akan pernah membuat air matanya menetes lagi, air mata itu terlalu berharga bahkan terlalu suci.

Kim Chaeri aku mencintaimu

"Oppa... Kenapa kau menatapku begitu?, dan, dan kapan kau datang?" pertanyaan dan ucapan dari wanita di hadapanku hanya aku tanggapi dengan seulas senyuman.

Matanya memandangku, dapatku rasakan debaran jantungnya tak kalah dari detakan jantungku, aku membelai pipinya, lalu menarik dia untuk berada dalam pelukanku lebih dalam.

"Sssttt... Aku datang disaat calon ibu dari anakku dengan bodohnya tak memperhatikan kesehatannya" ucapku padanya.

"N-nde?" Chaeri yang manis, dia bahkan terlihat terkejut dengan apa yang baru saja kuucapkan.

MANSION [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang