PART 19 ENDING

1.3K 48 21
                                    

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan ini adalah saat yang menegangkan bagi seorang wanita yang beberapa saat lalu mengalami Kontraksi pada perutnya, air ketubannya pecah, dan perutnya terasa sakit.

"Op-oppa..." rintih Wanita itu memegang erat tangan seorang pria yang tak lain adalah suaminya.

"Bertahanlah sayang, Demi aku dan anak kita" ucap Pria itu, mencoba memberi kekuatan pada Istrinya, dia merasa sakit, dia tau itu sangat menyakitkan, rasa yang tak bisa di jelaskan dengan satu kata apapun di dunia ini.

Kwon Jiyong, pria yang tak lain adalah seorang suaminya yang menunggu Istrinya melahirkan, bayi kembar yang tak hanya ada dua, tapi kembar tiga.

"Tuan Kwon, sebaiknya anda menunggu di luar. Dan yah anda harus menemui dokter Park, untuk Menanda tangani surat ijin melakukan Oprasi." ucap seorang dokter cantik yang bernama Ahra.

"Andwe.... Tidak oppa, aku ingin melahirkan dengan normal" teriak Chaeri di sela kesakitannya.

"Tapi Nyonya, terlalu banyak Resiko jika anda melakukan persalinan Normal, karna bayi anda memiliki berat badan yang lumayan besar." ucap dokter itu pada Chaeri.

"Tapi, aku ingin melahirkan secara normal" ucap Chaeri lagi.

"Bukan cuma nyawa anda yang di pertaruhkan dengan persalinan normal tapi nyawa anak-anak anda, mereka bisa keracuna air ketuban yang belum keluar dan di tambah jalan lahir akan semakin sulit jika tak segera di tangani. Saya mohon nyonya berfikir dengan baik." ucap Dokter itu memberi nasehat.

Chaeri terdiam, jika dia atau salah satu dari anaknya mati, bukankah itu sama saja dengan bencana. Tapi, dia tak ingin di oprasi.

Chaeri memandang Jiyong, suaminya. Sedangkan pria itu memandangnya penuh permohonan.

"Baiklah" ucap Chaeri pasrah. Dengan satu kata itu jiyong langsung keluar dan menanda tangani surat ketentuan untuk melakukan oprasi.

__

Saat ini, beberapa saat lalu. Jiyong, suami dari Kwon Chaeri sedang berdiri di depan ruang Oprasi dengan wajah cemas, kakinya tak bisa berhenti bolak balik.
Sampai ayahnya menggeleng melihat kelakuan putranya itu.

"Berhentilah Ji, kau membuat Ayah dan Ibumu ini sangat pusing" ucap Nyonya Kwon pada ahirnya.

"Aku cemas ibu" ucap Jiyong singkat.

Tuan Kwon hanya menggeleng, lalu melihat ke lorong yang kini sedang di gaduhkan oleh langkah kaki kedua besannya, Ayah dan Ibu Chaeri saat ini sedang berlari panik, saat berhenti nafas keduanya terengah menahan sesak karna sedari tadi mereka berlari dari depan rumah sakit setelah keluar dari mobil mereka.

"Jiyong, bagaimana?" tanya Nyonya Kim dengan nada terburu, dia jelas sangat senang dan juga bercampur rasa cemas.

"Ibu, Chaeri sedang didalam ruang oprasi" jawab Jiyong.

Tuan Kim hanya menghela nafas, lalu tersenyum dan duduk di samping besannya yang tak lain adalah Tuan Kwon.

"Satu kali dengan tiga cucu kembar. Bukankah ini sangat menyenangkan" ucap pria paruh baya itu sambil menatap besan sekaligus sahabatnya.

"Kau benar, dan lihatlah Menantumu yang sedang cemas" ucap Tuan Kwon sambil menunjuk Jiyong, anaknya.

Tuan Kim terkekeh, lalu menghampiri menantunya. Tuan Kim menepuk pundak Jiyong, sambil tersenyum.

"Tenanglah, Chaeri adalah putri kecilku yang kuat. Dia pasti akan melahirkan anak kalian dengan selamat, dia juga akan menjadi ibu yang baik." ucap Tuan Kim.

MANSION [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang