Prolog

72 6 0
                                    

Suara nafas yang dihembuskan secara perlahan dan sangat lembut itu menemani Jasper dalam kegelapan dan keheningan, menjadi satu-satunya penenang baginya setelah apa yang ia alami.

"gelap.... dingin...." Jasper memejamkan matanya untuk sementara waktu.

"sangat sepi...." pikirnya. semuanya terasa sangat nyata : kegelapan, kesunyian, dan kesepian ini, ia hanya ditemani oleh kenangan-kenangan yang ia rasa datang dari neraka, gelap dan sangat mengerikan untuk diingat, pada saat-saat seperti ini ia mengharapkan Vierra menemaninya  disini. Wanita dengan rambut panjang berwarna cokelat gelap, dan matanya yang kebiru-biruan, membuat Jasper tergoda untuk selalu berada disampingnya, namun Vierra sudah hilang bersamaan dengan memorinya, ia tidak tau kemana Vierra pergi, dan bahkan tidak memiliki memori apapun kecuali ketika ia mencium Vierra disebuah bandara, wanita itu menggunakan baju merah dan celana jeans hitam, Jasper mencium wanita itu secara perlahan seakan itu adalah ciuman terakhir mereka.

"apa yang terjadi sebelum ini man?", dia berharap Amanda menjawab pertanyaanya itu, kenapa dia tidak bisa mengingat kejadian-kejadian indah yang ada di hidupnya ? "Kemana Vierra pergi ?" Ucapnya kepada ruang gelap yang kini memeluknya. kenapa ia tidak bisa mengingat setiap memori-memori indah yang pernah ia alami dan kenapa setiap kali ia berusaha mengingat masa-masa indah itu hanya akan membuat ribuan kenangan yang buruk menghampirinya?.

Satu-satunya yang ia ingat dari pertanyaan ini adalah jawaban Amanda, ia mengatakan bahwa "Kau harus melupakan Vierra, dan terus menelusuri potongan-potongan mimpimu, kau harus bisa terbiasa dengan lucid dream agar kau bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi denganmu," jelas Amanda yang membuatnya semakin mengerucutkan dahinya dan berkata "what the fuck ?", Jasper tidak mungkin bisa melupakan Vierra, tidak akan pernah bisa selama masih ada kenangan antara mereka berdua.

"tunggu..." tiba-tiba dia merasakan ada beberapa orang yang berlari menghampirinya dan membuat jantungnya berdetak menjadi lebih kencang, hembusan nafasnya pun menjadi cepat, Dan perlahan-lahan semua menjadi semakin terang dan mulai menyilaukan matanya.

-Dia terbangun-

"itu cuman mimpi," dan Jasper masih merasakan jantungnya yang terasa sangat sesak "aku sudah tau kalau itu adalah mimpi," Jasper tertawa kecil, "aku sudah berhasil mencoba melakukan lucid dream walau belum untuk waktu yang lama," Sesaat dia memegang kepalanya yang terasa seperti beradu dengan bola basket,
setelah Jasper mencoba untuk duduk, tiba-tiba dia kebingungan karena ia merasakan ada banyak pasir dikepala dan juga tubuhnya, dan anehnya ia hanya menggunakan celana pendek berwarna putih dengan lambang real madrid di bagian kanannya padahal yang dia ingat tadi ia sedang berada di sebuah ruangan yang sangat gelap,

"tunggu, kenapa gua ada di pantai?"
belum sempat sadar akan apa yang sebenarnya sudah terjadi, secara spontan, dia mendengar suara ledakan yang berasal dari sebelah kanannya. Ledakan itu membuatnya terkejut, ia mencoba bangun dan melihat kearah sekitar, dia melihat ada banyak orang yang berlari-lari menjauhi bibir pantai, dan ia juga melihat ada banyak darah dan potongan tubuh manusia yang tergeletak didaerah pantai itu.

-boom-

Ledakan kedua yang jaraknya tidak terlalu jauh darinya membuatnya agak membungkuk dan pada saat itu juga dia merasa ada seseorang yang menarik tangannya dan membuatnya refleks untuk berlari mengikutinya,
"apa kau gila ? ayo pergi! Misi dibatalkan" ucap pemuda itu sambil menarik lengan Jasper.

"Hah, siapa ini?," teriaknya.
Dia tak sempat melihat wajah pemuda yang menariknya itu karena orang tersebut langsung melepaskan genggaman tangannya dan lari menjauhinya, dia hanya sempat melihat gelang putih bertuliskan "friday Party" di tangan kanan orang itu ketika ia menarik Jasper. Namun kemudian Jasper berhenti, ia menengok kebelakang dan akhirnya dia sadar bahwa di pantai itu sedang ada infasi yang ia rasa dilakukan oleh sekelompok militer, karena orang-orang yang melakukan hal ini menggunakan seragam layaknya tentara dan menembaki hampir seluruh pengunjung pantai.

"apa yang terjadi ? Ken...," Jasper merasakan ada sebuah peluru yang mengenai bahu kirinya, "aarrgghh." tembakan itu membuatnya jatuh kebelakang dan perlahan-lahan Jasper pun pingsan.

Chapter of Dream : 1st MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang