“Diprediksi korban meninggal diketiga pulau telah mencapai 3 juta jiwa, dengan korban terbanyak ada di pulau Jawa yang mencapai 1 juta jiwa, sedangkan untuk korban luka ringan hingga luka berat diprediksi sudah lebih dari 10 juta jiwa. Sementara itu untuk pelaku penghancuran dan pemboman beberapa kota besar di ke-3 pulau Indonesia hingga saat ini masih belum diketahui, akan tetapi banyak orang-orang terkemuka serta saksi lokal yang menunjuk pengusaha sekaligus politik muda, Joe Fernandez sebagai orang yang melakukan semua hal ini, banyak saksi yang melihat helikopter yang seperti bertuliskan AJ’s Corp yang turut mengudara ketika serangan berlangsung. Seperti yang diketahui AJ’s Corp merupakan perusahaan terbesar yang dibangun oleh Joe dan istrinya, Amanda. Apakah benar bahwa Joe fernandez adalah pelaku serangan ini? mari kita....”
“tidak mungkin Joe Fernandez yang melakukan semua ini, lagipula darimana mereka tau tulisan pada helikopter itu ? Helikopter yang sedang mengudara pasti sangat jauh sehingga kecil kemungkinan bila ada yang mengaku bisa membaca tulisan pada helikopter itu, kecuali mereka adalah orang-orang bayaran untuk menuduh pa Joe" ucap Amas sambil menekan tombol untuk mematikan radio mobilnya,
Amas sekarang sudah berada di sebuah perkampungan, jauh dari daerah kota besar yang kini menghasilkan asap yang sangat banyak, hampir disepanjang jalan ia melihat gumpalan asap yang berasal dari kota-kota besar yang telah dihancurkan tadi.
Amas akhirnya sampai dikampung tempat orang tuanya tinggal, kampung cagak namanya, sebuah daerah perkampungan yang ada dikota Subang, namun ketika ia berbelok kearah sebuah gang kecil, ada orang yang tiba-tiba memberhentikannya.
Orang tersebut melambai-lambaikan tangannya seperti orang yang sedang panik serta mencari pertolongan, Amas pun keluar dan melihat orang tersebut yang berlari mendekatinya,
“jangan masuk kedalam!, bahaya” ucap orang tersebut,
“ada apa emangnya mang ?” Amas bertanya keheranan
“ada orang-orang jahat yang lagi ngumpulin orang-orang!”
Amas pun terkejut karena peristiwa yang pernah ia alami sewaktu SMA terulang kembali, Amas pun memohon agar dibantu untuk melihat peristiwa itu, namun sang pria tadi menolak dan bahkan pergi menjauhi Amas,
Amas tak mau memperdulikan orang tersebut, ia pergi menyelinap untuk melihat secara langsung kejadian itu, dia menuju kesebuah celah sempit dan gelap yang ada diantara 2 rumah dimana tepat didepan celah tersebut ada bekas kandang kambing dan sapi yang cocok untuk dijadikan tempat mengintip,
Amas pun melihat kejadian itu, ia tidak peduli dengan aroma kotoran hewan yang ada tepat diatasnya, ia melihat kearah sebuah lapangan besar dimana sudah ada banyak orang yang dikumpulkan disitu, mereka semua dijaga oleh tentara-tentara bersenjata dimana tentara-tentara itu nampak menggunakan pakaian yang sama seperti pada saat Amas dan teman satu asramanya ditahan, hanya saja kini mereka menahan orang perkampungan itu secara terpisah menjadi 2 bagian, kumpulan anak-anak yang tidak menyusui hingga remaja serta kumpulan orang tua dengan bayi yang masih harus menyusui,
Amas hampir lupa dengan tujuannya kesini, ia ingin bertemu ibunya, ia harus mencari ibunya!, dia pun melihat dari kejauhan kearah kerumunan orang tua dengan harapan tidak menemukan ibunya pada kerumunan itu, dan ternyata benar bahwa ia tidak menemukan ibunya yang artinya ibunya belum tertangkap dan mungkin sekarang ia sedang bersembunyi, “aku harus mencarinya!”, Amas pun keluar dari tempat itu, dan ia langsung pergi menuju kesebuah jalan setapak yang biasanya orang kampung tersebut menggunakannya untuk pergi memanen buah maupun sayuran yang mereka tanam di dalam hutan.
Setelah cukup masuk kedalam hutan, Amas bersembunyi dibalik sebuah pohon besar ketika ada beberapa tentara yang sedang berjalan-jalan menggunakan sepeda motor, dan ketika para tentara itu menjauh, ia melihat diseberang hutan yang tepat didepannya, ada beberapa orang yang sedang mengendap-endap masuk kedalam hutan tersebut,
“mungkin ibu ada diantara orang-orang itu,” gumam Amas yang tanpa pikir panjang langsung pergi menyebrangi jalan dengan berlari dan kemudian berjalan secara perlahan ketika sudah mulai berada didaerah hutan, Amas pun mengikuti orang-orang itu dan setelah cukup jauh melangkah, akhirnya ia melihat orang-orang tadi bersembunyi disebuah gubuk tua namun cukup besar, akhirnya ia menocoba masuk kedalam namun ditahan oleh orang yang menjaga pintu gubuk itu,
“siapa kamu? apakah kamu mata-mata?!” ucap orang itu
“engga pa, saya Amas, putra dari ibu Nana, saya ingin bertemu ibu, saya kira dia ada disini” jawab Amas,
orang itu pun mempersilahkan Amas untuk masuk kedalam gubuk dan ia melihat banyak orang-orang kampung yang kebanyakan anak-anak kecil sedang menangis merenungi nasib dari teman-teman serta keluarga mereka yang sudah tertangkap oleh tentara-tentara tadi.
Salah satu orang digubuk itu datang menghampiri Amas, “kamu bukannya anak Pa Ismail dan Bu Nana?” ucap orang tersebut.
“uh, iya mas, tau ga sekarang ibu ada dimana?”
“maaf mas, tapi Bu Nana tadi ga sempat keluar rumah, keburu ditangkap,”
mendengar perkataan orang itu, Amas merasa sangat terpukul, dia pun tak mau berlama-lama digubuk tua itu, karena dia ingin berjumpa dengan ibunya, tidak peduli meskipun artinya ia harus ditangkap.
Amas keluar dari gubuk, dan berlari menuju lapangan besar tadi, dan ketika sampai diujung lapangan ia melihat bahwa tentara-tentara itu sudah memasukkan para penduduk kedalam bis-bis yang besar, dan dia melihat diantara banyak orang tua yang masuk kedalam sebuah bis yang ada diurutan paling belakang, ia melihat kearah seorang ibu yang sudah hampir lanjut usia dan ibu tua itu menggunakan kerudung biru serta baju kuning, “itu Ibu!”
Amas mencari cara agar bisa masuk kedalam bis itu dan menemani ibunya, namun ia tak punya banyak waktu, hampir semua orang sudah masuk kedalam bis itu, Amas mulai panik, ia tak tau harus berbuat apa, “jika aku mengikutinya dengan mobil, pasti tentara-tentara itu akan curiga,”
disela-sela waktu ketika Amas berfikir, ia melihat kearah sebuah karung tua yang cukup besar yang ada disebelah kananya, Amas pun memikirkan sebuah ide yang sangat gila, “aku harus melakukannya,!”
Amas mengambil karung itu, dan ketika tentara-tentara itu sudah mulai meninggalkan bis yang paling belakang, Amas berlari kearah belakang bis sambil membawa karung itu, dan ia menyelinap masuk diantara beberapa orang terakhir yang sedang memasuki bis itu lewat pintu belakang, seorang bapa tua yang kaget melihat Amas masuk kebarisan orang tua itu spontan berkata, “loh, kamu ngapain disini?” ucapnya
“ssshhh, pa tolong jangan berisik, didalam ada ibu, aku gamau pisah,” ucap Amas berbisik sambil menutup tubuhnya dengan karung yang ia bawa tadi.
orang-orang disekeliling Amas yang berdekatan dengannya pun peka terhadapnya dan mereka langsung mengelilingi tubuh Amas sehingga tak akan ada tentara yang bisa melihatnya.
Amas akhirnya masuk kedalam bis itu dan ia langsung memasukan tubuhnya kedalam karung itu dan bersembunyi dibagasi bis, dan perlahan-lahan ia pun bisa merasakan bis itu sudah mulai berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter of Dream : 1st Month
Teen FictionJasper yang mengalami amnesia jangka pendek harus bisa menghalangi seorang pemimpin otoriter yang mencoba untuk melakukan infasi besar dinegaranya sendiri. Masalahnya adalah waktu Jasper untuk menghentikan orang itu adalah kurang dari 1 bulan, dan s...