Friday Party

7 1 0
                                    

Jasper sampai di sebuah sport center di daerah Bekasi, dia turun dari mobilnya dan pergi menuju kesebuah aula disalah satu gedung yang ada didalam Sport Center itu, dia membeli 1 tiket masuk dan mulai untuk memasuki wilayah wahana kolam renang.

setelah memasuki wahana kolam renang itu, Jasper melihat kearah seorang Customer Service yang sedang mengambil daun-daun kering yang mengambang di sebuah Kolam renang.

"Hey kau," ucap Jasper pada pria itu
Customer Service itu langsung melihat J dan kemudian mengisyaratkan dirinya untuk berhenti, lalu dia melihat kearah sekelilingnya, dan setelah itu dia berkata "ikut gua".

Dia membawa Jasper menuju kesebuah ruangan yang tidak terlalu luas, lebih mirip seperti kamar pribadi, namun dipenuhi oleh peralatan-peralatan Customer Service seperti sapu, kain pel, kain lap, ember, dll.

"hampir 2 bulan J," ucapnya

"hampir 2 bulan apa maksud lu?"

"hampir 2 bulan semenjak terakhir kali kita bertemu," pria itu mengambil sebuah kursi dan meminta J untuk duduk.

Jasper pun duduk dikursi itu, "dengar, gue ga punya banyak waktu, gue terkena amnesia jangka pendek dan gue butuh bantuan elu sekarang! dan by the way, gue lupa nama lu"

"Gue Christian, bagaimana bisa lu terkena amnesia?"

"gada waktu untuk menjelaskan," Jasper melihat kearah sekitarnya, memastikan bahwa tak ada yang menguping pembicaraan mereka berdua.

J melihat kearah Gelang yang dipakai oleh Christian, gelang tersebut sama persis seperti apa yang dipakai oleh orang yang menariknya dalam mimpinya itu, ia pun menunjuk kearah gelang itu, "lu dapat darimana?"

"ya dari Friday party, apa maksud lu J? lu juga punya satu, kita semua dapat satu"

"semua?"

Christian mulai paham bahwa J benar-benar mengalami amnesia dan kehilangan memorinya. "oke, apa aja yang elu ingat soal diri lu dan pekerjaan lu?"

Jasper menggeleng, "yang gue ingat adalah hal-hal yang berhubungan sama ledakan dipantai, dan..."

mendengar hal itu, Christian langsung menjentikkan jari kananya dan kemudian berdiri serta pergi mencari suatu barang yang disembunyikan didalam sebuah lemari kayu yang salah satu pintunya sudah rusak.
"pasti ada disini," Christian bergumam, "ini adalah salah satu bukti kalau kita itu pernah ada," Christian mengambil suatu kantong berwarna hitam yang ada didalam lemari itu, "sebelum akhirnya kita dibubarkan."

Jasper tampak semakin kebingungan dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Christian.

Christian mengambil kantong hitam itu dan membukanya, terlihat didalam kantong terdapat 1 buah pistol dan 2 pak peluru cadangan, serta lencana bintang dan 2 buah gelang bertuliskan 'Friday Party', J mengambil salah satu gelang itu dan memandanginya.

Christian pun mulai menjelaskan semuanya, "kita berdua dan Alfred pernah bertugas dalam 1 tim, dan itu adalah barang-barangnya" Jasper pun mulai menyimak dengan seksama setiap kata yang diucapkan oleh Christian,

"siapa Alfred?"

"partner lu ketika bertugas di Bali, sebelum lu bertanya, dia mati ditempat,"

"oke, gue lagi ga punya banyak waktu sekarang, tolong lu jelasin semuanya tentang gue dan pekerjaan gue!" ucap Jasper,

Christian mengangguk, "kita adalah pasukan elit khusus mata-mata yang bernama Troepen, Troepen ini diciptakan semenjak era orde baru, kita sudah lama beroperasi sebelum akhirnya kita dibubarkan, tujuan penciptaan kita pada awalnya adalah untuk membantu petrus (penembak misterius) dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayah negara pada era itu, namun semenjak orde baru runtuh, kita sempat vakum karena politik di negara kita sangat tidak stabil dan akhirnya ketika diera revolusi, semua agen yang masih hidup kala itu ditugaskan kembali, hanya saja untuk tujuan yang jauh lebih universal, sangat sulit untuk masuk kedalam pasukan ini, hanya anak-anak tertentu yang punya tiket masuknya"

"anak-anak? maksud lu?"

"ya, kita dilatih semenjak berumur 7 tahun, dan hanya keturunan militer yang sudah mendapatkan kepercayaan langsung dari Presiden Soeharto yang bisa mengajukkan anak kandungnya agar dilatih seumur hidupnya untuk mengabdi pada keamanan negara. tiap tahun anggota yang diterima menjadi Troepen semakin sedikit, bahkan angkatan kita -3 dari yang terakhir- hanya 10 orang yang diterima"

"jadi maksud lu kita sebenarnya masih eksis?" potong Jasper.

"tidak, kita sudah dibubarkan,
Christian mengambil 2 botol minuman kaleng dan memberikan salah satunya pada Jasper, "J, lu adalah lulusan terbaik diangkatan kita!, lu masih inget apa aja keunggulan elu?"

Jasper menggeleng,

"lu bisa bahasa Jepang, Inggris, Arab, Belanda, dan Portugal" Christian menenggak minuman kalengnya, "lu mendapatkan penghargaan atas investigasi yang sudah lu lakukan sewaktu masa pengabdian disaat kita berumur 17 tahun, dan lu jago silat dan juga taekwondo"

Jasper yang diam mulai berbicara, "apa lagi yang lu tau tentang gua?"

"apa kabar Vierra?" Christian bertanya dengan mimik yang sangat serius.

"apa? jadi lu juga kenal Vierra?"

"astaga, Vierra itu istri lu!, Jesus! dia sekarang sudah hamil kurang lebih 7 bulan!"

Jasper hanya terdiam, suami macam apa yang tega melupakan istrinya sendiri?

Christian melanjutkan obrolannya, "dengar, kita udah ga punya waktu, gue punya beberapa dokumen asli tentang lu, gua, beberapa teman 1 tim kita dulu dan juga tentang Troepen"

Jasper kembali sadar bahwa ia sedang berada diposisi yang jauh lebih penting dari sekedar hubungannya antara dia dan Vierra, Jasper pun kembali berusaha untuk serius,

Christian mulai mengambil tumpukkan dokumen yang tidak terlalu tebal dan juga tidak terlalu tipis yang sengaja ia tindih dibawah lemari kayu yang sudah rusak tadi.

Christian memberikan dokumen itu pada Jasper, "gue pengen sekali membantu lu J, tapi gue ga bisa"

"apa ? kenapa?"

"misi adalah misi,"

Jasper kebingungan, "apa maksud lu misi adalah misi?"

Christian mengambil sebuah pisau dan langsung menusuk dadanya, Jasper terkejut dengan apa yang telah dilakukan oleh pria itu, "baca halaman 7-10 maka lu bakal mengerti, dan baca mulai halaman 20 maka lu bakal tau siapa diri lu yang sebenarnya dan juga gua dan teman-teman lu" itu adalah kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Christian dengan nada yang terpatah-patah sebelum akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Jasper tak bisa berbuat apa-apa selain terdiam, bahkan ia tak memiliki banyak waktu hanya untuk memandang sebuah mayat segar yang ada didepannya itu, meskipun dia mau untuk mengurus mayat temannya, namun dia tetap harus mementingkan kepentingannya.

Jasper pun keluar dari ruangan itu dan meninggalkan mayat temannya yang sudah dia sembunyikan didalam lemari kayu, J pergi melewati aula dan pandangannya terfokus kearah sebuah kerumunan orang yang sedang menonton sebuah tv besar yang menggantung diatas dinding.

"masih belum diketahui siapa pelaku penghancuran bangunan-bangunan strategis yang ada diJakarta ini, namun banyak masyarakat yang menganggap bahwa ini adalah serangan lanjutan seperti yang pernah terjadi di Bali hampir 3 bulan yang lalu, apakah ini benar-benar infasi yang kedua? atau hanya serangan teroris saja?" ucap reporter berita disalah satu stasiun televisi tersebut.

"serangan teroris atau serangan infasi tetap saja akan berdampak langsung pada kita!" teriak salah seorang penonton yang berada pada barisan paling depan dikerumunan itu, "kalo Jakarta udah hancur, bagaimana kota-kota yang lain?" teriak orang lain yang membuat kerumunan itu menjadi semakin bising.

"apa? Jakarta? Amanda kan ada disitu," Jasper melihat kembali kearah TV, dan ia terkejut karena dilihatnya salah satu wilayah di Jakarta yang ia kenal, "itu wilayahnya Amanda" gumamnya, ia melihat AJ's corp yang sudah hancur berantakan, hanya menyisakan puing-puing bangunan yang tinggi dan juga beberapa asap bekas kebakaran dan dampak kehancuran yang lain.
melihat hal itu, Jasper pun panik dan langsung berlari menuju mobilnya, dan setelah ia sampai, dia langsung mencoba untuk menghubungi Amanda, namun tak dijawab olehnya.

"Oh My God!"

Jasper pun langsung pergi meninggalkan sport center itu dan langsung mengencangkan mobilnya

Chapter of Dream : 1st MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang