"sudah kau urus semuanya ?", tanya seorang pria yang sedang menyenderkan kepalanya keatas meja dan ditahan oleh tangannya yang berposisi seperti orang yang hendak berfikir.
"sudah, tuan", jawab salah satu dari 4 orang yang berdiri tepat didepan orang berkacamata itu.
"bagus, lakukan tugas kalian masing-masing, dan khusus untukmu B, hancurkan tempat itu dan semua gedung-gedung besar termasuk rumah sakit, agar dampak kerusakan dan penderitaan semakin besar" ujar pria berkacamata itu sambil menunjuk kearah seorang pria muda berkulit hitam dan tampak merupakan pria yang paling kekar diantara mereka.
"baik, professor" jawab pria berkulit hitam tersebut.
Akhirnya mereka berempat pun pergi keluar ruangan itu dan meninggalkan boss-nya bersama dengan seorang pria muda yang disekap dikursi dan disampingnya ada meja putih,
"nah, sekarang untukmu Joe," sambil menarik kursi hitamnya untuk mendekatkan dirinya pada Joe, "aku punya sebuah cerita untukmu"
"cerita apa Van? cerita yang berulang-ulang kau ceritakan padaku ? tentang masa lalumu yang membuatmu ingin menguasai dunia?!" jawab joe.
"hahaha, bukan-bukan, ini bukan tentang masa laluku, tapi ini tentang masa lalu, masa kini dan masa depan kau dan semua orang yang ada dinegara ini" dia memegang kedua lutut Joe dan berkata dengan serius, "sudah lama negara kita ini bermimpi buruk karena ancaman perang dunia, nuklir, kiamat, dan yang lainnya, dan semua hal itu diakibatkan karena berkembangnya mesin yang benar-benar pesat hingga mungkin pada suatu hari, perkembangan itu tidak dapat dikendalikan dan akan menjadi bumerang bagi kita semua. Bagaimana bila ada nuklir yang meledak dan menghancurkan penduduk tanah air kita? Bagaimana bila ada perang dunia yang akan menyertakan nuklir-nuklir itu ? dunia dalam sekejap akan langsung hangus, tanpa memandang siapapun korbannya, dan jarak antara kini dan nanti itu ibarat kau dan aku." Mendekatkan kepalanya pada Joe.
"lalu, apa yang ada dipikiranmu?", tanya Joe.
Evan tertawa, "aku akan membuat hal itu terjadi lebih cepat, dan dapat dikendalikan. karena aku yakin, ini pasti bakalan seru," Sambil tersenyum hingga giginya terlihat, "lagipula, kita udah punya banyak sekutu, hampir semua sekutu kita itu memiliki nuklir, jadi aku yakin, kita pasti menang"
Sesaat setelah Evan tersenyum dan tertawa, ia mendengar suara dering di Handphone yang ia simpan dikantongnya, ia pun mengambil Hp-nya dan menjawab panggilan itu.
"semuanya sudah dibom tuan, AJ's corp, 3 rumah sakit terdekat dan bangunan-bangunan strategis dan besar yang lain"
"bagus Brock, lanjutkan ketahap 2 dan 3". Ia pun menutup telfonnya. Dan kembali menatap Joe.
"apa itu tahap 2 dan tahap 3 ? memberi makan yatim piatu di panti asuhan ?", ucap Joe sambil tertawa kecil.Mendengar Joe berkata seperti itu, Evan hanya tersenyum dan kemudian pergi menuju sebuah lemari besi, dia membuka laci disebelah kanan dan mengambil beberapa peralatan. Ketika Evan kembali melihat Joe, Joe melihatnya sedang memegang obeng dan pisau yang sangat besar.
"Hahahaha, kau tak perlu tau Joe"

KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter of Dream : 1st Month
Teen FictionJasper yang mengalami amnesia jangka pendek harus bisa menghalangi seorang pemimpin otoriter yang mencoba untuk melakukan infasi besar dinegaranya sendiri. Masalahnya adalah waktu Jasper untuk menghentikan orang itu adalah kurang dari 1 bulan, dan s...