Pupus

6 1 0
                                    

Liburan telah usai,akhirnya aku kembali bersekolah. Aku tak sabar ingin meceritakan soal pesan yang dikirimkan oleh Kiran kepadaku.
Dengan wajah yang bersemangat aku menyapa Tari,Eka dan Via.
"Hayyy selamat pagi sahabatku"
"Tunggu-tunggu mukanya seneng banget nih,habis liburan kemana?" Tanya Via
"Ada deh,kepo haha"
"Iya deh gak kepo,kenapa sii kok kelihatan gembira banget"
"Tahu gak,kemarin selama liburan Kiran itu kirim pesan tiap hari"
"Ahh yang bener aja" Eka kaget.
"Bener kok aku gak boong deh,nih kalau mau liat pesannya"
"Mana-mana lihat coba" Tari yang mendesakku.
"Nih baca dengan cermat"
"Ciee perhatian lagi pesannya." Ledek Tari.
Eka dan Via ikut kepo dengan pesannya.
"Nah itu,Kiran kok perhatian ya sama aku. Aku jadi nyaman kalo tukar pesan sama Dia"
"Ohh may god udah mulai nyaman,bahaya ini. Ini bahaya" Tari sambil menepuk jidat.
"Loh kenapa emangnya kalau aku nyaman"
"Denger-denger si Kiran itu lagi deket sama Dila itu loh yang duduk di belakangnya Retno" dengan tegas Tari mengucapkan itu.
Seketika aku langsung down dan menghelai nafas.
"Kamu beneran Tar?"
Jawab Tari "Ya benerlah masa aku boong,aku juga temenan kan sama Dila jadi aku tahu"
Aku lebih memilih diam dan tidak berkata apa apa. Aku kembali ke tempat duduk dan menekuk dagu.
Tiba-tiba si cowo sombong itu datang.
"Woyyy diem aja,lagi galau ya" ketawa jahat.
"Apaan sih ganggu aja" dengan wajah kesal.
"Ditanya malah judes kek gitu,jangan judes-judes nanti cantiknya ilang loh"
"Minggir deh gak usah di sini,ngerusak suasana aja" sambil mendorong Dandi untuk pergi.
Dandi pergi ke tempat duduknya. Ekapun menatap Dandi sampai Dandi duduk.
"Ehh kamu kenapa,kok gak biasa si ngelihat Dandi kek gitu" tanya Via.
"Apa sih Vi,aku cuma lihat aja kok"
"Haha ada apa-apa pasti nih"
"Ih apa sih Vi,ehh Vi Vi lihat deh Dandi dari samping kelihatan cool ya"
"Ngigo apa gimana si,kek gitu dibilang cool"
"Astaghfirulloh kok bisa aku ngomong kek gitu yaa"
"Biasanya kalau pembiraan pertama pasti bener" ketawa ngakak
"Taulah Vi" Eka yang menutup mukanya dengan buku.
Mendengar mereka yang sedang berbincang bincang jadi bosan.
Aku kira suasana bakalan tetap sama seperti pagi itu,setelah aku tahu semuanya berubah deh.

Virus Merah Jambu di Mei Yang LuguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang