Ingin Berhenti

8 1 0
                                    

Hari semakin sore,rasanya ingin keluar dari rumah sekedar melihat senja yang indah. Dan duduk di bawah sepoy -sepoy angin.
Ku kira setelah duduk di situ,aku akan lupa. Ternyata tidak,justru dengan suasana yang seperti itu lebih mengingatkanku tentang Kiran,Kiran dan Kiran lagi.
Sebentar untuk memejamkan mata dengan bersandar dikayu tua. Ingin rasanya berhenti dari zona nyaman ini.
Tiba-tiba hpku berdering,ada pesan. Aku berharap itu dari Kiran. Tetapi bukan,melainkan dari Via. Jadi malas untuk membuka hp. Tak lama lagi hpnya berdering ulang,kalau berdering ulang berarti ada yang penting. Aku coba membuka pesan dari Via.
Pesan itu menanyakan surprise apa yang akan aku berikan pada Eka diultahnya besok. Hampir lupa,besok Eka ultah. Untung saja aku membuka pesan dari Via. Mengingat sudah sore,aku pulang ke rumah. Sesampainya di rumah,aku mendapat teguran dari mamah. Karena pulang terlalu sore. Ah membosankan sekali,pulang sore saja selalunya ditegur.
Aku segera menelpon Via.
"Hallo Vi,kamu dimana sekarang"
"Hallo Vit,aku dirumah nih tadi aku habis beli kado buat Eka"
"Aduhh Vi kenapa gak ngomong sii,kan bisa ikut"
"Tadikan aku udah sms kamu Vit,kamunya aja yang gak bales. Salah sendirkan"
"Iya iya Vi aku salah,terus gimana nih kan Eka ultahnya besok" penuh kepanikan.
"Ya udah gini aja,ntar malam kamu ngucapin aja dulu trus besok habis pulang sekolah kamu beli kadonya baru antar kerumahnya"
"Okeh kalau gitu,ya udah yaa aku tutup teleponnya. Dah"
"Iya Vit,dah"
Merasa bingung,aku langsung masuk ke kamar. Mondar-mandir kesana kemari.
"Ayolah berfikir,besok harus beli apa buat Eka"
Terdengar daun pintu berbunyi.
"Vita kamu kenapa sih,hari ini berbeda sekali. Seperti sedang uring uringan"
"Ini loh mah,besok Eka ultah. Aku harus beli apa yah mah?"
"Ultahnya besok kok kamu belum beli apa-apa sih?"
"Nah itu mah,aku sempat lupa. Untung Via mengingatkan"
"Ya udah sekarang kamu mandi dulu aja sana,nanti mamah telpon Ayah siapa tahu Ayah sedang perjalan pulang. Nanti nitip aja. Mau dibeliin apa kamu Vit"
"Coba tanya aja sama mba mba yang jualan mah,kalau kado buat cewe seumuran 13 tahun apa kek gitu"
"Ya udah mamah telpon Ayah dulu"
"Iya mah,makasih"
Sedikit lega,besok bisa bawa bingkisan buat Eka.
Sehabis mandi,aku dihantui soal Kiran lagi.
Rasanya lelah,memikirkan sesuatu yang membuat pikiran kacau.
Mungkin memang harus aku berhenti untuk memikirkan Kiran.

Virus Merah Jambu di Mei Yang LuguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang