Chapter 1

14.7K 518 12
                                    

Dentingan bunyi jam weker membangunkan seseorang dari tidurnya. Ia bangun dengan perlahan sambil membuka matanya dan mencoba bangkit untuk bersandar ke kepala ranjangnya.

Setelah kesadarannya kembali, ia pergi kekamar mandi untuk mencuci wajahnya dan menggosok gigi. Setelah selesai, dia langsung turun kebawah untuk masak sarapan dan bekal nya nanti.

Ia memasak dengan serius nya, tanpa menyadari temannya Fio berjalan kearahnya dengan senyum jahilnya.

Daaarr...

Fio menepuk pundaknya Anya, sehingga yang punya pundak terkejut.

"Aish, kebiasaan deh Fio. Kalau aku punya penyakit jantung gimana? Kalau aku mati tiba-tiba gimana? Kamu mau tanggung jawab?!." Ara mendengus dengan menatap Fio tajam sambil terus mengomel kepada sahabatnya itu.

"Hehe, peace." Fio hanya cengingisan dengan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Lagian lebay deh kamu. Kek gitu aja langsung kamu bilang mati." lanjut Fio dengan memutar bola matanya.

"Yah kan siapa tau aja. Soalnya kan banyak orang yang meninggal gara-gara dikejutkan seperti itu."

"Halah, itu hanya omong kosong belaka. Faktanya, memang itu orang sudah waktunya untuk pergi dari dunia ini." jawabnya acuh.

"Hm, entahlah. Gak mau mikirin juga." jawabnya tak kalah acuh dan kembali ke pekerjaan nya semula.

Dan setelahnya diantara mereka tidak ada lagi yang berbicara. Hanya keheningan dan dentingan spatula dengan wajan yang memenuhi rumah itu.

"Finish." ucap Anya dengan tersenyum sambil melepaskan celemek nya.

"Gih mandi Fi, habis tuh sarapan, terus kita berangkat deh." ucap Anya kepada Fio yang sedang memainkan ponselnya.

"Kamu gak mandi?." tanya Fio mengalihkan perhatiannya dari ponselnya dengan memicingkan mata kepada Anya.

"Yah mandi lah. Aku mau buat bekal dulu untuk dibawa nanti, setelah itu baru aku mandi. Udah gih mandi sana, bau tau." Anya berkata dengan tangan dilambaikan seakan mengusir Fio.

Fio hanya mendengus melihat sahabatnya itu. Padahal dia tidak bau-bau banget, tapi Anyaa bilang dia bau. Mau tak mau Fio akhirnya naik ke lantai atas, lebih tepatnya kekamarnya.

Selesai membuat bekal, Anya juga langsung naik keatas menyusul sahabatnya untuk mandi. Hanya 15 menit waktu yang dibutuhkan nya untuk mempersiapkan dirinya.

Setelah selesai membersihkan dirinya, ia langsung turun kebawah untuk sarapan. Dan ternyata Fio sudah duduk dimeja makan.

"Sudah lama?!." tanya Anya kepada Fio sembari duduk didepannya.

"Belum."

"Ya udah makan yuk. Sebentar lagi jalanan pasti akan macet kalau tidak segera berangkat." ucap Anya sembari menyendokkan nasi goreng kemulutnya. Fio hanya menganggukan kepala nya.

Mereka makan dengan hening, dengan dentingan alat makan yang berbunyi.

Selesai makan mereka langsung bergegas ke garasi mobil mereka. Tidak lupa mengunci pintu rumah mereka. Mereka menaiki kendaraan masing-masing karena semalam mobil Anya sudah selesai di servis.

*****

Dikota yang sama namun dilain tempat, seorang laki-laki sedang menyantap sarapannya dengan tenang. Dia makan hanya seorang diri dimeja makan yang besar dengan makanan yang lumayan banyak.

"Maaf tuan, apa nanti kita akan mengunjungi RS keluarga anda tuan?!." tanya tangan kanan lelaki itu -Davian- dengan suara kecil. Dia takut melakukan kesalahan.

"Ya, Dave. Tapi hanya sebentar, karena aku tidak memiliki banyak waktu. Aku harus segera menyelesaikan segala urusan disini. Dengan begitu aku bisa kembali ke Amerika dengan cepat. Urus semuanya, jangan sampai ada kesalahan sedikit pun. Kalau tidak kau tau akibatnya." lelaki itu mengatakannya dengan suara dingin dan tegas tanpa memandang lawan bicaranya.

"Baik, tuan." Dave menundukan badannya tanda memberi hormat.

Selesai makan, lelaki yang bernama Darryl itu langsung beranjak dari kursi nya dengan diikuti tangan kanan nya, dan berjalan kearah luar rumah nya.

Mobil yang akan ditumpanginya sudah berada tepat didepan rumahnya. Sang pengemudi dengan sigap membukakan pintu mobil untuk sang tuan. Diikuti dengan Dave yang duduk dikursi samping pengemudi.

Dan mobil jalan menyusuri jalan kota yang sudah mulai ramai akan kemacetan ibukota.

*****

Thanks for reading, don't forget to vomment 😊

The Billionaire BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang