Duk ... Duk ... Duk ...
Rintihan disertai suara benturan terdengar sangat jelas dari ruang tengah rumah sederhana berlantai dua. Tidak ada pekikan, tidak ada teriakan berisi caci maki, hanya ada kilatan tatap mata berisi amarah yang memuncak. Nyonya Jeon melakukannya lagi, menarik rambut anak lelaki cantiknya yang mulai memanjang lalu membenturkan kepalanya ke dinding.
"Kau membuat malu keluarga. Tidak cukupkah kau hanya memakai pakaian dan berperangai seperti anak perempuan? Tidak perlu sampai harus menyukai anak lelaki, apalagi anak lelaki itu adalah putra atasan ayahmu." Suara nyonya Jeon terdengar datar dengan tangannya yang masih mencengkeram rambut di kepala anak lelaki manis itu.
Tidak perlu menanyakan dimana Tuan Jeon, sebagai tentara dengan pangkat rendahan ia harus siap ditugaskan kemana saja. Lalu sang kakak perempuan? Ia hanya diam menatap dari balik pintu pembatas ruangan. Sebuah keluarga yang sakit. Anak lelaki yang berperangai seperti perempuan. Seorang ayah yang dengan mudah menyetujuinya. Seorang ibu yang dengan mudahnya melakukan tindak kekerasan. Dan satu orang kakak yang tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ibu, sakit ibu ... Hiks ... Hiks ..." Kening yang memerah dan sudut bibir yang berdarah mengiringi rintih lirih Jeon Wonwoo.
"Kau pikir ibu tidak sakit, hah?! Ibu sakit, di sini dan di sini ..." Sang ibu menunjuk ke dua tempat di tubuh Wonwoo, menunjuk ke dada dan kepala untuk memberitahukan rasa sakitnya. Keadaan masih sama, tidak ada teriakan yang pecah hanya nada datar yang begitu dingin dan menusuk.
~~~
"Kau melamun lagi? Jika kau merasa tidak nyaman, aku akan mengantarkanmu pulang." Mingyu mengusap punggung tangan wanita di hadapannya, merekaㅡMingyu lebih tepatnyaㅡmenetapkan janji pertemuan kedua setelah temu singkat penuh kecanggungan di ruang VVIP bar milik Seungcheol, Mingyu ingin bertemu seperti pasangan pada umumnya. Makan siang berdua di restoran, dekat pusat perkantoran kota Seoul. Bagaimana dengan Wonwoo? Ia adalah satu-satunya pihak yang dilanda kepanikan dengan keadaan ini. Pasalnya, ia hanya menjadi wanita ketika di bar milik Seungcheol, siang hari biasanya ia habiskan di bursa saham memperhatikan grafik jual beli dengan balutan jas mahal.
"Aku ... Aku ... Tidak biasa berkeliaran siang hari dalam keadaan begini. Ah maksudku ... Itu ..." Bertingkah gugup sama sekali bukan gaya Wonwoo, tapi kini otot lidahnya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan sederhana dari seorang Kim Mingyu.
"Memangnya kau vampire, hanya bisa keluar pada malam hari? Atau kau takut ketahuan oleh lelakimu yang lain karena sedang bersamaku?" Wonwoo dengan cepat menggeleng, membuat senyum simpul di bibir Mingyu terbit dengan manisnya. "Aku hanya ingin pertemuan yang normal Wonie-ya, seperti pasangan yang sedang berkencan." Mingyu kembali menggenggam tangan Wonwoo, menelisik tajam mata rubah nan manis yang terkejut membeliak akibat pernyataan kencan dari Mingyu dan menurut Mingyu mata itu terasa tidak asing.
~~~
"Semua cotton candy berwarna biru itu dari Mingyu. Kim Mingyu. Dia yang selalu menyuruhku untuk menemanimu ketika kau menangis. Dia terlalu takut untuk melakukannya sendiri. Kau bisa lihat kan, dia selalu bersembunyi di balik semak?"
Sebuah anggukan kepala dengan mata yang mengerjap lucu. Tetapi Wonwoo hanya anak remaja tiga belas tahun yang polos dan terlanjur menyukai Jonghyun.
"Tapi hyung, aku menyukaimu."
"Aku juga menyukaimu, kau seperti adik kecil bagiku. Anak lelaki hanya boleh dengan anak perempuan, Wonwoo-ya."
Sebuah usapan lembut pada kepalanya mengakhiri pertemuan sore itu. Jonghyun pergi meninggalkan Wonwoo dengan akhir yang jelas, sebuah penolakan halus.
~~~
Dan Wonwoo masih menjadi manusia pesakitan yang tidak pernah tahu untuk siapa perasaannya, untuk siapa jantungnya berdetak lebih cepat.
To be continued
P.S
Setiap orang memiliki definisi sakit yang bermacam-macam. Tanpa kau sadari, mungkin kau juga sakit? Selamat membuka kotak pandora!
![](https://img.wattpad.com/cover/145582809-288-k171460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Up [Meanie] ✓
FanfictionNo you don't need make up, to cover your face love You're beautiful now, within or without Be good to yourself, you doing me proud No you don't need make up, to cover your scars up You're beautiful now, within or without And never forget, you doing...