❄9. Feel

351 21 0
                                    

"Aku tak pernah ingin membuatnya hanyut akan rasa yang tak mungkin menjadi nyata...."

_Febriani Alana Putri_

Selepas pulang sekolah, Feby tidak langsung pulang ke rumah. Tidak juga mengunjungi rumah sakit seperti biasanya. Dia disini, di dalam kamar Ratna yang di dominasi warna Pink berkumpul bersama ketiga sahabatnya. Menikmati kebersamaan mereka yang mungkin akan jarang terjadi setelah kelulusan.

"Eh, lo udah denger belom? Katanya Kak Leo putus sama Linda. Sayang banget, padahal mereka udah pacaran setahun lebih. Nih, foto-foto Leo di IG Linda udah gak ada. Bio-nya juga udah dia ganti. " Kinar menggeleng-gelengkan kepalanya, dengan salah satu tangan sibuk dengan ponselnya.

"Omegot! Serius lo?! Kok bisa?!"

Feby reflek menutup telinganya, ia mendelik melihat kebiasaan Ratna yang tak pernah mengontrol volume suaranya. Untung saja sampai saat ini telinganya tidak bermasalah, masih berfungsi dengan baik walau telah mendengar segala pekikan cewek itu.

"Santai aja kali.... Mereka putus berarti mereka gak jodoh." Feby menjawab malas, ia mengambil toples kacang dan menaruhnya di atas perut sembari tiduran di atas karpet berbulu dengan tatapan fokus pada layar televisi yang menayangkan film horor.

"Mungkin Leonya udah capek. Lindakan orangnya pencemburuan." Timpal Kayla yang sedang tiduran disamping Feby.

"Bener kata Feby, kalau gak jodoh mau mereka pacaran setahun atau lima tahun sekalipun mereka pasti bakal putus juga. Orang nikah aja bisa cerai." Kata Kinar membenarkan lalu mencomot kue bolu buatan Mama Ratna yang menjadi favori mereka.

"Bener juga sih, Kayla aja bisa putus sama Doni."

Seketika Kayla berbalik, menatap tajam pada Ratna yang tersenyum tanpa dosa setelah mengejeknya.

"Ngapain lo bawa-bawa nama gue? Sorry, gue udah move on."

"Yakin lo udah move on?"

"Yakin, gue gak butuh cowok pengecut yang gak pernah bisa jujur sama pasangannya." Kayla berucap yakin.

Menaikkan sebelah alisnya, Ratna memyeringai jahil "Oh, bagus deh. Gue denger tadi pagi Doni nembak adek kelas."

"Siapa?"

Seketika tawa Ratna pecah, ia menepuk-nepuk kasurnya saking gemasnya. Kayla menggigit bibir bawahnya, merutuki kebodohannya yang telah masuk pada perangkap cewek itu.

"Katanya udah move on...." Kinar ikut terkekeh.

"AAKHH!!!"

"Akhh!" Kayla menepuk bahu Feby kesal, karena teriakan tiba-tiba cewek itu yang membuatnya refleks ikut berteriak.

"Sorry, setannya tiba-tiba muncul." Feby terkekeh melihat raut kesal sahabatnya itu.

"Lagian ngapain sih kita nonton film kayak beginian? Matiin aja, gak ada gunanya juga." Gerutu Ratna yang mang tak pernah menyukai hal-hal yang berbau horor.

"Jangan! Ini filmnya seru tau! Lo-nya aja yang penakut." Pekik Feby panik, sembari dengan cepat menyembunyikan remot dari jangkauan tangan Ratna.

"Ganti ajalah Feb, gue gak suka ngedenger soundtracknya. Berasa mau copot jantung gue." Kata Ratna memelas, tak sekalipun ia melayangkan tatapannya ke arah TV.

"Pokoknya enggak! Ini juga udah mau selesai!"

Memayunkan bibirnya, Ratna pada akhirnya mengalah. Tak ada gunanya berdebat dengan Feby, sahabatnya itu pasti tak akan pernah mau mengalah jika ia sudah menginginkan sesuatu.

R E A S O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang