PdA 1: KAMI

3.8K 280 13
                                    

Veranda pov

Terhitung sudah hampir tujuh bulan aku belajar disini, salah satu Sekolah Menengah Atas bertaraf Internasional terbaik di Indonesia. Ya, banyak siswa pintar disini dan aku mungkin salah satunya. Bukannya sombong, tapi hasil rapor semester satu membuktikan kalau aku menjadi peringkat dua dikelasku. Yeay...

Dan sekarang disinilah aku, ditribun lapangan basket, melihat anak-anak tim basket putri yang sedang latihan. Ada dua orang sahabatku disana, mereka adalah Kinal dan Lidya.

Kinal...
Dia adalah sahabat terbaik dari keempat sahabat baikku. Ya kalian tau lah, pasti ada orang terdekat dari sekumpulan sahabat kan? Bagiku dia adalah Kinal. Dia baik, cantik, keren, pintar bahkan sangat pintar apalagi dalam pelajaran hitungan, karena itu dia yang jadi peringkat satu dikelasku. Dia juga tidak sombong walaupun anak orang kaya, karena setauku orang tuanya itu salah satu pengusaha tersukses di Indonesia. Kinal adalah salah satu siswi populer dikelas X, karena selain pintar dia juga anak tim basket putri yang diagung-agungkan kelihaiannya dalam hal basket. Selain semua hal positif itu, Kinal juga jadi manusia ter-ngga-peka sedunia, jadi percuma kalau pakai kode-kodean ke dia (-_-). Dia juga cuek, kalau kata anak-anak sih dia cool. Ya memang sih, tapi itu hanya berlaku untuk orang luar, karena Kinal akan jadi cerewet kalau kami berlima sedang bersama.

Dan Lidya...
Sifatnya sebelas duabelas dengan Kinal, hanya saja dia anti dengan hitung-menghitung. Lidya sangat suka pelajaran bahasa termasuk bahasa Inggris dan Jepang. Dia sangat emosional melebihi Kinal, baik, heboh, ceria, dan tentunya tidak sombong. Lidya juga anak orang kaya, orang tuanya punya bisnis restoran dengan cabang dimana-mana.

Mereka adalah dua dari empat orang yang sudah mengubah duniaku sejak awal SMP tiga tahun lalu. Aku dulu sangat pemalu, teman juga bisa dihitung jari. Tapi karena mereka semua jadi lebih indah...

"Veee!!!", astaga Tuhan..
Benar-benar dua orang ini entah datang dari mana, mereka bersamaan menepuk pundakku sampai aku terdorong kedepan.

Huftt..

"Kalian! Kebiasaan!, bisa tanpa ngagetin ngga sih?" kataku sambil memegang dadaku yang deg-degan gara-gara mereka.

"Hehe.. ampun Ve, peace, damai." Kata mereka sambil mengacungkan dua jari membentuk V setelah kuhadiahi tatapan tajam.

"Lagian lu sih, nonton basket itu yang semangat, ini malah nglamun, kesambet tau rasa dah." Kata Jeje alias Jessica Vania, sahabatku yang paling konyol tapi kocak.

"Tau nih, liatin Kinalnya gitu amat, ngga bakal ilang juga kali Ve. Hahaa...". Tambah Desy. Partner in crime-nya Jeje. Aku diantara mereka berdua sekarang.

"Orang aku liatin anak-anak basket kok, bukan cuma Kinal." Sanggahku, ya walaupun aku tau mereka hanya bercanda saat 'menjodoh-jodohkan' aku dengan Kinal. Karena dari dulu Kinal memang paling perhatian padaku, itu karena aku yang paling lemah diantara kami berlima.

Di samping kananku, Jeje.
Jeje ini sepupunya Kinal, sifat konyolnya hampir sama dengan Kinal, cuma penempatannya yang beda. Kalau Jeje bisa konyol disemua tempat. Tapi Kinal hanya saat didepan sahabatnya. Karena Jeje adalah sepupu Kinal, otomatis orang tua mereka adalah saudara. Ya, Papa Jeje adalah adik dari Ayah Kinal. Beliau-beliau ini adalah pengusaha sukses yang sering bolak-balik Indonesia-Luar Negeri. Jeje sangat fasih bahasa betawi yang belakang katanya diganti 'e', entah dari mana dia belajar itu semua. Tapi Jeje sangat setia kawan, dia juga sangat suka musik dan dunia broadcast, bahkan ditahun pertamanya disekolah, dia sudah menjadi penyiar radio sekolah bersama Desy.

Iya Desy, manusia yang sedang duduk meneguk softdrink di sebelah kiriku.
Gadis yang punya tinggi badan diatas batas normal ini sangat supel, baik, jahil, kepo, dan jadi sumber gosip diantara kami berlima. Aku yakin kalau misalnya Desy melamar jadi reporternya 'Lambe turah' pasti langsung diterima. Hehe. Desy ini dari desa, tapi jangan salah, orang tuanya adalah orang terkaya dikampung. Punya berhektar-hektar sawah dan puluhan tambak ikan air tawar. Desy sangat suka design, dia ahli mengoperasikan corel draw, photoshop, dan kawan-kawannya.

Putih dan Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang