Author pov.
Entah apa yang sedang ada dipikiran Kinal, Veranda, Lidya, Jeje, dan Desy melihat kedatangan seorang wanita yang adalah mama Vino. Sekarang ada delapan orang di satu tempat yang sama, ruang tamu rumah Vino.
"Mama? Mama disini?" Tanya Vino heran melihat mamanya. Karena sudah lama sekali beliau tidak menginjakkan kaki dirumah ini. Ya, karena ini adalah rumah papa Vino dengan istri barunya, mama tiri Vino.
"Mama tidak menyangka kamu melakukan hal sehina itu Vino. Siapa yang ajari kamu menyakiti orang lain? Ajaran papa kamu? Iya?" Ujar mama Vino.
"Mama yang ajarin Vino! Mama selingkuh dengan orang ini. Ooo Vino tau, mama datang kesini dengan dia kan? Pantas saja! Seharusnya Vino sudah ngga perlu heran lagi dengan kelakuan mama ini." Kata Vino yang sangat tidak sopan pada ibunya sendiri.
Plakk!
Satu tamparan keras mendarat di pipi Vino.
"Kamu jangan kurang ajar Vino! Kamu tidak tau apa-apa! Hanya ada satu orang yang menghianati keluarga kita, dan itu adalah papa kamu! Papa kamu yang selingkuh, bukan mama!"
"Ck, drama apa lagi ini?" Kata Vino tak percaya dengan ucapan mamanya.
"Waktu itu kamu masih kecil Vino, kamu tidak tau kejadian yang sebenarnya. Om sama mama kamu ini bersahabat dari dulu. Bahkan mama kamu yang mencomblangkan om dengan tante Shanan, mama Shani. Dari dulu sampai sekarang om sangat mencintai istri om, walaupun dia sudah tidak ada di dunia ini. Jadi tidak mungkin mama kamu selingkuh dengan om." Penjelasan yang sangat hati-hati dari ayah Shani.
"Waktu itu memang saya masih kecil. Tapi saya tidak bodoh. Dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat mama dan anda berpelukan ditaman. Dan papa tau hal itu, karena papa lah yang menunjukkannya pada saya." Ujar Vino menyangkal pernyataan pria didepannya.
"Lagi-lagi kamu salah paham Vino, waktu itu mama sangat sedih dan curhat ke om Indra. Karena om Indra ini sahabat terbaik mama. Waktu itu om Indra berusaha menenangkan mama, karena mama menangis. Malam hari sebelumnya, mama melihat papa kamu selingkuh dengan wanita muda. Mereka mesra sekali, dan itu sudah kesekian kalinya mama memergoki mereka. Kenapa papa kamu bilang kalau mama yang selingkuh? Karena dia tidak ingin kamu tau hal yang sebenarnya. Dia ingin agar kamu benci sama mama nak." Tanpa sadar air mata mama Vino menetes, beliau sedih mengingat masa lalunya yang pahit. Sementara Vino hanya diam membisu.
"Mama kamu benar Vin, itu hanya pelukan seorang sahabat, tidak lebih. Buktinya setelah orang tua kamu cerai, om tidak menikah dengan mama kamu kan? Justru papa kamu yang menikah lagi." Logika yang sederhana dari ayah Shani.
Hufftt..
Kelima gadis yang sedari tadi diam menyaksikan perdebatan didepannya kini bisa bernafas lega setelah tau bahwa Vino benar-benar hanya salah paham.
"Om minta maaf Vin, kalau kedekatan om dengan mama kamu selama ini membuat kamu berpikir negatif. Om minta, kamu hilangkan semua prasangka itu. Kalau ada apa-apa kita bicarakan baik-baik, dan tolong jangan sakiti Shani lagi." Pinta om Indra tulus.
"Maaf, saya akan menjelaskan yang sebenarnya ke Shani." Kata Vino.
"Sebenarnya?" Om Indra penasaran.
"Iya, karena sebenarnya saya tidak pernah tidur dengan Shani. Saya sengaja membohonginya." Ujar Vino menunduk.
"Tidak perlu, Shani sudah tau, dan om juga sudah tau." Kata-kata om Indra yang membuat Vino mendongakkan kepalanya dan menatapnya.
"Bukan om, tapi mereka. Mereka yang memberi tau kami." Kini semua mata tertuju pada kelima gadis yang diam sedari tadi.
"Kalian? Seberapa banyak yang kalian tau?" Tanya Vino penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih dan Abu-abu
Short StoryShort story, tentang pencarian akar dari suatu masalah. Yup, cerita detektif! :) My first absurd story!?! Yeayy... happy reading ^_^