PdA 3: DIAM ATAU IKUT CAMPUR?

1.9K 210 6
                                    

Author pov

Di hari Jumat yang panas ini, terlihat sekumpulan siswa yang sedang duduk melingkari sebuah meja besar persegi panjang. Di ruangan ber-AC yang cukup besar bertuliskan 'Ruang OSIS' di atas pintu masuknya. Mereka berdiskusi tentang kegiatan Bazar Amal yang akan dilaksanakan sekitar sebulan lagi. Karena ini adalah kegiatan rutin tahunan Sekolah, maka harus dipersiapkan jauh-jauh hari.

Seperti sekarang, ketua pelaksana kegiatan sedang menjelaskan rencana susunan acara. Tampak peserta rapat sangat antusias dengan apa yang dijelaskan ketua pelaksana.

"Jadi ini proposalnya. Makasih Lidya, proposalnya bagus banget, rapi juga." Ucap Shania, siswi kelas XI-IPA-B yang tidak lain adalah ketua pelaksana.
Dengan senyum sumringah ia menunjukkan proposal kegiatan ke peserta rapat.

"Sama-sama kak, dibantuin Kinal itu design cover sama dalem-dalemnya juga. Aku mah cuma ngetik sama ngrapi-in aja kak." Kata Lidya.

"Pantesan bagus banget, Kinal kan jago ya disain-disainan gini?!" Sahut Shania sambil melihat Kinal.

"Biasa aja kok kak." Ucap Kinal agak grogi karena dipuji seniornya itu.

"Kak Shania, tanya dong, kan daftar pengisi acaranya belum dikonfirmasi semua, nah masalah rincian dananya yang diproposal disesuaikan dengan daftar pengisi acara yang ada atau yang sudah konfirmasi pasti bisa aja kak?" Tanya Gaby tiba-tiba. Masalah rincian dana memang tugas Gaby karena dia bendahara kegiatan.

"Kalau masalah itu nanti kita diskusikan berdua ya Gab? Soalnya tadi pagi Aku juga baru dapat masukan pengisi acara lagi dari kak Melody." Jawab Shania.

"Ohh oke kak, tapi nanti Gaby ngga bisa kak, soalnya Gaby cuma ijin sampai jam 3 dan harus langsung pulang, nanti kalau telat mama Gaby suka marah-marah kak." Gaby curhat dengan tampang tak berdosanya.

"Itu sih derita lo!" Cletuk Nabilah, bendahara II OSIS, teman sekelas Gaby dan dia memang selalu sensi dengan Gaby.

"Udah udah... Ya kan kita bisa diskusi via chat Gaby, ngga harus ketemu." Kata Shania memberi penjelasan dan dijawab anggukan oleh Gaby.

...

Disisi lain gedung sekolah, lebih tepatnya di bangku taman samping lapangan basket.

"Minum dulu Shan.." Veranda menyodorkan sebotol air mineral yang sudah dibuka segel tutup botolnya.

Shani menerima dan meneguknya.

Kini Shani sedang duduk diantara Veranda dan Desy.

...

Flashback on.

"Shani... Pleasee.." Mohon Veranda agar Shani menjauh dari tepi atap.

"Kalau kamu punya masalah, bukan ini jalan keluarnya. Aku ngga tau seberapa berat masalah kamu, tapi Aku yakin kamu bisa melewatinya Shan, bukan menghindarinya. Aku mohon kesini Shan, cerita sama Aku." Veranda mengulurkan tangan kanannya, berusaha meraih tangan kiri Shani.

"Percuma Ve, hidupku sudah retak, dan sebentar lagi akan hancur." Shani menangis sesenggukan.

"Ngga Shan, kamu lebih kuat dari yang kamu duga."

Tiba-tiba...

Brukkk, Shani jatuh pingsan. Untungnya dia jatuh kebelakang dan kepalanya ditangkap oleh Desy.

"Gimana sekarang Ve?" Tanya Desy.

"Kita ke UKS."

...

Putih dan Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang