"Sorry telat. Udah menit berapa Dim? Ehh ada neng Raya!"
Deg
Raya mematung sesaat mendengar suara laki-laki yang amat sangat dia kenali. Perlahan hatinya mulai berdenyut sakit. 'Sialan!' Umpatnya dalam hati.
Raya bangkit dari duduknya dan langsung berlari ke pintu keluar stadion, tak memperdulikan teriakan-teriakan yang memanggil namanya.
"RAY! Mau kemana?!" Teriak Bagas dari bangkunya saat tangannya ditepis kasar oleh Raya.
"Dia kenapa dim?" Tanya Bagas, tangannya menahan Dimas yang hendak menyusul Raya, yang ditanya hanya memperlihatkan tampang khawatir sambil menggeleng.
"Aku ikut!" Ucap Bagas, dia tambah khawatir melihat ekspresi Dimas.
"Bi, lo sini aja. Nanti gue balik lagi." Teriak Dimas pada temannya dan hanya dibalas dengan anggukan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Raya!!" Teriak Dimas namun teredam oleh riuhnya gemuruh suporter, Persija berhasil membobol gawang lawan.
><><
"Hiks hiks"
"Udah ya.. maaf aku malah ngajak Abi nonton bareng kita." Dimas bergumam menenangkan Raya yang ada di pelukannya.
Bagas POV
'Ini mereka berdua ngapain si? Malah bermesraan sambil peluk-peluk gitu. Untung kakak-adek.' Batinku bersyukur.
'Hahh~' gue mendesah kasar, bingung juga, dicuekin gini. Ada masalah apa si kembar sama Abi? Yaa, Syahrian Abimanyu kalau nggak salah namanya.
"Dim, aa-aku mau pulang!" Raya berbicara masih dengan sesenggukan. Dimas mengusap air mata Raya dengan tangannya. 'Makin cemburu gue..'
"Kamu pulang bareng bang Bagas ya, aku mau balik ke stadion. Nanti ayah sama bunda nyariin lagi. Nanti aku bilangin kamu pulang duluan. Udah ya jangan nangis lagi.." kata Dimas menenangkan. Kemudian memandangku.
"Bang, tolong anterin Raya pulang ya.." kata Dimas sedikit memohon. Jadi kasian, lagian Raya kan pacar gue, nggak perlu mohon juga gue anterin.
Gue ngangguk mengiyakan. Kemudian Dimas lari ke arah stadion meninggalkan kami di parkiran. Sayup-sayup gue bisa denger teriakan-teriakan dari dalam stadion, mungkin gol lagi(?)
"Beb, pulang kuy." Ucapku setelah berhasil mengambil motor ninja milikku. Gue liat Raya masih diem nunduk dan berjalan mendekat, sebenernya gue masih kepo tentang masalah ini, tapi gue urungkan buat nanya. Dia butuh waktu sendiri kan? Nanti juga cerita.
Raya naik ke motor, setelah dia lepas topinya dan make helm tanpa di duga dia meluk gue dari belakang.
Hangat. Ya jelas, dia pake hoodie gue. Katanya dingin. Padahal di dalem stadion jingkrak-jingkrak nggak jelas bareng Dimas, harusnya kan panas(?)
Dia ngelepas pelukannya. "Lah kok dilepas?" Tanya gue bingung.
"Mas'e diem-diem bae. Kuy mlaku! (Masnya diem aja. Ayo jalan)" Jawabnya malu-malu. Gue cuma nyengir kikuk.
"Siap. Berangkat!! Pegangaaaan" ucap gue keras langsung tancap gas, eh enggak deng stater motor dulu hehe.
Gue nggak langsung anter Raya pulang, mampir dulu dong hehe. Dasar!. "Beb, aku ngelih mampir se yo. (Beb, aku laper mampir dulu ya) Kamu mau makan dimana?" Tanyaku sambil curi-curi pandang ke belakang.
"Terserah mas." Jawabnya tanpa semangat, kayak bukan pacar gue aja biasanya juga menggebu-gebu apalagi soal makan. Ya mungkin masih bad mood(?)
KAMU SEDANG MEMBACA
My BoyFriend Is Football Talent
Short StoryBismillah. ✊ Bagas Adi Nugroho. Pesepak bola dengan sejuta pesona. 😎 P.s. : Bagas, Atlet Sepak Bola kelahiran Jogjakarta, 8 Maret 1997. Saat ini bermain untuk Timnas u-23 dan Arema. 🔥 P.s.s. : Klik Vote jangan lupa. Kalo ada typo/aneh/gaje/kesalah...