7.1 : First Meet

408 29 8
                                    


Bagas sedang duduk termenung di sebuah Cafè meja nomor 13, menunggu seseorang yang katanya ada urusan penting dengannya. Entahlah.

Dia datang sendiri, tanpa Diky, Nyamu atau yang lainnya. Udah kaya pendekar kan dia? :v

Saat pelayan datang mengantarkan pesanannya. Dia hanya mengangguk tanpa menoleh, hanya melirik sebentar. Kemudian diam lagi. Sombong amat gas :'v

1 jam berlalu. Dia mulai sadar bahwa Cappucino-nya belum tersentuh sama sekali.

Saat hendak meminumnya. Matanya teralihkan ke depan, dia kaget bukan main. Ada sepasang manusia yang kemungkinan mereka adalah sepasang kekasih, duduk sambil makan di depannya.

Melihat itu Bagas berdiri hendak pergi. Lagi pula orang yang ditunggunya tak datang juga.

"Tunggu bang!" Cegah seorang cowok di depannya itu.

Sumpah Bagas sedang tidak mood ngomong sekarang, sekedar menyahut 'Ya?' atau semacamnya. Jadi dia hanya menaikkan satu alisnya saja.

"Maaf sebelumnya. Kita duduk disini soalnya nggak ada bangku kosong lagi. Saya udah tanya ke mba-mba itu (sambil nunjuk pelayan Cafè) katanya nggak ada lagi tempat selain disini. Jadi ya kita duduk disini. Maaf ya bang kalau mengganggu.." jelasnya sambil senyum, cewek sampingnya juga.

Bagas merotasikan matanya ke segala penjuru. Benar juga, tempatnya penuh. Padahal saat dia datang masih sepi. Sebegitu tuli kah dia sampai tak menyadari ini? -_-

"Sejak?" Tanya Bagas singkat. Membuat dua orang di depannya mengernyit bingung. Daripada moodnya tambah buruk dia segera berlalu.

"Sejak 40 menit yang lalu bang!" Seru cowok tadi hampir berteriak. Bagas berhenti sebentar kemudian kembali melangkah ke meja kasir. Bodo amat dia nggak sopan.

><><

Drrtt Drrtt

Ponsel di sakunya bergetar. Hoho, baru sadar dia ada benda itu di sakunya.

Begitu kagetnya dia setelah melihat notif di ponselnya. 22 miss call, 14 pesan dan notif lain dari medsosnya.

"Hallo, sayang?" Ucap Bagas kalem. Dengan sedikit senyuman manis, nggak merengut kayak sebelumnya.

'Kemana aja sih? Aku telfon dari tadi?!' Seru seseorang dari seberang sana. Bagas meringis.

"Maaf hape aku silent tadi, jadi nggak tau ada telfon.." balasnya.

'Aku cuma mau kasih tau..' ujar seseorang di seberang sana. Suaranya melembut. Bagas jadi takut. Perasaannya nggak enak.

"Kenapa sayang?" Tanya Bagas ragu.

'Kita nggak bisa bareng lagi Bagas.. Maafin aku ya..' kata orang itu lirih. Bagas terpaku di tempat. Apa kupingnya salah dengar?

"Jangan becanda nes! Aku nggak suka becanda kamu, nggak lucu. Hahahaha.." kata Bagas sambil tertawa kering. Padahal jantungnya berdetak kencang bukan main.

'Aku nggak becanda.. Kamu tau aku nggak suka becanda.' Balasnya, terdengar helaan nafas berat dari sana.

"Jadi hari ini kamu ajak kita ketemuan mau bicara penting karena itu?" Tanya Bagas lirih namun tegas.

'Maaf Bagas, aku sebenernya mau omongin ini secara langsung. Tapi karena kantor aku ada urusan mendadak aku nggak bisa nemuin kamu sekarang. Aku harap kamu bisa ngerti. Makasih udah sayang sama aku selama ini. Maafin aku yang suka maksain kamu dan udah jahat kaya gini. Aku harap kita masih bisa temenan ya gas..' katanya.

"Hahah.. Trus gue harus gimana nih? Mau lampiasin marah sekarang di telfon apa pura-pura cuek aja sama keputusan lo itu?" Kata Bagas meninggikan suaranya.

'Kamu sekarang posisi dimana?'

"Toilet."

'Lampiasin sekarang. Aku bakal dengerin semua.'

Hahh~ Bagas membuang nafasnya kasar.

"Maaf gue nggak bisa jadi orang satu-satunya di hati lo.. Maaf gue nggak bisa kasih banyak waktu buat kita karena kesibukan masing-masing. Kalo lo pengin kita temenan aja, yahh gue nggak bisa maksain itu. Tapi satu hal, gue nggak akan bisa kayak dulu lagi sebelum dan saat kita pacaran.." terangnya.

Terdengar suara tangisan dari seberang sana. Bagas hanya diam. Lawan bicaranya diam. Mereka terdiam cukup lama dengan pikiran masing-masing.

'Hiks.. Makasih ya gas, kamu selalu ngertiin aku. Maaf atas semua hal tentang aku yang buat kamu sakit. Semoga kamu ketemu sama cewek yang lebih baik dari aku, yang bisa sayang sama kamu, yang bisa ngertiin kamu, dan mencintai kamu apa adanya. Aku sayang sama kamu gas.. jaga diri baik-baik ya sayang.. Ehh aku malah panggil kamu sayang sih? Haha, kok aku malah becanda gini ya.. Hft'

Bagas tersenyum mendengar ucapan kekasih- atau mantan kekasihnya sekarang?

"Iya Vanessa Gandhi Putri. Jaga kesehatan ya, jangan sampe lupa makan, nggak usah sok diet segala, lo udah kurus nanti nggak ada lagi yang suka sama lo. Hahahaha.." Bagas tertawa hambar, seakan hatinya berkhianat dengan otaknya.

'Haha.. ya udah Bagas Adi Nugroho. Selamat tinggal mantan pacarku yang manis dan pengertian..' jawab suara di seberang sana sambil sedikit terisak. Bagas hanya tersenyum hambar, air matanya juga menetes. Sebegitu berharganya kah dia?

"Nggak usah nangisin setiap keputusan yang udah lo ambil, Okey?! Ya udah gue tutup telfonnya ya.." Kata Bagas.

'Yaa, jangan lupa bahagia sayang..' kata Nessa. Bagas tersenyum getir, mungkin itu kata sayang terakhir darinya. Sialan! Kenapa dia malah jadi nggak sanggup nutup telfonnya?

"Makasih.." bisik Bagas, sambil tersenyum tulus. Kemudian terdengar sambungan telfon terputus.

"Kenapa kisah cinta gue selalu berakhir menyedihkan?!"

Damn it!

><><

Sementara itu..

"Raya, itu tadi orang kenapa ya? Kok kaya orang bingung ya.." Tanya seorang cowok ke cewek yang lagi jalan di sampingnya keluar dari Cafè.

"Tau dehh dim. Lagi patah hati kali." Bales Raya, nama cewek itu.

"Udah yok pulang!" Kata Raya sambil nepuk pundak cowok di depannya pas udah nangkring di motor.

"Ett tunggu-tunggu." Kata cowok itu sambil turun lagi dari motor, trus lari ke samping, ngambil sesuatu.

"Lahh ini punya siapa?" Tanya cowok itu lagi, sambil mengangkat benda yang telah ditemukannya tadi.

"Lah, dompet siapa tuh? Coba cek dim. Siapa tau ada KTP atau kartu namanya.."

"Bagas Adi Nugroho.. Lah ini kan orang yang tadi kita ketemu ray! Mukanya nih mirip, tapi kok ganteng di foto ya.." kata Dimas, nama cowok itu.

"Haha, ngawur! Coba cari lainnya dim siapa tau ada alamat atau nomer hp nya?"

"Dia dari Jogja ternyata.. Nggak ada nomer hp atau alamat tinggalnya lagi. Cuma ada KTP, kartu ATM, duit, foto dia bareng cewek, sama... Loh loh ini kan foto punggawa Timnas? Ada bang Hagi juga ray." Jelas Dimas.

"Jangan bilang dia..."

><><

NEXT?


Klik Vote ☆☆

See you ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My BoyFriend Is Football TalentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang