Pemuda cantik itu tampak duduk dengan gelisah. Berulang kali matanya mencari sosok yang telah ditunggu selama kurang lebih 20 menit yang lalu.
"Hei!"
Sampai sebuah suara menginterupsinya, seorang pemuda tampan tampak berdiri disampingnya dengan senyum menawannya.
"Menunggu lama?" Pemuda itu melangkah duduk didepannya.
"Tidak terlalu." Pemuda cantik itu menjawab sambil mencoba tersenyum untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Ada apa, sampai mengajak bertemu?" Pemuda tampan itu mulai meminum minuman yang telah dipesan pemuda cantik itu tadi.
"Ada yang ingin kubicarakan padamu." Jawab si pemuda cantik dengan perasaan gugup.
"Apa itu?" Pemuda tampan itu kembali bertanya.
"Em-- itu..." Pemuda cantik itu tampak menggigit bibir bawahnya.
"Ada apa, Jungkook?" Tanya pemuda tampan itu tak sabaran.
Pemuda cantik itu meletakan sebuah benda pipih kecil berwarna putih dengan dua garis merah di tengahnya ke meja. Kemudian menyerahkan kepada pemuda tampan didepannya.
Sang pemuda tampan tampak mengernyit bingung seraya bertanya, "Apa ini Kook?"
"Yugyeom, aku-- " Jungkook berbicara seraya menunduk takut, "--aku hamil."
"Hah?!" Pemuda yang dipanggil Yugyeom itu tampak terkejut. "Bagaimana bisa?"
"Kau lupa malam itu? Saat kau mabuk dan aku membawamu pulang ke apartemenmu. Tiba - tiba kau lepas kendali dan menyerangku lalu kita melakukan'nya'." Ucap Jungkook kembali mengingatkan.
Yang ditanya menengadah menerawang, mencoba mengingat lagi memori lampau, "Tapi itu sudah lama sekali, bahkan kita melakukannya hanya sekali. Bagaimana bisa?" Tanya Yugyeom tampak kebingungan.
"Aku juga tidak tau." Jungkook menjawab dengan takut, "Lalu bagaimana?"
"Gugurkan saja." Jawab Yugyeom tidak punya pilihan.
"Apa?! Tidak bisa!" Seru Jungkook tidak terima.
"Lalu kau mau aku bagaimana?" Kata Yugyeom balik bertanya.
"Aku mau kau bertanggungjawab!" Seru Jungkook tegas.
"Tidak bisa, Jungkook." Kata Yugyeom menunduk bersalah.
"Kenapa?" Tanya Jungkook yang meninggikan suaranya, menuntut jawaban. "Apa kau tak mencintaiku? Atau ada gadis dan pemuda lain? Iya?"
"Tidak Jungkook, sungguh. Aku mencintaimu." Jawab Yugyeom sembari mencoba menenangkan Jungkook.
"Lalu kenapa?" Pemuda cantik itu tampak mendesak.
"Itu yang hari ini ingin kusampaikan padamu. Kemarin aku mendapat kabar kalau aku diterima di Universitas Oxford di Inggris. Dan besok adalah jadwal keberangkatanku." Jawab Yugyeom sabar.
"Lalu bagaimana denganku?" Tanya Jungkook yang tampak akan menangis, "Bawa aku bersamamu."
"Tidak bisa, Jungkook." Jawabnya.
"Kenapa?" Tanya Jungkook yang kini telah berkaca - kaca. "Kita bisa menikah disana, hidup bahagia, dan membesarkan anak - anak kita bersama." Air matanya mulai mengalir ke pipi tembamnya.
"Jungkook aku sungguh tidak bisa. Aku masih muda, aku punya cita - cita dan aku harus mewujudkannya. Aku tak mau merusak impianku hanya karena menikah muda dan menjadi Papa di usia yang masih belia. Maafkan aku Jungkook, aku benar - benar tidak bisa." Jawab Yugyeom sembari bangkit dari duduknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY {kth+jjk} [Very Slow Up]
FanfictionDiminta untuk menikahi anak bosnya secara dadakan, apa yang kau rasakan? Kaget? Bingung? tentu saja. Nah, itulah yang terjadi pada Kim Taehyung. Pemuda tampan itu harus menikahi anak bosnya yang hamil diluar sebuah ikatan pernikahan. Akankah Taehyun...