6.1K 599 25
                                    

Hallo! Masih adakah yang menunggu? :')


























06.20 KST

Taehyung sudah sibuk berkutat didapur untuk memasak sarapan. Biasanya dia hanya akan membuat roti dan selai. Tetapi sekarang berbeda, Taehyung telah memiliki seorang istri yang sedang mengandung. Jadi Taehyung harus memperhatikan kesehatan dan asupan sang istri. Terlebih mungkin Jungkook belum bisa memasak.

"Ah! Aku tak memiliki susu untuk Jungkook. Aku harus membelinya nanti." Monolog Taehyung.

Setelah selesai pada urusan dapur, Taehyung melangkahkan kaki menuju kamarnya-oh ralat-kamar Jungkook sambil membawa nampan isi makanan.

Tok tok tok

"Jungkook-ssi, sarapannya sudah siap." Ucap Taehyung halus. Namun tidak ada jawaban dari dalam.

Tok tok tok

"Jungkook-ssi?" Panggil Taehyung sekali lagi. Tetapi masih tidak ada jawaban.

Taehyung menghela napas. Dia melirik jam tangannya,

06.30

'Aku akan terlambat.' Batin Taehyung.

"Jungkook-ssi, makanannya kuletakkan disini. Makanlah," Ucapnya lembut. "Aku berangkat dulu."

Disisi lain

Jungkook sedang duduk ditepi ranjang menghadap jendela, ia memandang kosong keluar jendela.

Matanya mulai berkaca-kaca. Perlahan tangannya merambat kearea perutnya yang masih rata, ia merematnya pelan.

"Ini semua salahmu, jika kau tidak hadir dihidupku aku tak akan menderita. Yugyeom tak akan meninggalkanku dan aku tak akan menikah dengan orang yang tak pernah kucintai bahkan tak pernah kutemui, hiks."

Jungkook menangis pelan, dia meratapi nasib yang menurutnya begitu buruk.

"Ini salahmu, salahmu, salahmu, salahmu. Hiks." Jungkook berucap berulang kali sambil memukul area perutnya, berharap ia bisa menyingkirkan bayi itu.

"Ini salahmu, hiks." Ucapnya sedikit melemah, Jungkook menangis sambil menelungkupkan kepalanya dilutut. "Yugyeom, kau sangat jahat, hiks."

--Sorry--

Jeon corp

Taehyung berjalan santai memasuki loby perusahaan, sambil sesekali membalas sapaan karyawan lain sampai sebuah suara menginterupsinya.

"Taehyung!"

Si empunya nama menoleh, mendapati seorang pria manis yang berlari kearahnya.

"Yoongi hyung."

"Aku merindukanmu." Yoongi memeluk Taehyung dengan erat, melampiaskan rasa rindunya selama 2 minggu ini tak tersampaikan kepada si pemilik hati. Iya, Yoongi menyukai Taehyung lebih tepatnya mencintai pria tampan itu.

"Hyung, ini diloby." Taehyung berkata pelan.

"Memangnya kenapa?" Yoongi melonggarkan pelukannya sambil mempoutkan bibirnya imut.

Taehyung terkekeh pelan, menjadikan Yoongi tertegun seraya membatin 'tampan sekali tuhan, aku jadi semakin mencintainya.'

"Tidak, nanti ada yang melihat."

"Tapi aku merindukanmu, lagipula disini sepi jadi tak akan ada yang melihat."

Ya, semua orang kantor terlebih Taehyung tau kalau Yoongi menyukainya. Tapi Taehyung menganggap Yoongi sebatas Hyung saja. Bukan karena Taehyung tak menyukai Yoongi, tetapi Taehyung hanya tak ingin menyakiti perasaan sahabatnya. Iya, sahabatnya Jimin. Jimin menyukai Yoongi lebih dari apapun, tetapi pemuda itu tidak berani menyatakan perasaannya, takut Yoongi akan menjauhinya.

SORRY {kth+jjk}  [Very Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang