"Aku akan berusaha memenuhinya, aku akan berjuang lebih keras sekarang untukmu dan bayi kita."
•
•
•
•
•
•Deg.
Jungkook tertegun mendengar ucapan Taehyung, bayi kita? Batinnya dalam hati. Perasaannya menghangat ketika Taehyung berkata seperti itu.Tidak pernah terbesit dalam benak Jungkook bahwa akan ada seseorang yang menerima dia apa adanya, bahkan menerima bayinya. Ternyata masih ada orang yang baik hati didunia ini.
"Eem, baiklah Jungkookie ini sudah sangat larut, istirahatlah. Besok kau masih harus kuliah, kelas pagi kan?" tanya Taehyung seraya menatap Jungkook lembut.
Jungkook yang melamunpun tersadar dan mengangguk seraya berdengung pelan dengan wajah blanknya.
Taehyung yang melihat tingkah menggemaskan Jungkook tersenyum dan hendak mengusak kepala Jungkook, lantas terhenti ketika tersadar bahwa tindakannya mungkin terlalu jauh.
Taehyung pun berdeham pelan seraya bangkit dari ranjang Jungkook, "Baiklah aku akan kembali ke kamarku, selamat malam Jungkookie."
Tanpa menunggu balasan dari Jungkook, Taehyung segera berlalu mengabaikan tatapan Jungkook yang tidak bisa diartikan.
Setelah Taehyung menghilang dibalik pintu kamar Jungkook mencicit pelan, "Selamat malam, Taehyung."
-Sorry-
Keesokan paginya Jungkook sudah siap dengan pakaiannya, ia mematut diri didepan cermin seraya sedikit memoles wajah ayunya agar lebih segar dipandang.
Menghela napas pelan, berusaha menguatkan dan menyemangati diri sendiri agar dapat melewati semua cobaan hidupnya dengan mudah.
Tangan dengan jemari lentik itu menekan gagang pintu seraya menariknya pelan, berjalan menuju dapur yang letaknya disebelah kiri kamarnya.
Rumah Taehyung itu unik, bentuknya persegi dengan ruang tamu sebagai pusatnya. Kenapa disebut pusat? Karena ruang tamu itu berada tepat ditengah-tengah bagian rumah.
Rumah itu menghadap ke Barat tidak berhadapan langsung dengan jalan tapi agak menjorok masuk kedalam, halamannya pun tidak dipaving ataupun semen tapi kerikil kecil dan tanah. Kadang kalau hujan turun malam hari, pagi hari halaman rumah becek membuat Taehyung harus berhati-hati jika tidak ingin celananya kotor ataupun terpeleset.
Jungkook berjalan ke arah dapur, kosong. Tidak ada Taehyung disana, hanya ada sepiring nasi goreng dan juga segelas susu oh jangan lupakan sticky note yang tertempel digelas susunya.
"Selamat pagi Jungkookie, menu hari ini hanya nasi goreng dan segelas susu ya. Maaf aku tidak sempat untuk memasak seperti biasanya, karena hari ini ada jadwal meeting dengan investor dari Jepang. Aku sangat gugup karena aku belum lancar berbahasa Jepang, doa kan aku sukses ya Jungkookie. Kumohon habiskan makananmu ya agar kau dan bayi kita sehat, dan semoga harimu menyenangkan!"
-Taehyungie hyung.
Membaca pesan dari Taehyung membuat senyumnya mengembang tipis tanpa sadar, Taehyung begitu perhatian padanya. Jungkook segera menggelengkan kepalanya, dan segera menyantap sarapannya.
-Sorry-
"Baiklah meeting kita selesai sampai disini, terima kasih kepada tuan Minatozaki yang sudah bekerja sama dengan kami. Semoga proyek yang kita kerjakan berjalan dengan lancar." tuan Jeon mengakhiri meeting dengan klien dari Jepang hormat, selepasnya semua orang beranjak keluar dari ruang meeting guna mengisi perut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY {kth+jjk} [Very Slow Up]
FanfictionDiminta untuk menikahi anak bosnya secara dadakan, apa yang kau rasakan? Kaget? Bingung? tentu saja. Nah, itulah yang terjadi pada Kim Taehyung. Pemuda tampan itu harus menikahi anak bosnya yang hamil diluar sebuah ikatan pernikahan. Akankah Taehyun...