5.4K 433 54
                                    

Hai:')





























Satu bulan kemudian..

Pagi ini Taehyung sedang sibuk berkutat di dapur, membuatkan susu kehamilan untuk sang istri dan menyiapkan sarapan dengan senyum tampannya.

Atensinya teralihkan saat ia mendengar suara pintu terbuka dibarengi keluarnya sang istri dengan penampilan rapinya. Ia mengernyitkan dahi bingung sesaat sebuah pertanyaan terlontar dari bibir tebalnya.

"Mau kemana, Jungkook-ie?" Tanyanya ramah, yang mana dibalas dengan ucapan dingin dari pemuda manis itu.

"Bukan urusanmu!"

"Tidak ingin sarapan dulu?" Tanyanya sekali lagi dengan senyuman yang masih ia pertahankan.

"Tidak." Singkat. Padat. Dan jelas.

"Tapi setidaknya minumlah susunya dulu."

"Tidak napsu."

"Tapi--"

"Cukup! Dengar ya Kim Taehyung yang terhormat! Jangan sok akrab denganku, jangan sok perhatian denganku, biarkan aku hidup dengan tenang. Kau itu hanya suruhan ayahku yang diminta untuk menikahiku. Aku tau, kau menerima pernikahan ini hanya sebatas kau kasihan padaku juga bayiku yang tidak memiliki ayah dan kau juga ingin membalas semua kebaikan ayahku yang ia lakukan kepadamu. Aku tidak pernah meminta belas kasihan darimu, Kim. Jadi, jangan usik hidupku!" Setelah mengucapkan serentetan kalimat menyakitkan itu, Jungkook bergegas pergi dari tempat itu.

Meninggalkan Taehyung yang menatap kepergian Jungkook dengan senyum sendunya. Satu bulan menikah, satu bulan juga Jungkook bersikap dingin dan tak acuh padanya. Ia sudah terbiasa dengan semua sikap dan perlakuan Jungkook, pikirannya Jungkook belum terbiasa dan butuh waktu.

"Setidaknya aku melakukan ini dengan tulus." Gumamnya lirih.


--Sorry--


Disinilah Jungkook sekarang, didalam taksi yang akan membawanya menemui sahabat lamanya. Ia menatap keluar jendela sambil melamun, pikirannya berkecambuk kacau. Saking kacaunya sampai tak mendengar perkataan supir taksi tersebut.

"Tuan!"

"Ah--iya!" Jungkook berjengit kaget saat supir taksi tersebut memanggil dengan nada yang sedikit dinaikkan.

"Maaf, tuan. Kita sudah sampai." Ucap pria tua itu kalem.

"Ah, iya maaf. Berapa semuanya?" Jungkook berkata sambil kelabakan mencari dompetnya didalam tas. Supir taksi itu tersenyum teduh, serta menjawab dengan lembut.

"Tidak usah, tuan."

"Eh, tapi--"

"Anggap ini sebuah pertolongan karena kau terlihat sangat kacau tuan."

"Ah, begitu. Terima kasih." Jungkook tersenyum canggung sembari membuka pintu.

Supir taksi itu hanya membalas dengan senyuman dan anggukan kepala, setelah itu pergi.

Jungkook memasuki kafe tempat ia dan sahabatnya membuat janji, saat masuk ia langsung menemukan sahabatnya tengah melambai kearahnya.

SORRY {kth+jjk}  [Very Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang