Disinilah Yoongi sekarang, terduduk menangis ditaman belakang kantornya. Tempat terbaik untuk beristirahat sekaligus melepas stres para karyawan kantor yang terbebani oleh banyaknya pekerjaan.
Tanpa Yoongi sadari ada seorang pemuda yang sedari tadi memperhatikannya.
Sampai akhirnya sang pemuda memutuskan untuk menghampiri Yoongi.
"Hyung."
Yoongi mendongak, mendapati Taehyung yang berdiri tepat dihadapannya.
Tangisan Yoongi semakin menjadi ketika ia tau bahwa yang berdiri didepannya adalah sang patah hati terbaiknya, melihat Taehyung hanya membuat luka dihatinya semakin terbuka lebar.
Taehyung yang melihat hal itu pun seketika panik, ia langsung membawa Yoongi kedalam dekapan hangatnya, "Jangan menangis, Hyung."
Yoongi hanya diam sesenggukan, ia membalas pelukan hangat Taehyung. Bahkan kini ia semakin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Taehyung. Masih tidak rela orang yang sangat ia cintai, sekarang menjadi milik orang lain.
Melihat keterdiaman Yoongi, Taehyung pun hanya bisa diam sembari mengelus punggung si manis.
Hening.
Mereka diam, hanya terdengar suara semilir angin dan terkadang diselingi suara isakan kecil yang lolos dari bibir Yoongi.
"Kenapa?"
Sampai salah satu dari mereka yang mengeluarkan suara.
"Kenapa kau? Kenapa harus kau? Kenapa tidak yang lain saja? Kenapa harus kau yang menikah dengannya, Taehyung?" Ujar Yoongi yang memelankan suaranya diakhir.
Taehyung hanya diam, dia bingung harus berkata apa. Sebenarnya dia juga tidak menyangka hal ini terjadi kepadanya. Bukan maksudnya menolak, hanya saja bukankah ini terlalu cepat?
"Ini tidak adil."
Yoongi kembali bersuara. Taehyung masih setia mendengarkan apa yang akan dikatakan orang yang sudah ia anggap Hyung nya ini.
"Tuhan tidak adil kepadaku, dia tidak menyayangiku bahkan dia membuat garis takdirku begitu buruk."
"Sstt... Jangan berkata seperti itu Hyung." Taehyung mengusap lembut punggung Yoongi berusaha menenangkan pria manis tersebut. "Tuhan menyayangi setiap makhluk-Nya, termasuk dirimu Hyung."
"Jika Tuhan menyayangiku, kenapa dia memberiku takdir seperti ini, Tae? Takdir yang selalu mempermainkanku, hiks." Yoongi kembali terisak lirih.
"Mempermainkan bagaimana maksudmu, Hyung?"
"Dulu Eomma pergi disaat aku mengikuti turnamen futsal di Busan, saat aku pulang membawa kemenangan bukannya disambut dengan pujian dan pelukan hangat Eomma yang aku dapati malah semua orang sedang menangis pilu, kemudian bibi yang tiba-tiba memelukku mengatakan dan bahwa Eomma telah tiada, membuatku terpukul semua berjalan begitu cepat, ketika aku berkunjung ke makamnya aku bahkan hanya bisa menangis menyesal karena tak disampingnya pada saat-saat terakhir hidupnya, aku menangis menyesali betapa bodohnya aku yang lebih memilih mengikuti turnamen bodoh itu daripada menemani Eomma yang saat itu memintaku untuk tak pergi, aku menyesal tak mendengarkannya waktu itu, aku menyesal, Tae. Andai aku bisa memutar balikkan waktu, aku akan memperbaiki semuanya. Memperbaiki setiap kesalahan fatal yang aku lakukan, hiks."
"Dan sekarang kau juga pergi, kau menikah diam-diam tanpa sepengetahuanku disaat aku sedang ada tugas kerja di Jeju. Hiks, ini tidak adil. Tuhan sangat jahat kepadaku, hiks."

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY {kth+jjk} [Very Slow Up]
FanfictionDiminta untuk menikahi anak bosnya secara dadakan, apa yang kau rasakan? Kaget? Bingung? tentu saja. Nah, itulah yang terjadi pada Kim Taehyung. Pemuda tampan itu harus menikahi anak bosnya yang hamil diluar sebuah ikatan pernikahan. Akankah Taehyun...