6K 579 11
                                    

"Jungkook! Apa ini?" Tanya sang ibu sambil mengatur napas.

Jungkook sungguh terkejut dengan benda yang disodorkan oleh ibunya.

Wajahnya berubah menjadi pucat pasi karena takut. Matanya memanas ingin menangis.

"Apa itu, sayang?" Tanya Namjoon pada sang istri. Matanya memicing melihat benda yang tengah disodorkan istrinya itu. "Testpack? Milik siapa?" Sambungnya penasaran.

"Tanyakan pada putramu. Aku menemukannya didalam kamar mandinya." Kata Seokjin.

"Jungkook? Ini milik siapa?" Tanya Namjoon penuh selidik.

Jungkook hanya menunduk dalam tidak berani menatap orang tuanya. Matanya mulai berkaca - kaca.

"Jungkook! Jawab aku!" Kata Namjoon setengah berteriak, dia ingin meminta penjelasan dari anak semata wayangnya itu.

Jungkook hanya bisa menangis dalam diam. Lidahnya kelu hanya untuk menjawab pertanyaan sang ayah.

"Jeon Jungkook!" Seru Namjoon marah.

"Mi-milikku, Dad." Kata Jungkook sambil terisak. "A-aku.. Aku hamil, Dad." Ucap Jungkook tak kuasa menahan air matanya.

"APA?!"

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi tembamnya. Rasanya panas dan menyakitkan, tapi tak sesakit apa yang ia rasakan saat Ayahnya yang bahkan tak pernah sekalipun seumur hidup menamparnya, menamparnya untuk pertama kali.

"Dasar anak tidak tau diri, bagaimana bisa kau hamil?" Tanya Namjoon berapi - api, "Padahal aku sudah berusaha mendidikmu dengan baik, menyekolahkanmu di sekolah terbaik, aku hanya ingin kau menjadi orang yang berguna. Tapi apa yang  kudapatkan? Apa yang kau berikan?" Sambungnya marah.

Jungkook sudah tidak bisa membendung air matanya, dia menangis tersendu - sendu menyesali apa yang telah dia perbuat.

"Sudah berapa kali aku dan ibumu memperingatkanmu tentang pergaulanmu? Ini sebabnya kami melarangmu bergaul dengan orang sembarangan. Kau itu berbeda Jungkook! Kau lelaki istimewa. Kau berbeda dengan mereka." Seru Namjoon.

"Ma-maafkan aku, Dad." Lirih Jungkook, "A-aku menyesal."

"Sudah seharusnya kau menyesal." Ucap Namjoon tajam, "Lalu siapa yang melakukan ini padamu?" Sambungnya bertanya.

Jungkook diam, enggan atau lebih tepatnya tak berani menjawab pertanyaan sang ayah.

Tidak mendengar jawaban dari sang anak, kesabaran Namjoon pun habis lantas berteriak,

"SIAPA JUNGKOOK?!" Dia berteriak didepan sang anak mendesak meminta jawaban.

"Yu--yugyeom, Dad." Lirih Jungkook masih menunduk takut.

"Kim Yugyeom kekasihmu itu?" Jungkook mengangguk sebagai jawaban, "Apa kau sudah bicara padanya?" Tanya Namjoon yang mulai mengontrol emosinya.

"Sudah." Cicit Jungkook lirik.

"Lalu, apa dia mau bertanggungjawab?" Tanyanya lagi.

Jungkook hanya menggeleng, semakin terisak mengingat kejadian tadi siang.

"Apa?! Si brengsek itu tak mau bertanggungjawab?" Tanya Namjoon kembali tersulut emosi.

Jungkook mengangguk, "D-dia lebih memilih untuk melanjutkan pendidikannya d-di Inggris." Jawabnya tergugu.

"Oh, god! Bagaimana-- shit." Umpat Namjoon entah pada siapa, Seokjin hanya bisa menenangkan dengan mengusap lengan sang suami.

Namjoon merogoh saku celananya, meraih ponselnya lalu menghubungi seseorang.

SORRY {kth+jjk}  [Very Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang