" Seandainya waktu bisa diputar pada masa yang lampau , maka aku tidak akan menemui hari dimana kita mengucapkannya saat itu "
- Kim Aerin -******
" Apa kau baik-baik saja Aerin? Aerin jawab aku? " suara jimin benar-benar terdengar begitu khawatir padaku.
" eoh? aku baik- baik saja " aku tersadar dari lamunanku dan melepaskan pelukannya.
" benarkah kau baik-baik saja? " jimin terus bertanya padaku,seolah terlihat sedang menghawatirkan seseorang yang paling berharga untuknya.
" Ne...ayo kita pulang " aku berjalan meninggalkan jimin yang masih terdiam menatapku.
Namun, bergegas dia mengejarku dan mencoba mensejajarkan langkahnya denganku.
" Aerin bisakah kau berhati-hati jika sedang melakukan apapun? kau hampir saja membuat dirimu celaka..apa kau mendengarku? "dia terus saja mengkhawatirkanku dan aku sangat tidak suka itu.
Aku tidak suka jika,ada seseorang yang mengkhawatirkanku seperti itu. Karena terkadang hal itu hanya membebani diriku sendiri jika mendengarnya.
" aku baik-baik saja jim jangan khawatir padaku lagi " aku menatapnya dengan begitu serius dan jimin hanya tersenyum mendengarnya.
" baiklah...aku mengerti...ayo kita pulang " dia mengusap pipiku dengan tersenyum dan menggenggam tanganku saat berjalan menuju ke arah parkiran mobil saat itu.
" hmmm...Aerin,sebenarnya kau ingin mengatakan apa padaku? apa aku salah mengira di cafe tadi?" tanyanya memandangku penasaran.
" hmmm...itu...lupakan saja,bukan sesuatu yang penting " ucapku padanya dan masuk ke dalam mobil.
" Apa iya bukan hal penting "ucap Jimin yang masih bingung dengan sikap Aerin padanya di kafe tadi.
****
Malam ini aku sedang menikmati acara tv kesukaanku. Ayah dan ibuku sedang sibuk dengan pekerjaan mereka sedangkan Kakakku....yaah,begitulah aktivitasnya selalu sibuk dengan gamenya. Kalau tidak, pasti dia sibuk dengan ribuan resep makanan yang selalu dia perhatikan di ponselnya.
Aku bahkan sampai ingin memaki melihatnya. Dia selalu memperhatikan ribuan resep yang ada diponselnya dari pada denganku adiknya sendiri. Terkadang karena kegiatannya itu ibu sampai mengatakan bahwa aku tidak pantas menjadi seorang gadis dirumah.
Itu semua karena aku sangat malas jika berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut masalah dapur. Bahkan terkadang aku merasa diriku tertukar oleh kakakku sendiri.
Aku yang kesal melihat tingkah kakakku tiba-tiba saja secara spontan mengambil ponsel yang sedari tadi di mainkannya.
" Yaa!! kembalikan ponselku pipao" Dia benar-benar terlihat marah saat itu. aku tidak pernah melihatnya seperti itu dan hal itu benar-benar membuatku terkejut dibuatnya.
" Kenapa gak boleh?eoh?!"aku bertanya dengan tetap menyembunyikan ketakutanku padanya.
" Heyy~ayolah berikan padaku...jika tidak, kau-" belum sempat dia melanjutkan perkataannya,aku sudah membalasnya dengan nada kesal.
" Aku apa eoh? lagi pula kakak benar-benar membuatku kesal...kakak selalu saja memperhatikan ponsel...kapan akan memperhatikan adikmu yang manis ini,eoh?!" aku sedikit berakting seperti gadis kecil yang meminta perhatian dari seorang ayah dihadapannya.
" Astaga..yaa!! apa kau sedang sakit eoh? kau benar-benar tidak sehat dengan ucapanmu itu pipao...ayo kembalikan ponselku " dia mengulurkan tangannya padaku dan mencoba terlihat sperti pria yang keren didepanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/146021645-288-k964942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My lovely boy [Revisi]
FanfictionAku cukup sadar pada sisi yang kau berikan padaku... Sisi tempat yang kau tempatkan di relung hatimu... Mungkin sedikit... Sedikit berharga atau tidak berarti sama sekali,aku juga tidak tau... Hal yang aku tau adalah aku larut dalam kebohongan yang...