1st; Kakak Merah Marun

7.3K 768 476
                                    

Mark's POV

"Baik. Ada yang mau nanya?" tanya ketua Seniority Program ke murid-murid baru. Murid-murid baru langsung mengeluh dengan kesal, termasuk diriku.



"Mereka gila ya?! Nge-follow 500 akun IG kakak kelas dalam seminggu doang? Apa kabar riwayat tugas-tugas dari guru nanti?" fikir ku.



Seseorang di sebelah ku mengangkat tangannya.



"Iya, yang ngangkat tangan. Berdiri," perintah ketua Seniority Program.



"Saya Lee Donghyuck, 0024, saya ingin minta tolong ke kakak sekalian. Kita ini, kak, adek kelas, pasti juga diberi tugas-tugas dari para guru nanti. Tolong dipertimbangkan lagiㅡ"



"ㅡKita ngasih kesempatan buat yang mau nanya. Bukan buat yang mau berontak," potong salah satu kakak kelas yang berambut merah marun.



Ruang aula hening seketika. Wajah Lee Donghyuck itu tampak ketakutan karena ditatap tajam oleh kakak kelas bersurai merah marun itu.



"Kakak kelas bersurai merah marun itu gila ya? Apa dia tidak mengerti hak asasi manusia?!" fikirku.



"0024, tolong duduk kembali."



Melihat teman seangkatan ku seakan diremehkan, aku merasa kesal.



Aku pun memberanikan diri untuk mengangkat tangan.



"Berdiri," perintah ketua Seniority Program kepadaku.



"Saya Lee Minhyung, 0072, saya pengen nanya, apa yang bakal kita dapet kalo udah selesai tugasnya?"





Hening.





Bukannya menjawab pertanyaanku, kakak kelas yang bersurai merah marun tadi malah menghampiriku.







































DEG.







Kakak kelas itu berhenti melangkah tepat di depan wajahku. Jaraknya dekat sekali, woi! Dan parahnya,






















Dia cantik.































"Kalian gabakal dapet apa-apa,"



ucap kakak kelas itu, lalu melipat kedua tangannya; memandangku dengan remeh.



"Hmm...



... Kalo nggak dapet apa-apa... lo gamau ngerjain, gitu? 0072?" tanya kakak kelas bersurai merah marun kepadaku.







































Sialan!



Aku kehabisan kata-kata!



Kakak kelas merah marun itu masih memperhatikanku. Butuh lima detik hingga aku menemukan balasan yang tepat. Aku tersenyum miring.

































































"Kalo dapetnya hati kakak, mungkin aku bakal ngerjain lebih dari 500, bahkan seribu, kak," ucapku.

































[END] Seniority Program • MarkYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang