"A-apa?"
Cowok itu tersenyum makin lebar.
"Lagi apa?"
"Long time no see!"
Aku mengernyitkan kening. Inggris? Dari Boston kah? Siapa? "I asked you! What are you doing?"
Cowok ini! Cowok yang semalam kulihat di kamarku. Setan!
"Kamu! Kamu yang semalam datang ke kamarku kan?"
"Bingo."
Sialan! Bukannya merasa bersalah cowok itu malah tersenyum semakin lebar. "Kamu pikir kamu lagi apa barusan? Hah?!" Aku mengepalkan tangan dan bersiap meninjunya.
Cowok itu dengan cekatan menangkap tinjuku dan malah menarikku dalam pelukannya. "I miss you, Gabriel!"
Aku mendorong badannya dan refleks menendang perutnya.
"Gab? Ini pacar kamu?"
Aku menoleh ke arah Misya, aku lupa ini masih di depan gerbang sekolah. Berarti—
Misya dan anak-anak cewek yang lainnya memandangku dan cowok yang tersungkur itu dengan tatapan aneh yang menurutku menjijikkan.
Sial, sial, sial!
Aku menarik tangan Misya dan segera berlari dari tempat itu.
"Tung-tunggu, Gab—"
"Gila, sumpah aku malu banget diliatin anak satu sekolah, buset tuh cowok kurang ajar, dia pikir dia siapa? Hemh—" aku mengacak-ngacak rambut frustasi.
"Maksudnya apa sih? Bisa jelaskan pelan-pelan? Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan. Tadi itu cowok kamu bukan?"
"Bukan!" Aku tidak sengaja membentak. "Itu dia, aku tidak kenal orang itu dan aneh banget deh, dia setan yang aku maksud. Dia yang semalam datang ke kamarku, dan tiba-tiba nyium bibir a—"
Misya menarik tangannya dan menekap mulut.
Aku mendadak panik. "Kenapa?" Aku menengok ke kanan, ke kiri, ke belakang, takut-takut kalau cowok itu membuntutiku.
"Tadi kamu bilang apa? Nyium? Di bibir kan? Tadi itu bukan yang pertama kalinya?"
Aku mengelus dada, merasa lega. Loh? "Ya ampun, Sya, jangan bikin kaget deh. Aku kira ada apa."
"Kamu pernah dicium sebelumnya, Gab? Di bibir? Sama cowok tadi? Serius?"
Aku meninju lengannya keras-keras. "Tolong jangan diungkit lagi deh, please."
Misya tidak membalasku. Hanya senyum-senyum sendiri.
"Waaa!"
Aku terlonjak kaget begitu melihat cowok aneh itu duduk di bangku Misya sebelah bangkuku ketika kami baru masuk ke dalam kelas.
"Mau apa kamu disini?"
Misya berdeham sedikit. "Tenang, aku bisa pindah kok." Setelah mengambil tas, dia kemudian berjalan ke bangku kosong paling belakang barisan ke tiga dari barisanku.
Aku baru akan protes saat Mr. Dan masuk ke dalam kelas, menyuruh kami duduk. Aku mengatupkan bibir dan duduk dengan kesal.
"PR musim panas silahkan kumpulkan ke depan."
Astaga! PR!
Aku mengacak-ngacak isi tasku mencari buku bersampul cokelat.
Aku lupa bawa buku PR! Matilah aku!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Archangel ✔
Fantasy⚠️ REVISION PROGRESS ⚠️ Berawal dari penciptaan manusia, Lucifer ditunjuk sebagai malaikat penguasa bumi. Setelah itu, manusia pertama diangkat sebagai dewa dan menjadi penghuni surga. Dewa agung atau disebut juga dewa utama dikenal sebagai dewa bum...