Gabriel #6

41 10 2
                                    

Aku melempar tas asal dan membuka pintu kaca yang menghadap ke arah balkon. "Hei, Luc, bagaimana caranya mengembalikan ingatanku?" Aku bersandar di teralis. Membiarkan angin malam mengacak rambutku.

"Aku tidak tau, orang itu hanya memin—"

"Orang itu?"

" —taku  membantumu, tapi tidak memberitahu caranya." Lanjutnya sambil mengikuti bersandar. Tangannya bergerak merapikan rambutku yang mungkin terlihat berantakan. "Coba ingatlah pelan-pelan, pasti ada cara yang hanya kamu yang bisa. Pasti kamu akan mengingat dimana kamu menyimpan ingatanmu sebelum kamu diturunkan ke bumi."

Aku memajukan bibir kesal. Lagi-lagi dia tidak menjawab setiap aku menanyakan siapa orang itu? Lucifer kadang tanpa sengaja menyebut kata orang itu, tapi tidak pernah menjelaskan siapa orang yang dimaksud. Apakah itu mungkin Nenekku?

Lucifer mengikuti arah pandanganku ke atas langit. Gerakan tangannya sudah berubah menjadi belaian di kepalaku.

"Aku berencana melakukan ritual malam sabbat." Suaranya lirih, terdengar seperti berbisik.

Ritual malam sabbat lagi. Aku tidak berani bertanya karena tidak ingin mengetahuinya. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang dan merasakan perasaan tidak enak saat mendengarnya.

Aku menoleh ke arah Lucifer yang sedang mendekatkan wajahnya ke wajahku ketika kabut hitam muncul dan sekelabat angin berputar di depan kami. Sesosok makhluk muncul. Penampilannya terlihat seperti Lucifer. Sepasang sayap hitam dan tanduk yang ada di kepalanya persis seperti Lucifer. Hanya saja giginya terlihat berbeda, bertaring.

Lucifer melihat kearahnya dan makhluk itu buru-buru bersujud. "Yang mulia."

Aku tersentak kaget mendengar sosok itu memanggil Lucifer dengan sebutan 'Yang Mulia'.

"Dantalion. Ada apa?"

Dantalion? Mr. Dan?

Aku menatap keduanya bergantian. "Heeehhh??!!"

Fallen Archangel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang