Gabriel #3

231 42 7
                                    

"Se-"

Lucifer mendekat, dan aku mundur beberapa langkah. Kakiku gemetar ketakutan dan kurasakan badanku menjadi limbung. Lucifer tiba-tiba sudah dibelakangku menangkap tubuhku yang terjatuh.

"SETAN!"

Aku terbangun dan melihat langit-langit kamarku yang terang. Mimpi? Aku menggigiti jari merasa cemas.

Sepi. Tidak ada orang di rumah.

"Mimpi kan yah? Pasti aku kecapekan karena semalam tidak bisa tidur. Hari ini ada anak baru yang ternyata kemarin masuk ke kamarku. Dicium anak baru di depan gerbang dan disangka pacaran sama orang-orang. Terus cowok aneh yang ternyata anak baru itu duduk di sebelahku dan terus-terusan liat aku. Terus aku lupa bawa PR dan dihukum Mr. Dan nganterin cowok itu keliling sekolah. Terus ngerjain PR berdua sampai sore. Terus ngosongin ruang kelas buat dipakai rapat festival sekolah. Terus tiba-tiba cowok aneh itu berubah jadi setan." Aku memukul jidat keras-keras. "Kok aku bisa mimpi seaneh itu yah? Hehehe." Aku cengar-cengir sendiri mendengar cerita bodoh dari mulutku sendiri. Seketika cengiranku menghilang dan digantikan ekspresi tercengang saat melihat seragam yang menempel di badanku. Loh?

Tok tok.....

Aku bergidik mendengar ketukan pintu.

"Si-siapa?"

Tidak ada jawaban.

"Mea?"

Masih tidak ada jawaban. Tidak mungkin Mea. Mea bilang hari ini Mea dan Pea pulang telat.

Aku menarik selimut sampai dagu. Kalau bukan Mea dan Pea, lalu itu siapa?

Gagang pintu berputar, seseorang mendorong pintu kamar agar terbuka.

Deg deg deg!

Cowok aneh itu masuk ke dalam kamar sambil tersenyum.

Aku refleks menutup tubuh dengan selimut dan memejamkan mata kuat-kuat. Salah liat! Salah liat! Tidak mungkin kan ada orang asing yang masuk kamarku? Salah liat!

Tiba-tiba aku teringat dengan penampilan cowok aneh itu saat di kelas. Sepasang sayap hitam di belakang punggung, sepasang tanduk yang mencuat di atas kepala, kuku jari tangan dan jari kaki yang memanjang. Penampilannya berubah. Cowok aneh itu tidak lagi memakai seragam sekolah.

Kalau dia beneran setan bukannya tidak mungkin dia masuk ke rumahku kan?

Dengan sangat pelan aku membuka selimut dan membuka mataku yang masih terpejam. Kosong. Tapi, pintu kamarku terbuka. Kemana cowok aneh itu? Bulu kudukku tiba-tiba berdiri.

"Gabriel."

"Aaaa...." Aku melompat dari atas kasur masih sambil memegangi selimut.

"Se-setan!"

"Iya."

Hah! Iya?

"Aku bawa makanan. Kamu bilang kamu lapar kan?"

Aku melirik nampan yang dia bawa. Asap mengepul dari atas mangkuk. Kemudian aku memegangi perut yang sejak tadi berbunyi. Saking takutnya sampai lupa kalau aku sedang lapar. Setidaknya aku harus makan untuk bertahan hidup!

Aku menerima mangkuk yang disodorkan cowok aneh itu, dan kembali duduk di atas kasur. Aku menyuapkan sendok ke mulutku dan mengecap rasanya.

"Wueekk...." Aku memuntahkan makanan itu ke atas nampan. "Apa ini?" Rasanya benar-benar aneh. Aku menenggak air putih sampai habis.

Fallen Archangel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang