Eve #1

196 34 1
                                    

Namaku Eve. Evangelion.

Menurut buku yang pernah kubaca, Evangelion adalah anak hasil perkawinan malaikat dan iblis yang diturunkan ke dunia manusia dan dibesarkan oleh seorang likan (manusia serigala). Menurut buku itu juga, Eve adalah exorcist pertama yang tinggal di dunia manusia untuk menjadi pemegang kunci gerbang dunia bawah.

Tapi tentu saja, itu hanya sejarah. Aku adalah anak Ayah dan Ibuku yang sekarang sedang berlibur di Alaska. Mungkin mereka memberiku nama yang sama karena menyukai cerita mitologis.

Aku pernah bertemu Ibuku waktu kecil dulu. Aku ingat wajahnya yang cantik, hanya saja aku belum melihat Ayahku. Tapi, Ayah pernah beberapa kali pulang ke rumah. Rumah yang kumaksudkan bukanlah rumah kami, tapi rumah teman Ayah. Aku dititipkan pada teman Ayahku sejak kecil dan sejak saat itu tidak pernah melihat Ibuku lagi.

Aku berhenti berjalan dan menengadah. Langit sudah gelap dan awan hitam mulai berkumpul diatas sana. Bogor memang memiliki curah hujan yang tinggi dan hampir setiap malam selalu turun hujan.

Aku mengeratkan mantelku dan memasukkan tangan ke dalam saku kemudian mulai berjalan. Aku tidak mau kehujanan lagi hari ini. Aku sudah sering kehujanan dan berkat itu sekarang aku jadi demam.

Hari ini aku tidak melihat Nagu, padahal ada yang ingin kutanyakan padanya.

Aku mendesah kemudian berjalan semakin cepat.

"Aku pulang." Kataku sambil membuka pintu pagar. Orang rumah hanya menengok sekilas padaku kemudian kembali melihat ke TV.

Setelah meletakkan sepatuku ke atas rak. Aku menaiki tangga menuju kamarku di lantai dua. Kamarku memang terpisah dari rumah utama. Jadi, aku tak perlu masuk ke dalam rumah untuk ke kamar. Di atas kamarku masih ada atap tempat Bibi Eunha menjemur pakaiannya.

Aku memasukkan kunci ke lubang pintu kemudian memutar gagangnya. Aku masuk dan menyalakan lampu, kemudian berjalan ke dapur dan membuka bungkusan mie. Perutku lapar. Setelah memasukkan air panas ke dalam cup, aku mengambil minum dari dalam kulkas dan duduk.

Aku mau baca buku. Dulu Ayahku bilang, aku persis Ibuku yang doyan baca buku, dan banyak ingin tau. Bahkan koleksi bukuku, hampir semua Ayah yang mengisinya.

Aku tidak punya poto mereka. Aku bahkan tidak memiliki kenangan apapun tentang mereka disini.

Ah! Udah mateng!

Aku melahap mie seperti orang kelaparan. Hari ini teman-teman memaksaku ikut kencan buta dan kami pergi karaoke. Karena itulah aku pulang telat.

Setelah kenyang aku mandi dan bersiap tidur. Aku membuka tirai dan melihat Ayahku sedang berdiri sambil memandangi bulan purnama.

Ayah!

Aku membuka pintu kaca balkon dan Ayah menengok kearahku. "Ayah? Kapan dateng?"

"Udah pulang?"

Aku memeluk Ayahku. "Ibu mana? Nggak ikut? Hari ini Ayah juga langsung pergi?"

Ayah mengangguk dan membalas pelukanku.

"Kita masuk. Diluar dingin."

Aku masuk dan membiarkan Ayahku menutup pintu kaca dan tirainya.

"Ayah udah makan? Mau Eve buatkan sesuatu?"

Ayah menggeleng dan tersenyum. Ayahku tidak berubah, masih saja tampan. Aku jadi ikut tersenyum melihatnya.

"Udah mau tidur yah? Ayah temenin sampe kamu tidur."

Aku merajuk. "Nggak mau, Ayah pasti bakalan pergi kalo aku tidur."

Ayah tertawa dan mengacak rambutku sayang. Dia duduk bersandar tembok dan menepuk-nepuk bantal. Isyarat menyuruhku tidur.

Fallen Archangel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang