Sesuai janjinya tadi, Keira duduk di pinggir lapangan futsal sekolah sambil meneguk minuman dinginnya. Sesekali ia berteriak ketika Kenzo sedang menggiring bola dan dihadang pemain lawan.
Priiiitttt.. Peluit panjang tanda permainan sudah setengah jalan itu pun membuat para pemain bernafas lega, akhirnya mereka bisa beristirahat sejenak.
"Nih minum"
"Makasih yaa"
"Lo ga bosen Kei?"
"Engga, kan nanti mau makan es krim" cengir Keira
"Ahh lu mah emang ada maunya"
"Biarin, wlee"
Kenzo mencubit hidung Keira gemas. "Oh iya smsin Bunda dong Kei, bilang gue lagi latihan futsal"
"Emang tadi pagi lo ga bilang?"
"Engga"
"Ken, ayo kita mulai lagi"ajak Andi teman Kenzo
"Gue kesana lagi yaa, jangan lupa bilangin Bundaa !!"
"Iyaaa"
"Yang main futsal siapa ya harus ijin siapa"
Keira mulai mengetikan kata demi kata di ponselnya dan langsung mengirimkannya kepada Bunda, alias calon mertua. Eh?
"Ekhm"
Keira menoleh tanpa berniat membalas dehaman seseorang tersebut.
"Hm, lo Keira kan? Anak 11 IPA 3? Kenalin, gue Samuel 11 Bahasa 2. Panggil aja Sam"
Lagi lagi Keira hanya menyunggingkan senyum tipisnya. Keira memang terkenal jutek jika berhadapan dengan orang baru. Tapi kalau sudah kenal, jangan harap telinga anda akan baik baik saja.
Samuel mengulurkan tangannya tanda perkenalan yang tak di gubris sama sekali oleh Keira. "Kok lo tau nama gue?"
"Hehe, sebenernya gue udah pengen kenalan sama lo dari awal masuk sekolah dulu. Tapi.."
"Tapi?"
"Gue kira lo udah punya pacar. Jadi gue mundur aja"
"Kenapa harus mundur? Kan niat lo temenan bukan mau pacaran"
"Yaa tapi sama aja Kei gak enak. Takut disangka gue PHO"
"Terus, kenapa lo sekarang mau kenalan sama gue?"
"Karena gue udah tau, ternyata kalian cuma temen" Samuel nyengir lebar.
"Gue sih pengennya lebih dari temen Sam" batin Keira.
"Ohh gitu"
"Lo lagi nunggu Kenzo ya?"
"Engga, gue lagi napas"
"Yaa maksud gue selain napas lah Ra"
"Ra?"
"Iyaa, gue manggil lo Ra gak papa kan?"
"Gak papa sih, cuma asing aja. Semua orang manggil gue Kei"
"Ya kan lo bukan kunci"
"Hahaha bener juga lo. Lo ngapain disini ? Kok belum pulang?"
"Tadi abis ngerjain tugas dulu di sekolah. Biasa memanfaatkan fasilitas"
"Wi-fi maksud lo?"
"Hehe, iya"
"Alahh bilang aja lo ga punya kuota"
"Tau aja lo"
Kenzo yang mendengar Keira tertawa bersama orang yang dia kenal langsung naik darah. Bagaimana dia tak mengenalnya. Secara dia adalah anak Osis yang bisanya cuma diem. Gak ada kerjanya sama sekali. Ngakunya sihh bakal berbakti pada sekolah dan organisasi, ehh taunya cuma terima jadi. Kenzo menendang bolanya keras keras sampai tercetak gol yang tak terduga.
"Goooolllll" teriak Keira heboh di pinggir lapangan sambil berjingkrak jingkrak ria.
Semua tim Kenzo langsung memeluknya, dan ternyata itu tadi menit menit terakhir dan membuat timnya menenangkan permainan. Berterima kasihlah pada emosinya kali ini.
"Gilaa, lo keren Ken. Bangga gue sama lo" puji Keira
"Heheh biasa, gue gitu loh"
"Dihh sombong. Gue tau kok penyebab lo nendang bolanya keras keras"
"Sumpah lo tau Kei?"
"Kenapa coba?"
"Lo pasti gitu karena biar lo menang terus nanti ujungnya lo minta traktir batagor pak masno depan komplek kan??? Hafal gue mah kelakuan lo"
"Heheh tuh lo tau"
"Ehh beneran?"
"Tadinya gue gamau minta traktiran karena lo ngomong gitu, jadi termotivasi dah gue"
"Kampret"
"Ehh Ken, kenalin dia Samuel"
"Tau"
"Hai Ken"
"Hm"
"Kalian saling kenal?"
"Iya Ra, kitaa..."
"Dia osis" potong Kenzo
Kenzo menggenggam tangan Keira."Yuk balik Kei, udah sore. Nanti keburu tutup tukang es krim nya"
"Ayok, ini yang gue tunggu. Duluan yaa Sam"
"Iya Ra, ati ati"
Mereka berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertautan. Keira mengerti kalo Kenzo sekarang sedang dalam mode M alias Marah. Sebenarnya dia tadi keceplosan pas mau bilang kalo penyebab Kenzo menendang bolanya keras adalah dirinya. Bukannya mau kepedean tapi faktanya gitu kok. Untung saja otaknya lagi encer.
"Ken"
"Apa?"
"Lo bawa jaket?"
"Oh iya bawa. Nih pake"
Keira mengambil jaket Kenzo dan menutupi pahanya yang kemana mana. "Yuk jalan"
"Lo gak mau meluk gue Kei?"
"GAK !! Lo keringetan, bau"
"Yee keringet gue mah wangi kali"
"Bodo amat"
"Gue gak suka lo deket sama dia"
"Emangnya kenapa? Lo cemburu?"
"Iyalah,"
Kenzo langsung melajukan motornya dengan kecepatan rata rata menuju kedai es krim langganan mereka tanpa menjawab pertanyaan Keira. Banyak sekali yang mereka bincangkan disana. Mulai dari hal yang penting dan tak penting sekalipun. Untung saja cuaca cerah hari ini.
Tanpa mereka ketahui, sepasang mata mengikuti mereka sejak tadi dan pandangannya terkunci pada dua orang yang sedang duduk berhadapan di kedai es krim. Tatapan iri tergambar dengan jelas di sana.
'Lo harus jadi milik gue Keira'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Friend [SELESAI]
Teen Fiction"Ken, balikin hp guee" "Engga, sebelum gue hapus foto aib gue di hp lo" teriak Kenzo sambil mengangkat hpnya tinggi tinggi. "Jangan, biar gue bisa ngebully lo pas ulang tahun" "Emang lo tau kapan ulang tahun gue?" "Heloo, kita udah 15 tahun temenan...